Tak hanya itu, saat pandemi Covid-19 merebak, Messi dan Barcelona juga sempat berselisih soal kebijakan pengurangan gaji pemain.
Banyak sumber di Spanyol saat itu menyebutkan bahwa Messi merasa tertekan ketika banyak orang di Barcelona yang disalahkan atas masalah yang sebenarnya bukan tanggung jawabnya.
Terakhir, kegagalan manajemen Barcelona memulangkan seorang Neymar diyakini menjadi sumber kekecewaan terbesar seorang Messi.
Hal itu cukup wajar mengingat Messi sangat mendambakan kehadiran Neymar untuk bisa sama-sama membawa Barcelona ke titik kejayaannya kembali.
Kepergian Neymar dari Barcelona ke Paris Saint-Germain pada tahun 2017 dianggap awal meredupnya sinar Barcelona utamnya dalam kancah sepak bola Eropa.
Baca: Dari AC Milan Hingga Man United, Klub-Klub Potensial Tujuan Luis Suarez Seusai Didepak Barcelona
Padahal kehadiran Neymar sempat membuat Messi merasakan indahnya permainan sepak bola dalam balutan jersey Barcelona.
Bersama Suarez dan Neymar, Messi memiliki kemitraan kuat membentuk trio lini depan mematikan Barcelona.
Raihan treble winner pada tahun 2015 menjadi bukti puncak dari daya magis trio penyerang Barcelona tersebut yang dulunya dikenal dengan singkatan MSN.
Baca: Peluang Manchester City hingga PSG Angkut Lionel Messi dari Barcelona: Guardiola Jadi Kunci
Alhasil Messi dikabarkan terus membujuk manajemen Barcelona untuk memulangkan Neymar ke Barcelona pada setiap kesempatan bursa transfer.
Namun, janji hanya sekedar janji, pihak manajemen Blaugrana dinilai tak serius untuk memulangkan Neymar.
Berbagai permasalahan itulah yang diyakini menjadi dasar keinginan Messi memutuskan ingin hengkang dari Barcelona pada musim ini.
Menarik untuk melihat bagaimana kelanjutan cerita masa depan Lionel Messi pada masa-masa mendatang, apakah ia bertahan bersama Barcelona atau hengkang ke klub lain?
(Tribunnews/Dwi Setiawan)