Laporan Reporter WARTAKOTALIVE.COM, Rafsanzani Simanjorang
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Publik pecinta sepak bola Indonesia pasti tak asing lagi mendengar nama Rahmad Darmawan.
Akrab disapa dengan sebutan coach "RD", ia merupakan salah satu pelatih sukses di Liga Indonesia.
Lewat sentuhannya tangan dinginnya, klub seperti Persipura dibawanya juara Liga Indonesia tahum 2005, berlanjut saat menukangi Sriwijaya FC, tim asal Sumatera Selatan ini dibawanya meraih prestasi hebat di kancah persepak bolaan Indonesia, seperti Juara Divisi Utama 2007/2008, Juara Piala Indonesia tahun 2008,2009 dan 2010.
Namun, seorang pelatih hebat juga punya masa sulit, tak terkecuali Rahmad Darmawan.
"Momen tersulit saya di karir kepelatihan adalah ketika melatih Mitra Kukar tahun 2018 lalu. Memang saya masuk di putaran kedua, tapi kami degradasi di akhir musim," ucapnya di lapangan Yon Zikon 14, Jakarta Selatan.
Lanjutnya, ia harus menerima kenyataan Mitra Kukar degradasi, dan ada rasa ketidakpuasan akan torehan tersebut.
Menurutnya, kondisi saat itu seharusnya dapat diatasi olehnya, namun faktanya ia terpaksa menerima kegagalan.
Menurutnya, meski menukangi tim Mitra Kukar di putaran kedua, namun ia enggan menjadikannya sebagai alasan.
Lewat kegagalan tersebut, Rahmad Darmawan pun memetik pelajaran bagi dirinya.
"Pentingnya masa persiapan bagi saya untuk melatih tim baru," tutupnya.
Ada pun kompetisi Liga 1 Indonesia tahun 2018 silam, Mitra Kukar berada di peringkat 16 papan klasemen akhir (zona degradasi) dengan torehan 39 poin. Mitra Kukar hanya terpaut 3 poin dari peringkat 15 (zona aman) yang dihuni oleh Tira- Persikabo yang meraih 42 poin.