Pada 31 Agustus 2015, hari terakhir bursa transfer, kelanjutan kabar kepindahan David de Gea dari Manchester United ke Real Madrid menjadi hal yang paling ditunggu.
Kesepakatan antara kedua tim telah tercapai, namun mesin faksimili menggagalkan semuanya.
United dituding terlambat mengirim dokumen transfer ke Operator Liga Spanyol melalui mesin faksimili sebelum waktu tenggat.
Alhasil, harapan De Gea untuk berseragam Los Blancos harus ambyar.
“De Gea sangat terpengaruh (dengan kegagalan transfer) karena dia benar-benar ingin datang ke Madrid," ujar presiden Madrid, Florentino Perez.
"Pukul 13.30, United sudah memiliki surat kontrak. Kami mengirim kontrak untuk United pada 13.30 dan mereka butuh delapan jam sampai mengirim kembali dokumen itu,” tutur Perez menambahkan.
Baca Juga: Piala AFC 2020 - Bermain di Vietnam, Ini Harapan Pemain Bali United untuk Tuan Rumah
KARIM BENZEMA
Sayangnya, hal tersebut gagal terwujud karena hal sepele, yakni kontak mata.
Pada bursa musim panas 2008, Barca mengutus Txiki Begiristain selaku sekretaris teknik klub untuk bernegosiasi dengan Benzema.
Akan tetapi, perjanjian batal terealisasi karena Begiristain tak suka dengan kelakuan Benzema yang enggan menatap matanya saat berbincang.
Dia ragu striker asal Prancis itu bisa beradaptasi dengan para pemain Barcelona kelak.
MICHAEL ESSIEN
Performa eks gelandang Persib Bandung itu pun sukses memikat perhatian pihak klub.
Namun, pada akhirnya dia tak jadi bergabung karena terbentur oleh gaji.
Burnley punya kebijakan soal batas maksimal upah pemain yang direkrut dari trial, yakni 60 pounds (Rp 1,1 juta) per pekan.
Namun, pihak Essien meminta lebih dari nominal tersebut.
"Kebijakan klub tidak memungkinkan seorang pemain trial untuk dibayar lebih dari 60 pounds per pekan," tutur pemilik Burnley, Brendan Flood.