News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Liga Inggris

Analsis Performa Chelsea di Liga Inggris, Kedatangan Thiago Silva Bukan Jawaban, Tugas Berat Lampard

Penulis: Gigih
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Masalah transisi dari menyerang ke bertahan Chelsea masih belum bisa diselesaikan Frank Lampard, meskipun mendatangkan Thiago SilvaAdam Davy / POOL / AFP

TRIBUNNEWS.COM - Musim ini, Chelsea cukup argresif di bursa transfer dengan mendatangkan sejumlah pemain yang vital di posisinya masing-masing.

Mulai dari penyerang Kai Havertz, Timo Werner, fullback Ben Chilwell, dan juga pemain senior, Thiago Silva, merapat ke Stamford Bridge.

Tetapi, kedatangan pemain tersebut nampaknya tidak menyelesaikan masalah utama Chelsea di Liga Inggris musim lalu.

Baca: Jelang Hadapi Fulham di Pekan Perdana Liga Inggris, Arsenal Ubah Jabatan Mikel Arteta

Baca: Deretan Peman Anyar Chelsea Dihantam Cedera, Hanya Timo Werner yang Siap Diturunkan Lampard

Baca: Mengulas Formasi Chelsea di Pekan Perdana Liga Inggris: Panasanya Persaingan Kai Havertz-Mason Mount

Chelsea menutup kampanye Liga Inggris musim 2019/2020 dengan cukup baik.

Musim pertama di bawah Frank Lampard, The Blues sukses menempati peringkat keempat dan melaju ke babak Perempat Final Liga Champions sebelum dihajar Bayern Munchen secara agregat.

The Blues memang sangat menjanjikan musim lalu, mengandalkan sejumlah pemain muda seperti Mason Mount, Fikayo Tomori dan dipadukan pemain senior seperti Azpilicueta atau Marcos Alonso.

Membuka laga musim lalu dengan kekelahan mengeceawakan dari Manchester United dengan skor 4-0, The Blues bangkit dengan menyajikan penampilan nan atraktif di lapangan.

Bermain menyerang menjadi identitas Chelsea di bawah asuhan Frank Lampard.

Hasilnya, musim lalu mereka mencetak 69 gol, terbanyak kedua di bawah Manchester City (102 gol) dan Liverpool (85 gol).

Chelsea juga menjadi salah satu tim yang terbaik di Liga Inggris.

Mereka hanya kalah dari Manchester City dalam urusan menciptakan peluang di depan gawang.

Musim ini, Lampard tidak puas dengan lini depan mereka, yang musim lalu, memang cukup kesulitan menghadapi tim yang bermain bertahan.

Mengandalkan Michy Batshuayi, Tammy Abraham dan Olivier Giroud, nyatanya tidak memuaskan Frank Lampard meskipun jumlah gol Chelsea cukup banyak.

Untuk itu, The blues mendatangkan 3 penyerang sekaligus, yakni Kai Havertz, Timo Werner, Hakim Ziyech yang akan bekerja sama dengan nama-nama seperti Mason Mount, Callum Hudson-Odoi dan juga Christian Pulisic.

Chelsea juga berbenah di lini belakang, Thiago Silva didatangkan dari PSG secara gratis, juga mendatangkan Malang Sarr dari OGC Nice dengan cuma-cuma.

The Blues seolah tanpa celah dari lini depan hingga belakang dan bisa menjadi pesaing untuk gelar juara Liga Inggris musim depan.

Baca: Mengenal Calon Kiper Baru Chelsea yang Nyaris Tinggalkan Dunia Sepak Bola

Baca: Jelang Hadapi Fulham di Pekan Perdana Liga Inggris, Arsenal Ubah Jabatan Mikel Arteta

Atau benarkah demikian?

Jonathan Wilson dari The Guardian, menjelaskan satu kelemahan Chelsea yang musim ini belum terselesaikan dengan datangnya pemain-pemain tersebut, yaitu transisi dari menyerang ke bertahan.

Musim lalu, Chelsea kebobolan sebanyak 54 gol, dilansir dari WhoScored, 26 gol diantaranya adalah hasil serangan balik cepat.

Lalu 54 gol yang bersarang adalah catatan buruk Lampard musim lalu.

Jumlah gol yang sama dengan Brighton and Hove yang berada di peringkat 15 dan diantara tim 10 besar, Chelsea adalah tim dengan jumlah kebobolan terbanyak.

Benar, Chelsea mendatangkan Thiago Silva, Malang Sarr dan juga Ben Chillwell, tetapi kelemahan Chelsea ada di transisi bukan penempatan posisi.

Masih teringat bagaimana 4 gol yang bersarang ke gawang Chelsea dalam laga menghadapi Manchester United, 3 diantaranya merupakan serangan balik cepat yang dinisiasi oleh Marcus Rashford, Daniel James dan juga Martial, ketiganya sukses membuat lini belakang Chelsea kelimpungan.

Atau gol Yamorlenko yang membuat Chelsea harus kalah 2-3 dari West Ham dalam laga krusial perebutan peringkat ketiga dari Manchester United, di mana saat itu, pemain asal ukraina tersebut memanfaatkan keterlambatan Chelsea mengantisipasi serangan balik.

The Blues masih akan menggunakan skema dengan pakem menyerang 4-3-3 atau 4-4-2, dengan 1 gelandang holding, N’Golo Kante, disinlah salah satu kelemahan Chelsea.

Ketika mengantisipasi serangan balik, Chelsea minim pemain yang bisa memotong aliran bola, apabila Kante absen, akan sangat berpengaruh bagi pertahanan Chelsea.

Sorotan terbesar ada dalam Kepa Arrizabalaga yang dianggap biang keladi banyaknya angka kebobolan Chelsea.

Dirinya dianggap lamban dan tidak memiliki reflek yang cepat.

Kepa masih sangat muda untuk menjadi penjaga gawang utama di tim sebesar Chelsea dan ia membutuhkan sosok pemimpin.

Kasus Kepa sejatinya mirip dengan awal kedatangan David de Gea yang membutuhkan adaptasi di awal kedatangannya.

Masalah kepemimpinan di lini belakang mungkin teratasi dengan datangnya Thiago Silva, tetapi untuk masalah transisi menyerang ke bertahan.

Frank Lampard harus memutar otak dan mencari solusi, karena jika tidak, bisa jadi angka kebobolan The Blues musim ini akan semakin besar.

(Tribunnews.com/Gigih)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini