TRIBUNNEWS.COM - Presentase kemenangan AC Milan terbilang sangat besar ketika Zlatan Ibrahimovic turun bermain.
Namun beda cerita ketika pemain asal Swedia itu tidak bermain kala AC Milan melakoni pertandingan.
Praktis, rasio gol mupun kemenangan Rossoneri mengalami penurunan drastis.
Baca: Disodori Kontrak Anyar, Zlatan Ibrahimovic Bakal Berseragam AC Milan hingga Usia 40 Tahun
Baca: 4 Fakta Menarik Pesta Gol AC Milan atas Sampdoria: Soal Liga Europa & Catatan Kaka yang Terulang
Tak bisa dipungkiri kembali bahwa Zlatan Ibrahimovic menjadi satu di antara pemain kunci kebangkitan AC Milan.
Selain peran pelatih, nama Ibrahimovic bisa dikatakan menjadi faktor utama atas tren menanjak yang dimiliki oleh tim berjuluk Il Diavolo Rosso itu.
King Zlatan bergabung dengan AC Milan pada bursa transfer Januari lalu.
Saat itu AC Milan dalam kondisi limbung pasca diambil alih Stefano Pioli dari tangan Marco Giampaolo.
Kurang gregetnya lini depan dan bermasalahnya lini pertahanan membuat Pioli membuat gebrakan kala itu.
Salah satunya ialah mendatangkan Zlatan Ibrahimovic.
Lalu apa yang menjadi pertimbangan dari Stefano Pioli mendatangkan pemain yang telah berusai lanjut?
Tentu jawabannya ialah mentalitas dan DNA juara yang dimiliki.
Kedua faktor tersebut dimiliki secara utuh oleh mantan pemain Inter Milan itu.
Bukan menjadi rahasia lagi, setiap klub yang diperkuat oleh Zlatan Ibrahimovic pasti menjadi kampiun, kecuali Liga Champions.
Di antaranya ialah Juventus, Inter Milan, Barcelona, Manchester United hingga paris Saint-Germain (PSG).