TRIBUNNEWS.COM - Hubungan Inter Milan dengan pelatihnya, Antonio Conte, dikabarkan menjadi tak harmonis seusai gagal menjadi juara Liga Italia 2019-2020.
Begitu perjalanan Inter Milan di Liga Italia 2019-2020 tuntas, Antonio Conte malah menyerang manajemen I Nerazzurri kendati dia lumayan sukses membawa tim finis di peringkat 2 klasemen.
Antonio Conte menyebut manajemen Inter Milan tidak cukup menghargai upayanya dan para pemain, juga tidak cukup melindungi tim saat sedang diserang kritik dari publik dan media.
"Saya bisa menjadi sasaran tembak di tahun pertama, tetapi kalau Anda tidak belajar dan terus melakukan kesalahan yang sama, itu gila," kata Conte seperti dikutip Bolasport.com dari Calciomercato.
Baca: Antonio Conte Akui Napoli Tim Kuat dan Selalu Sulitkan Juventus, Tapi Inter Milan Tampil Solid
Media Italia mencoba mencari tahu apa yang menjadi alasan kemarahan Conte dan kata-kata sang pelatih berikutnya memberikan sedikit titik terang.
"Saya tempo hari melihat wawancara Luciano Spalletti di Inter Milan pada 2017. Kita sekarang di tahun 2020 dan tidak ada yang berubah."
Wawancara Luciano Spalletti yang dimaksud Conte adalah soal keluhan sang pelatih bahwa ada "mata-mata" di ruang ganti Inter Milan.
Spalletti mengklaim ada anggota klub yang secara konstan membocorkan informasi yang seharusnya hanya menjadi konsumsi internal.
Kepada Sempre Inter, jurnalis Paolo Condo menyatakan Conte hanya menegaskan fakta-fakta yang sudah menjadi masalah klasik di Inter Milan.
"Conte menegaskan kasus Brozovic tidak akan pernah terjadi di Turin," kata Condo.
Beberapa waktu lalu gelandang Inter Milan, Marcelo Brozovic, membuat masalah di rumah sakit Milan.
Dia marah-marah kepada dokter dan perawat, memaksa mereka merawat temannya yang mengalami cedera ringan di kaki.
Baca: Hasil Liga Italia, Gagal Runtuhkan Dominasi Juventus, Antonio Conte Harap Inter Milan Berbenah
Inter Milan kemudian menjatuhkan hukuman denda 100 ribu euro kepada Brozovic, juga karena sebelumnya dia ditangkap polisi karena mengemudi dalam keadaan mabuk.
Menurut Condo, kalau terjadi di Juventus, kabar tersebut tidak akan bocor kepada publik, tetapi di Inter Milan berita ini menyebar ke mana-mana.
Conte diyakini juga sedang meminta kekuasaan lebih banyak di Inter Milan.
Condo sekali lagi menekankan bahwa Conte mengkritik apa yang sudah terjadi di Inter Milan sejak lama.
"Seolah-olah ada 2 tim di Inter Milan, yang satu dipimpin Giuseppe Marotta dan yang lain tidak."
Marotta bergerak terpisah dari Conte dalam menentukan strategi Inter Milan di bursa transfer.
Keinginan Antonio Conte di bursa transfer banyak yang tidak dipenuhi Inter Milan, dalam hal ini Giuseppe Marotta sebagai direktur teknik.
Persoalan ini secara tersirat dikonfirmasi Conte dalam wawancaranya dengan DAZN.
Baca: Akhiri Liga Italia Sebagai Runner-up, Romelu Lukaku Percaya Inter Milan Menuju Arah Kebangkitan
"Hanya saya yang tahu apa yang harus saya lakukan untuk mendapatkan Romelu Lukaku. Hanya saya yang tahu..," katanya.
Pada bursa transfer Januari lalu, perselisihan ini terjadi lagi.
Conte meminta Arturo Vidal, tetapi yang datang Christian Eriksen.
Sikap Conte terus membangkucadangkan Eriksen adalah pernyataan kerasnya kepada Inter Milan bahwa pemain ini tidak dia butuhkan.
"Pengalaman memperlihatkan bahwa jika sebuah klub melakukan apa yang diminta Conte, klub itu menang. Dia sedang menggunakan strategi itu," kata Condo.
Kontrak Conte dengan Inter Milan masih berlaku sampai 2022.
Namun, menyusul pernyataan kerasnya ini, hubungan Conte dan Inter Milan diklaim sejumlah media sudah sulit diperbaiki.
Massimiliano Allegri dan Mauricio Pochettino sudah disebut-sebut bakal menggantikan Conte setelah hanya satu tahun di Inter Milan.