TRIBUNNEWS.COM - Nama Davide Calabria, mengunci satu tempat di sisi kanan pertahanan AC Milan dalam 2 musim terakhir.
Calabria adalah jebolan akademi AC Milan, sempat digadang-gadang dilego ke Fiorentina atau Sevilla, nyatanya kini menjadi andalan di fullback kanan Milan.
Inkonsistensi yang sempat menjadi masalah utama Calabria, kini berubah menjadi pemain dengan kapabilitas menyerang dan bertahan sama baiknya.
Ada peran penting legenda AC Milan, Mauro Tassotti yang mengetahui potensi dari Calabria dan membuat Milan urung menjualnya musim ini.
Kerjasamanya dengan Ismael Bennacer dan Salemaeker di sisi kanan, menjadi senjata Pioli.
Baca juga: Jadwal Liga Italia Giornata ke-7, AC Milan vs Hellas Verona, Tuah Kaki Emas Ibrahimovic
Baca juga: Ismael Bennacer, Senjata Rahasia AC Milan, Dibuang Arsenal, Dikagumi Ronaldo, Pelayan Ibrahimovic
Baca juga: Rafael Leao Jadi Senjata AC Milan di Sayap, Buah Kesabaran Pioli dan Kedatangan Ibrahimovic
Davide Calabria, merupakan jebolan akademi AC Milan, talentanya sempat diperebutkan dua tim: Brescia dan AC Milan.
Calabria akhirnya memilih AC Milan. Saat itu posisinya adalah gelandang serang atau winger, posisi yang kelak mempengaruhi cara bermainnya.
Selama di akademi, Calabria mengubah cara bermainnya. Potensinya dalam membantu pertahanan, membuatnya berpindah posisi sebagai fullback kanan.
Calabria mendapatkan debut pertamanya di Milan menghadapi Atalanta, saat itu menggantikan De Sciglio.
Ia mulai mendapatkan tempat di tim utama 2017/2018, ini tidak lepas dari cedera parah yang menimpa Andrea Conti.
Padahal saat itu, Calabria sempat akan dipinjamkan untuk memberikannya menit bermain.
Meskipun mendapatkan tempat di tim utama, Calabria tetap mendapatkan kritik.
Inkonsistensi permainan adalah masalah utamanya.
Ia dianggap kerap terlambat dalam transisi menyerang ke bertahan dan beberapa kali melakukan pelanggaran yang tidak perlu.