TRIBUNNEWS.COM - Gonjang-ganjing kepindahan Lionel Messi dari Barcelona menggelinding bak bola liar.
Beragam spekulasi muncul atas rumor tersebut, mulai dari penyebab gerahnya sang bintang hingga prediksi ke klub mana Messi akan berlabuh.
Begitu liarnya kabar sampai-sampai muncul spekulasi Messi akan bergabung dengan seteru abadi Barcelona, Real Madrid.
Baca: Ayah Lionel Messi Sebut Anaknya Sulit Bertahan di Barcelona: Belum Ada Apa-apa dengan Man City
Soal itu, gelandang Real Madrid, Toni Kroos, memberikan komentarnya soal kemungkinan Lionel Messi bergabung dengannya di Santiago Bernabeu.
Barcelona telah menggelar latihan perdana pada Senin (31/8/2020) kemarin.
Namun, dalam sesi latihan tersebut tidak tampak sosok kapten tim, Lionel Messi.
Hal tersebut pun semakin menguatkan kabar bahwa Messi akan segera pergi dari Barcelona.
Baca: Inter Milan Tutup Pintu Buat Lionel Messi, Kenapa?
Kabar Messi akan hengkang tentu sudah didengar oleh banyak orang, tak lepasnya pemain Real Madrid, Toni Kroos.
Usai mendengar kabar tersebut,Toni Kroos langsung memberikan pendapatnya tentang kemungkinan Messi bertahan.
Menurut Toni Kroos, kecil kemungkinan Messi akan bertahan di Spanyol, entah bersama Barcelona atau pun klub lain.
Baca: Cuma Dua Pemain Barcelona yang Terang-terangan Dukung Lionel Messi di Barcelona
Kroos berujar seperti itu karena menurutnya untuk bertahan di Spanyol dibutuhkan 'Cojones' istilah Spanyol yang berarti keberanian lebih.
"Untuk bertahan di Spanyol: Anda perlu cojones untuk itu," ujar Kroos seperti dikutip BolaSport.com dari SportBible.
"Saya pikir hampir tidak ada orang di dunia sepakbola yang bisa membayangkan Barcelona tanpa Messi," katanya menambahkan.
Baca: Lionel Messi Vs Barcelona: Dari Pemain Hingga Petinggi Blaugrana Terbelah Dua
Selain itu, Kroos juga memberikan penilaian soal kans Messi bergabung dengannya di Real Madrid.
Menurut gelandang berusia 30 tahun itu, kecil kemungkinan hal tersebut akan terjadi.
Pasalnya, Messi tidak akan pernah mau pindah ke Real Madrid menurut Kroos.
"Saya tidak berpikir dia akan datang ke Real Madrid, jika saya harus mengesampingkannya secara tegas," kata Kroos menambahkan.
Dicap Pengkhianat Terbesar
Keputusan Lionel Messi untuk meninggalkan Barcelona dianggap sebagai sebuah pengkhianatan besar.
Lionel Messi bersiap mengakhiri 16 tahun pengabdian untuk tim senior Barcelona.
Setelah mempersembahkan total 33 gelar buat raksasa Catalunya, kapten timnas Argentina itu terdorong untuk berganti seragam pada bursa transfer musim panas 2020.
Baca: 10 Insiden yang Bikin Lionel Messi Keki dan Bulat Mau Pergi dari Barcelona
Sang superstar disebut sudah mengajukan permohonan pergi dari klub dengan menggunakan klausul khusus dalam kontraknya.
Langkah tersebut direspons keras oleh jurnalis kawakan Spanyol, Edu Aguirre.
Dia menilai Messi tak sepantasnya pergi di saat Barcelona dalam kondisi bobrok.
Baca: Presiden Barcelona Bisa Dipenjara Jika Izinkan Lionel Messi Pergi Gratis
"Bagi saya, Messi melakukan pengkhianatan terbesar dalam sejarah sepak bola," kata Aguire seperti dikutip BolaSport.com dari Marca.
