News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Liga 1

Liku-liku Karier Makan Konate: Andai Libya Tak Perang, Mungkin Dia Tak ke Indonesia

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Makan Konate melakukan selebrasi setelah mencetak gol ke gawang madura United, Jumat (14/2/2020).

 

TRIBUNNEWS.COM - Makan Konate merupakan satu di antara pemain asing yang punya prestasi mengilap di pesepakbolaan Indonesia.

Di balik pencapaian gemilangnya, gelandang terbaik Liga 1 2019 itu punya liku-liku karier bak petualangan di sejumlah negara.

Mungkin jika tidak ada perang, Makan Konate sepertinya tak akan berkarier di persepakbolaan Tanah Air.

Baca: Curhatan Kapten Persebaya Makan Konate yang Tak Bisa Pulang karena Negaranya Di-Lockdown

Baca: Rapor Para Pemain Asing yang Jadi Kapten Tim di Liga 1 2020: Makan Konate Belum Bertuah di Persebaya

Ekspresi Makan Konate, gelandang asing Persebaya seusai gagal eksekusi penalti di Stadion Gelora Bangkalan, Rabu (12/2/2020). (SURYAMALANG.COM/Sugiharto)

Sebelum ke Indonesia, Makan Konate sempat berkarier dengan bergabung bersama klub asal Mali, Stade Mallien, pada musim 2008-2010.

Memasuki usia 19 tahun, Makan Konate mendapatkan tawaran untuk berkarier di Libya pada musim 2011.

Pemain berposisi gelandang serang itu sepakat bergabung bersama klub Al Akhdar SC.

Pertualangannya yang baru dimulai itu di Libya harus berakhir dengan cepat.

Alasannya karena saat itu di Libya tengah terjadi perperangan yang membuat Makan Konate memutuskan keluar. 

Perang Saudara Libya 2011 adalah konflik yang merupakan bagian dari Musim Semi Arab.

Baca Juga: Tiga Pemain Asing Persib Bandung Baru Bisa Bergabung Akhir Juli

Perang ini diawali oleh unjuk rasa di Benghazi pada 15 Februari 2011 untuk menuntut mundur pemimpin Libya, Muammar al-Qaddafi, yang sudah lama berkuasa.

Bersama Al Akhdar SC, Makan Konate hanya bermain 11 kali dengan mencetak dua gol.

Makan Konate akhirnya memutuskan kembali ke negara asalnya, Mali.

SUCI RAHAYU/BOLASPORT.COM
Makan Konate.
Di Mali, Makan Konate terus berlatih hingga akhirnya bertemu dengan salah satu agen yang membawanya ke Indonesia.

"Waktu saya bermain di Libya, di sana ada perang yang membuat kompetisi berhenti," kata Makan Konate dalam channel YouTube Hanif dan Rendy Show seperti dilihat BolaSport.com.

"Akhirnya saya pulang ke Afrika. Saya latihan di sana selama tiga bulan. Lalu saya ditawarkan oleh agen saya Mamadou. Saya pun akhirnya kerjasama dengan dia," ucap pemain yang identik dengan nomor punggung 10 itu.

OfficialPersebaya/Jonathanyohvinno
Kapten Persebaya Surabaya, Makan Konate, melakukan selebrasi setelah mencetak gol ke gawang Madura United pada ajang Piala Gubernur Jatim 2020.
Makan Konate harus menunggu satu tahun untuk bisa melanjutkan perjalanannya di dunia sepak bola.

Ia pun dicarikan klub sepak bola asal Indonesia oleh agennya tersebut.

"Agen saya bilang, ia bisa mencarikan klub di Indonesia."

"Pertama saya dengar Indonesia, saya tanya ke agen, Indonesia itu daerah mana," ucap Makan Konate.

Pertualangan Makan Konate di persepakbolaan Indonesia akhirnya dimulai pada 2012.

Makan Konate bergabung bersama PSPS Pekanbaru selama setengah musim.

Pada putaran kedua, Makan Konate pindah ke Barito Putera.

Total 12 gol dicetak Makan Konate dari 30 pertandingan yang dimainkan saat membela PSPS Pekanbaru dan Barito Putera.

MOCHAMMAD HARY PRASETYA/BOLASPORT.COM
Agen Makan Konate, Moctar
Permainannya yang gemilang membuat Persib Bandung tertarik mendapatkan tanda tangannya.

Pada musim 2014, Makan Konate sepak bergabung dengan Maung Bandung.

Baca: Persebaya Vs Persipura: Gurauan Jacksen F Tiago Soal Makan Konate, Pemain Asing Kami Juga Makan

Di musim pertamanya itu, Makan Konate mampu membawa Persib Bandung meraih gelar juara Liga Indonesia 2014.

Pada musim 2015, Makan Konate juga mempersembahkan juara Piala Presiden ke klub kebanggaan Jawa Barat tersebut.

stefanusarn
Makan Konate, T-TEAM
Kesuksesannya di Indonesia membuat Makan Konate memutuskan untuk pindah ke Malaysia.

Ia diajak oleh pelatih Rahmad Darmawan untuk bergabung bersama klub kasta kedua, T-Team.

Alasan Makan Konate pindah saat itu karena FIFA tengah menghukum Indonesia.

Sehingga PSSI tidak bisa menggulirkan kompetisi sepak bola pada musim 2015.

HERKA YANIS/BOLASPORT.COM
Makan Konate dan M. Ridwan, saat masih membela Persib Bandung menghadapi New Radiant di Piala AFC 2015.
Perjalanan Makan Konate di Malaysia tidak mulus karena mendapatkan cedera yang cukup parah sehingga harus absen selama satu musim.

Ia memutuskan kembali ke Indonesia pada 2018 dengan bergabung bersama Sriwijaya FC.

Permainan Makan Konate bersama Sriwijaya FC hanya setengah musim karena klub asal Palembang itu tak lagi mampu membayar gaji pemain.

Makan Konate akhirnya pindah ke Arema FC pada pertengahan musim kedua Liga 1 2018.

Satu setengah musim di Singo Edan, Makan Konate memutuskan pindah ke rival Arema FC, Persebaya Surabaya, pada tahun 2020.

Perjalanan Makan Konate bersama Persebaya Surabaya terpaksa tertunda akibat pandemi Covid-19 di seluruh belahan dunia termasuk Indonesia.

japrit
Aksi striker Sriwijaya FC, Makan Konate, saat melawan Madura United pada pekan ketiga Liga 1 di Stad
Namun begitu, Makan Konate tetap akan menjadi bagian Persebaya Surabaya.

Sebab, kompetisi Liga 1 2020 akan kembali dilanjutkan pada 1 Oktober mendatang.

"Alhamdulillah saya betah di Indonesia ya banyak teman dan kenangan di Indonesia."

"Saya suka Indonesia juga negaranya muslim. Masyarakatnya baik-baik juga, saya tidak pernah punya masalah dengan klub dan manajemennya baik-baik. Indonesia itu negaranya baik dan luar biasa," tutup Makan Konate.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini