Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Yudistira Wanne
TRIBUNNEWS.COM, CITEUREUP - Aditya Putra Dewa menegaskan bahwa penundaan kompetisi Liga 1 2020 berdampak kepada psikis para pemain.
Pemain belakang Persikabo 1973 itu mengatakan bahwa dia bersama rekan satu timnya di Persikabo 1973 telah melakukan persiapan sejak 6 Juli lalu.
Mantan pemain tim PSIM Yogyakarta itu menambahkan bahwa tim berjuluk Laskar Padjajaran menjadi salah satu tim yang paling awal menggelar persiapan. Dengan ditundanya kembali kompetisi dari 1 Oktober menjadi awal November dianggap menurunkan mood pemain.
"Pasti ya ada pengaruhnya ke psikis pemain, karena disaat semua sudah ready kami sudah persiapan lama mulai dari mental, fisik dan tim, malah tiba-tiba diundur lagi secara mendadak," ujarnya, Rabu (7/10/2020).
Lebih lanjut, Aditya mengaku kecewa dengan penundaan jadwal kompetisi Liga 1 2020 yang menurutnya sangat mendadak dan mengejutkan.
"Pasti sedikit kecewa ya karena H-2 sebelum digulir kembali kompetisi, baru keluar kalau kompetisi diundur lagi. Ini sangat mengejutkan," jelasnya.
Kendati demikian, Aditya mengembalikan semua keputusan itu kepada Federasi dan operator penyelenggara kompetisi Liga Indonesia yaitu PT Liga Indonesia Baru (LIB).
'Tapi semua kami serahkan ke yang lebih berwenang seperti PSSI dan PT Liga Indonesia Baru yang lebih tahu semuanya. Semoga ada solusi terbaik dari mereka," ungkapnya.
Turnamen sebagai opsi pengganti kompetisi
Sementara itu, nelihat situasi dan kondisi yang terjadi di Indonesia, pengamat sepak bola nasional, Akmal Marhali menilai bahwa kompetisi sepak bola di Tanah Air sulit terlaksana dengan format full kompetisi saat pandemi Covid-19 seperti ini.
"Dalam kondisi saat ini melihat situasi dan kondisi sangat sulit bisa memastikan kompetisi dengan format utuh bisa digelar di Indonesia. Dulu, saya menyarankan kompetisi di stop. PSSI fokus persiapan kompetisi musim 2021 seperti yang dilakukan Eradivisie Belanda di awal pandemi covid," ungkapnya.
Sebagai solusi, Akmal menyarankan bahwa sebaiknya kompetisi Liga Indonesia dihentikan dan dialihkan menjadi turnamen sepak bola.
'Kalau pun mau memulai kembali kegiatan bentuknya bisa turnamen seperti Piala Indonesia atau Piala Presiden yang formatnya bisa dimodifikasi disesuaikan dengan kondisi. Misalnya, sistem gugur disentralisasi di satu wilayah," tegasnya.
"Dengan konsep dan format yang memberikan keamanan, kenyamanan dan juga kesehatan serta keselamatan stakeholder sepakbola yang terlibat. Mulai dari pengelola klub, sampai kepada pemain, pelatih, wasit," tambahnya.
Akmal menilai bahwa saat ini tim sepak bola membutuhkan atmosfer pertandingan di lapangan hijau guna menjaga performanya.
"Tujuannya, hanya untuk mengembalikan atmosfer sepak bola dan juga mengembalikan psikologi masyarakat di tengah pandemi," paparnya