Laporan Reporter WARTAKPTALIVE.COM, Rafsanzani Simanjorang
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pandemi Covid-19 mengubah sistem kompetisi sepak bola Indonesia terutama Liga 1 Indonesia.
Penghapusan zona degradasi menjadi salah satu poin yang menuai banyak komentar pecinta sepak bola.
Meski sudah ditetapkan, penghapusan zona degradasi tetap hangat untuk dibahas karena situasi kasus positif Covid-19 yang kian meningkat, dan belum diketahui kapan akan berakhir.
Lantas, jika kasus Covid-19 tetap ada tahun 2021, bagaimana dengan sistem peniadaan zona degradasi?
Whesley Hutagalung pun angkat bicara soal zona degradasi. Pengamat sepak bola ini mengatakan kondisi ideal sebuah kompetisi sepak bola adalah penerapan zona degradasi.
Namun, saat ini kondisi sepak bola tidak ideal, sehingga sistem dapat diubah untuk menyesuaikan situasi.
"Sekarang ini yang pasti di era pandemi adalah ketidakpastian. Kita tidak tahu apakah sudah ditemukan vaksin Covid-19, kita tidak tahu apakah jika kita memulai Liga nantinya apakah akan membuat claster baru di stadion. Tidak mudah membuat aturan yang memuaskan semua pihak," ujar Whesley, Selasa (15/9/2020).
Menurutnya, dalam kondisi pandemi Covid-19, keselamatan lah yang paling utama.
Whesley mengatakan, dilanjutkannya kompetisi Oktober mendatang menjadi latar belakang yang penting sebelum merumuskan sistem kompetisi di musim depan.
"Indonesia belum bisa meniru sepak bola luar negeri dimana sebagian penonton sudah bisa hadir ke stadion. Saat ini angka kasus Covid-19 masih tinggi. Dan lanjutan kompetisi nanti menjadi poin penting untuk melihat nasib kompetisi ke depannya," tutupnya.