TRIBUNNEWS.COM - Kompetisi Liga 1 2020 dipastikan kembali bergulir pada 1 Oktober mendatang.
Rencana ini menjadin polemik dan memunculkan kekhawatiran banyak pihak termasuk Gugus Tugas Covid-19.
Ketua Gugus Tugas Covid-19, Doni Monardo, mengatakan fanastisme pecinta sepak bola di Indonesia menjadi kekhawatirannya apabila Liga 1 2020 kembali dilanjutkan.
Doni Monardo khawatir suporter akan tetap datang ke stadion walaupun nantinya lanjutan Liga 1 bakal digelar tanpa penonton.
Baca: Sikap Persipura Soal Lanjutan Liga 1 2020: Siapa yang Jamin Kalau Penonton Masuk ke Lapangan?
Seperti diketahui, PT Liga Indonesia Baru dan PSSI sepakat Liga 1 2020 dilanjutan 1 Oktober mendatang dan berakhir 28 Februari 2021.
Baca: Anggap PT LIB dan PSSI Tak Bisa Jawab Keresahan, Persebaya Protes Lewat Diam
Dengan dipastikan itu kompetisi bakal berlangsung di tengah pandemi virus corona (Covid-19).
Memang dengan keputusan tersebut PT LIB dan PSSI memberikan beberapa poin yang harus diterapkan oleh masing-masing klub peserta.
Baca: Polemik Liga 1 2020, Bhayangkara FC Manut PSSI Soal Kelanjutan Kompetisi
Dari poin kompetisi bakal berpusat di Pulau Jawa, hingga keputusan Liga 1 digelar tanpa adanya penonton.
Menanggapi hal itu Doni Monardo mengatakan bahwa ia paham betul sebenarnya pemasukan terbesar dari sepak bola Indonesia itu berasal dari penonton.
Tetapi dengan adanya pandemi ini tentu tak akan mudah.
Sehingga ia berharap penonton tidak usah datang ke stadion.
Walaupun ia mengakui fanatisme sepak bola Tanah Air sangat luar biasa.
Oleh karena itu ia mengaku khawatir dengan kabar dilanjutkannya Liga 1 2020.
“Pemasukan tim bola kita memang paling besar dari penonton. Walaupun nanti penonton dibatasi siapa yang menjamin? Tidak ada yang nekat nonton,” kata Doni Monardo kepada wartawan, Selasa (14/7/2020).
“Fanatisme sepak bola itu luar biasa, ada saja nanti dari daerah yang datang itu yang saya khawatirkan,” ucapnya.
Selain itu, Doni mengatakan jika Liga 1 dipaksa tetap lanjut dan apabila ada yang positif terkena virus corona, tentu saja itu akan sangat merugi baik untuk pemain ataupun PSSI.
Apalagi sampai saat ini beberapa daerah masih dalam zona merah.
“Jadi persyaratannya sangat ketat. Kalau semua sudah dipenuhi protokol kesehatan, penyelenggara bisa persentasi betul,” katanya.
“Mereka juga bisa melakukan seperti di Eropa yang sudah jalan, baru kami bisa beri rekomendasi. Itupun kalau tidak bahaya, kasihan kan nanti kalau masih bahaya,” ujar Doni.
Dengan itu, Doni berharap para pecinta sepak bola Indonesia bisa bersabar dulu untuk tidak datang ke stadion mendukung tim kesayangannya.
“Satu saja ada yang positif, seperti OTG (Orang Tanpa Gelaja) itu bisa menular ke yang lain. Sayang nanti. Jadi sabar saja dulu. Kalau tidak sabar ya persyaratannya sangat ketat,” tutur Doni.