Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Herman Dzumafo, merupakan pesepakbola kawakan yang telah malang melintang bermain di klub-klub Liga Sepakbola Indonesia.
Kualitas permainannya di lini depan membuat pemain kelahiran Kamerun itu pernah menghuni klub-klub ternama di Indonesia antara lain Arema FC, Persib Bandung, Sriwijaya FC, Mitra Kukar, PSPS Riau dan sekarang menjadi bagian Bhayangkara FC.
Pria 40 tahun yang kini telah menjadi warga Indonesia itu memberikan tips bagaimana menjadi penyerang atau striker yang bagus.
Baca: Herman Dzumafo Berharap Liga 1 Tak Bernasib Sama Seperti Liga Amerika MLS
“Seorang striker itu butuh ketajaman ya di depan gawang, harus konsisten. Karena kalau striker kalau tidak konsisten itu susah untuk tim, susah banget,” kata Herman saat ditemui di Stadion PTIK, Jakarta, Jumat (17/7/2020).
“Oke, kalau tidak tajam tapi dalam permainan itu dia harus bisa membantu tim. Misalnya setiap tahun harus targetkan 10 gol sudah cukup untuk satu musim, kalau tidak bisa juga ya assist harus bagus,” sambungnya.
Seiring perkembangan ilmu tentang sepakbola, Dzumafo membeberkan saat ini seorang pemain juga harus bisa menyesuaikan gaya melatih pelatih.
Begitu juga dengan pemain depan yang harus bisa menguasai gaya permainan entah itu menjadi striker murni atau sekadar menjadi tembok atau pantulan.
“Kalau saya tergantung pelatih, kan setiap pelatih punya gaya masing-masing. Ada pelatih yang butuh bomber, tembok, jadi saya selalu ikuti seperti apa arahan pelatih,” kata pemain yang pernah meraih top skor di Liga Indonesia 2008/2009 tersebut.
‘Sekarang ini pemain bola dituntut harus bisa ikutin pelatih, bukan pelatih yang menyesuaikan gaya permainan kita,” katanya.