"Apabila memungkinkan, jika Liga 1 dan Liga 2 dimulai lagi bulan November akan selesai pada bulan Maret. Sehingga masih ada waktu untuk berkompetisi," ujar Iriawan.
Namun berbeda jika PSSI memaksakan untuk menggulirkan kompetisi pada bulan Desember 2020 atau Januari 2021.
Waktu tersebut sangat mepet dengan agenda-agenda yang akan dilakukan Indonesia pada tahun 2021.
Pada bulan April 2021, umat muslim di Indonesia sudah mulai memasuki bulan puasa Ramadhan.
Hal itu sangat tidak memungkinkan jika PSSI harus memaksakan kompetisi Liga 1 tetap berlanjut.
Begitu juga pada bulan Maret dan Juni 2021, Indonesia akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Piala Dunia U-20.
"Kalau dilanjutkan Desember atau Januari 2021, sulit bagi PT Liga Indonesia Baru untuk memutar kompetisi. Sebab, April sudah memasuki bulan puasa dan Mei-Juni kita akan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20," jelasnya.
Iriawan mengatakan, jika PSSI memutuskan untuk menghentikan kompetisi tahun ini dan memulai baru lagi tahun depan akan berdampak dengan keikutsertaan di ajang internasional.
Tim Nasional maupun klub sepak bola Indonesia akan sulit mengikuti agenda yang akan diselenggarakan FIFA maupun AFC.
"Jadi kalau dipaksakan pun pada bulan Agustus 2021. Tetapi, itu juga sulit bagi PSSI dan klub-klub Liga 1 untuk mengikuti agenda FIFA dan AFC," tutup Iriawan.