"Messi meninggalkan kapal ketika tenggelam. Dia seharusnya tidak pergi," ucap Aguire menambahkan.
Baca Juga: Kontrak di WWE Habis, ke Mana Tujuan Brock Lesnar Selanjutnya?
Messi sendiri masih sibuk bertarung dengan Barcelona terkait masalah kontrak.
Pihak Messi menilai klausul pelepasan senilai 700 juta euro (Rp 12, 2 triliun) yang tercantum di kontraknya sudah tidak berlaku terhitung akhir Agustus 2020.
Dengan demikian, kapten timnas Argentina itu bisa dibeli klub lain dengan harga jauh lebih rendah atau bahkan gratis.
Di sisi lain, pihak Barcelona bersikeras klausul pelepasan tersebut masih berlaku.
Pihak Blaugrana tetap berpegang teguh pada kontrak yang menyebutkan Messi tak bisa dilepas secara bebas karena baru mengajukan pemberitahuan pada Agustus.
Klub menilai batas akhir pengajuan pindah itu tetap pada bulan Juni sesuai kontrak awal.
10 Hal Bikin Keki Messi
Tekad Lionel Messi tinggalkan Barcelona sudah bulat karena menjadi kulminasi dari kekecewaan sang bintang terhadap klub yang membesarkannya itu.
Mangkirnya Lionel Messi dari tes Covid-19 pada akhir pekan kemarin hanya salah satu cara mengekspresikan keinginan teguh untuk meninggalkan Barcelona.
Niat superstar Argentina itu untuk angkat kaki merupakan imbas sederet kejadian yang bikin dia keki.
Baca: Sepupu Lionel Messi Bicara Soal Kegundahan Sang Bintang di Barcelona
Alasan Messi pergi mencakup dari sisi hukum dan buruknya performa tim.
Berikut 10 alasan yang dijabarkan Marca, seperti dikutip BolaSport.com.
1. Beda interpretasi mengenai tenggat pengajuan permintaan pindah antara pihak Messi dan Barcelona.
Messi menilai dirinya masih bisa meminta pergi pada Agustus 2020, sedangkan klub menganggap itu kedaluwarsa karena seharusnya diajukan dengan deadline pada 10 Juni.
Baca Juga: Klausul Nomor 24, Senjata Sakti Lionel Messi untuk Tinggalkan Barcelona
Baca Juga: BREAKING NEWS - Pernyataan Resmi La Liga: Klausul Lionel Messi Masih Berlaku
2. Tak ada klausul pelepasan 700 juta euro dalam tahun terakhir kontraknya di Barcelona. Namun, klub menganggap itu tetap valid.
3. Dalam beberapa kesempatan interviu, Presiden Josep Bartomeu bilang Messi bisa pergi kapan pun dia mau. Kenyataannya, sikap Bartomeu sebaliknya.
4. Proyek Barcelona dinilai Messi tidak ambisius. Dia tak yakin dengan masa depan tim.
Harapan klub untuk menang seringkali dibebankan kepada Messi seorang. Apalagi, terbukti tak satu pun trofi diraih Barca akhir musim lalu.
5. Messi tidak suka dengan waktu dan cara klub memecat Ernesto Valverde.
7. Hubungan buruk dengan figur penting di klub seperti Direktur Eric Abidal, yang menyalahkan sejumlah pemain atas pemecatan Valverde.
8. Messi merasa opininya mengenai beberapa hal tidak didengarkan orang-orang di klub.
Baca Juga: Bukan Ronaldo dan Messi, Juventus Bakal Punya Duet Ronaldo dan Suarez?
9. Messi berpikir ini akhir sebuah era di Barcelona. Dia setuju dengan keinginan Gerard Pique agar para pemain senior menyingkir dan membuka jalan buat pemain-pemain yang lebih muda untuk masuk memperkuat tim.
10. Messi tak mau dia keluarganya kembali menjadi target skandal medsos Barcelona, di mana klub dikabarkan membayar sebuah perusahaan untuk melakukan kampanye negatif dengan menyerang sejumlah orang penting di Barca, termasuk Messi sendiri.