Real Madrid menyelesaikan musim 2018-2019 di peringkat ketiga dengan menelan 12 kekalahan dan hanya meraup 68 poin, terpaut 19 dari Barcelona sang juara.
Beberapa pandit mengutarakan bahwa Zidane tak sepatutnya kembali.
Peruntungan Real Madrid di bursa musim itu pun buruk dengan Thibaut Courtois, Alvaro Odriozola, Mariano Diaz, serta Brahim Diaz tak bisa menjustifikasi nilai transfer mereka masing-masing.
Melihat ini, Zidane langsung mengadakan revolusi di skuad Madrid.
Eden Hazard, Luka Jovic, Eder Militao, Ferland Mendy, Rodrygo, dan Alphonse Areola datang dengan banderol melebihi 300 juta euro pada bursa musim panas 2019.
Madrid juga melakukan investasi jangka panjang dengan mendatangkan mantan bintang akademi Barcelona, Takefusa Kubo, dari FC Tokyo.
Akan tetapi, start dan paruh pertama musim 2019-2020 tak berjalan mulus bagi Zidane serta Real Madrid.
Kendati berhasil memenangi Piala Super Spanyol pada Januari 2020, performa Real Madrid di liga tak konsisten.
Madrid bermain seri dua kali dari tiga laga pertama musim, kontra Valaldolid dan Villarreal. Inkonsistensi itu pun berlanjut pada paruh pertama kompetisi termasuk ketika Serigio Ramos dkk ditahan Athletic Bilbao 0-0 di Santiago Bernabeu pada 23 Desember dan Celta Vigo 2-2 pada medio Maret.
Pembelian termahal klub pada musim panas itu, Eden Hazard, harus menepi karena cedera. Zidane juga menghadapi situasi tak menentu dengan nama-nama besar di ruang ganti, Gareth Bale serta James Rodriguez.
Baca: Eden Hazard Panen Pujian setelah Bawa Real Madrid Menang atas Eibar di Liga Spanyol
Madrid menelan kekalahan saat menghadapi Mallorca, Levante, dan Real Betis. Kekalahan 1-2 kontra Real Betis pada 9 Maret tersebut ternyata menjadi partai terakhir Real Madrid sebelum LaLiga hiatus karena pandemi virus corona.
Para pemain Madrid menjalani karantina mandiri setelah salah satu pemain tim basket mereka positif terpapar virus corona.
Real Madrid tertinggal dua poin di belakang Barcelona dengan 11 laga tersisa saat kompetisi Liga Spanyol dihentikan sementara.
Para pemain Madrid melewati tiga bulan dengan ketidakpastian mengenai kelanjutan kompetisi, termasuk skenario melihat Barcelona dihadiahi gelar juara apabila Liga Spanyol tak dapat dilanjutkan karena pandemi.