News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Liga Italia

Davide Calabria Sempat Diragukan AC Milan, Dibela Tasotti dan Massara, jadi Andalan Stefano Pioli

Penulis: Gigih
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Davide Calabria

TRIBUNNEWS.COM - Nama Davide Calabria, mengunci satu tempat di sisi kanan pertahanan AC Milan dalam 2 musim terakhir.

Calabria adalah jebolan akademi AC Milan, sempat digadang-gadang dilego ke Fiorentina atau Sevilla, nyatanya kini menjadi andalan di fullback kanan Milan.

Inkonsistensi yang sempat menjadi masalah utama Calabria, kini berubah menjadi pemain dengan kapabilitas menyerang dan bertahan sama baiknya.

Ada peran penting legenda AC Milan, Mauro Tassotti yang mengetahui potensi dari Calabria dan membuat Milan urung menjualnya musim ini.

Kerjasamanya dengan Ismael Bennacer dan Salemaeker di sisi kanan, menjadi senjata Pioli.

Baca juga: Jadwal Liga Italia Giornata ke-7, AC Milan vs Hellas Verona, Tuah Kaki Emas Ibrahimovic

Baca juga: Ismael Bennacer, Senjata Rahasia AC Milan, Dibuang Arsenal, Dikagumi Ronaldo, Pelayan Ibrahimovic

Baca juga: Rafael Leao Jadi Senjata AC Milan di Sayap, Buah Kesabaran Pioli dan Kedatangan Ibrahimovic

Davide Calabria, merupakan jebolan akademi AC Milan, talentanya sempat diperebutkan dua tim: Brescia dan AC Milan.

Calabria akhirnya memilih AC Milan. Saat itu posisinya adalah gelandang serang atau winger, posisi yang kelak mempengaruhi cara bermainnya.

Selama di akademi, Calabria mengubah cara bermainnya. Potensinya dalam membantu pertahanan, membuatnya berpindah posisi sebagai fullback kanan.

Calabria mendapatkan debut pertamanya di Milan menghadapi Atalanta, saat itu menggantikan De Sciglio.

Ia mulai mendapatkan tempat di tim utama 2017/2018, ini tidak lepas dari cedera parah yang menimpa Andrea Conti.

Padahal saat itu, Calabria sempat akan dipinjamkan untuk memberikannya menit bermain.

Meskipun mendapatkan tempat di tim utama, Calabria tetap mendapatkan kritik.

Inkonsistensi permainan adalah masalah utamanya.

Ia dianggap kerap terlambat dalam transisi menyerang ke bertahan dan beberapa kali melakukan pelanggaran yang tidak perlu.

Posisinya sempat dalam ancaman besar. Di era Gattuso, ia sempat akan dijual, beberapa nama pengganti seperti Dumfries hingga Serge Aurier.

Nama pertama yang menentang penjualan Calabria adalah Mauro Tassotti.

Tasotti adalah legenda, 17 tahun berseragam AC Milan dengan 17 gelar termasuk 3 Liga Champions menjadi buktinya.

Menurut pria yang juga pernah bekerja sebagai scout bagi AC Milan ini, menjual Calabria adalah keputusan keliru.

"Saya tidak mengerti mengapa kami harus menyerah pada pemain seperti Calabria yang berasal dari tim junior."

"Tentu, penjualannya akan menghasilkan banyak uang, tentu saja, dia tidak mengalami musim yang bagus, tetapi saya akan memberinya kesempatan lagi," ujar Tasotti di laman La Gazetta.

"Dumfries adalah pemain potensial, tetapi seperti yang saya katakan, saya akan memilih Calabria, jadi menjualnya sekarang tidak masuk akal bahkan mengingat situasi anggaran klub, harganya bisa naik," tutup Tasotti.

Baca juga: Cetak Hattrick Kemenangan Lawan Atalanta, Fans Liverpool: Harta, Tahta, Diogo Jota

Baca juga: Jadwal Liga Italia Pekan ke-7, Lazio vs Juventus, Persaingan Cristiano Ronaldo dan Immobile

Situasi Calabria kian memanas ketika Frederic "Ricky" Massara yang merupakan direktur teknik AC Milan juga memberikan komentar serupa.

"Dia adalah produk tim junior kami, seringkali nilai para pemain ini diremehkan."

"Dalam beberapa tahun terakhir dia melakukannya dengan baik dan kami tidak mempertimbangkan untuk menjualnya," ujar Massara kala itu.

Jajaran direksi AC Milan geram, pasalnya saat itu, Sevilla sudah memberikan tawaran sebesar 9 Juta Poundsterling.

Calabria pada akhirnya bertahan di Milan, tetapi isu penjualannya tidak mereda.

Kedatangan Mattia Caldara dari Juventus dan sembuhnya Andrea Conti tidak membuat Calabria tergeser.

Sebanyak 25 penampilan dicatatkannya musim lalu dengan 1619 menit, dan mengemas 1 gol, 1 asis, membuat Stefano Pioli yakin akan kemampuannya.

Musim ini, ia tidak tergantikan, 5 laga dilaluinya selama 90 menit, dan baru dirotasi ketika menghadapi Udinese.

Penampilan paling mengesankannya adalah kala menghadapi Inter Milan.

Pemain berusia 23 tahun ini membuat sisi kiri penyerangan Inter Milan senyap, nyaris tanpa peluang berarti.

Calabria dianggap sukses mematikan Ivan Perisic.

Meskipun Perisic akhirnya sukses memberikan asis kepada Lukaku, tetapi secara keseluruhan Perisic benar-benar senyap dan tanpa pergerakan berarti menghadapi Milan.

Kekuatan utama Calabria adalah kemampuannya mengolah bola dengan kedua kaki sama bagusnya.

Ini memudahkannya keluar dari tekanan dan secara skema bersama dengan Bennacer dan Alexis Saelemaekers.

Ketiganya memiliki kemampuan menyerang dan bertahan sama apiknya.

Lawan kerap kesulitan, karena ketika bertahan Saelemaekers, akan membantu Bennacer dan Calabria dalam bertahan.

Sedangkan ketika menyerang, Calabria tidak ragu untuk menusuk ke jantung pertahanan lawan.

Menghadapi Udinese, Calabria beberapa kali bahkan berada dalam posisi bebas di kotak penalti lawan.

Kemampuan Calabria dalam membantu penyerangan, membuat Milan bisa membuka celah di tengah lapangan.

Pasalnya Calabria akan menarik pemain sayap untuk melebar dan menyisakan celah bagi Calhanoglu mendapatkan ruang yang bebas.

Menanggapi penampilan apiknya, Calabria berikrar untuk setia bersama AC Milan.

"Saya mendapat beberapa tawaran tetapi Milan tidak pernah meragukan kualitas saya."

"Memiliki pemain yang tumbuh di dari akademi sangat penting bagi klub, meskipun saya baru berusia 23 tahun, penting bagi klub untuk memiliki pemain yang tahu apa arti San Siro dan Milanello," ujar Calabria.

"Saya berterima kasih atas kepercayaan mereka dan sekarang saya ingin menunjukkan kualitas saya di lapangan," tandasnya.

(Tribunnews.com/Gigih)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini