TRIBUNNEWS.COM - Klub peserta Liga 1 asal Semarang, PSIS, dikabarkan mengalami kerugian sekira Rp 2,5 miliar akibat penundaan kompetisi Liga 1 2020.
Menurut CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi, dana sekira Rp 2,5 miliar tersebut digunakan untuk berbagai keperluan tim Mahesa Jenar menyambut kompetisi Liga 1.
Yoyok Sukawi mengungkapkan pihaknya tak main-main dalam mempersiapkan tim kebanggaan kota Semarang ini untuk mengarungi kompetisi Liga 1.
Persiapan yang dimaksud menyangkut wacana terdahulu dari pihak penyelenggara Liga 1 yang memperkirakan kompetisi bisa dimulai lagi pada bulan Oktober 2020.
Nyatanya, Liga 1 2020 tidak jadi menggelar lagi kompetisinya akibat pandemi yang masih bergejolak.
Baca juga: Bek Kiri Persib Bandung, Ardi Idrus Ungkap Keinginannya Soal Kompetisi Liga 1 2020
Yoyok Sukawi mengutarakan pihaknya telah mempersiapkan tim sejak 1 September 2020 untuk mengikuti kompetisi yang dahulu direncanakan bakal dihelat Oktober 2020.
"Terbakar Rp 2,5 miliar, percuma tidak jadi apa-apa," ujar Yoyok Sukawi, dikutip dari TribunJateng.
"Itu termasuk dana mendatangkan pemain-pemain ke Semarang."
Yoyok Sukawi pun menyiratkan pesan pihaknya tak mau gegabah menanggapi gelaran Liga 1 bakal dimulai Februari 2021 mendatang.
Ia tak mau persiapan tim PSIS yang sudah matang menjadi terbuang sia-sia karena kompetisi tak jadi bergulir.
"Kita tidak mau seperti itu," terang Yoyok.
"Rp 2,5 miliar tidak ada yang mengganti."
Hal tersebut bertolak belakang dengan keinginan pelatih PSIS Semarang, Dragan Djukanovic.
Baca juga: Pemain Liga Inggris Jack Brown Harap Timnas Indonesia U-19 Garang di Piala Asia U-19
Pelatih asal Montenegro ini serius menanggapi isu bakal digelarnya kembali kompetisi Liga 1 musim 2020 pada Februari 2021.
Dragan Djukanovic pun berencana mengumpulkan kembali para pemain dan staf pelatih PSIS Semarang paling lambat pekan terakhir di bulan Desember 2020 mendatang.
"Idealnya kami melakukan persiapan pada akhir Desember," ucap Dragan.
"Karena kami harus mengulang lagi dari nol."
"Jadi kami tentunya butuh waktu yang pas."
"Minimal enam sampai tujuh pekan untuk masa pra kompetisi," tukasnya.
Yoyok Sukawi pun menimpali keinginan pelatih Dragan Djukanovic tersebut.
Yoyok tak bisa memberi janji apapun terkait persiapan tim seperti yang dikehendaki sang pelatih.
Terlebih, ia merujuk belum pastinya kompetisi bakal benar-benar digelar pada Februari 2021.
Baca juga: Ketua Umum PSSI Iwan Bule Larang Pemain Timnas Indonesia U-19 Makan Pecel Lele
"Memang kalau untuk pelatih pasti ingin persiapan yang maksimal," ujar Yoyok.
"Cuma saya kembalikan pertanyaan ke Coach Dragan."
"Kamu yakin Februari kick off?"
"Pasti (dia) tidak bisa jawab. Kami pun juga belum tahu bagaimana pastinya kompetisi ini jalan bulan Februari atau tidak," sambungnya.
Diketahui, pihak PT Liga Indonesia Baru atau LIB mewacanakan kompetisi Liga 1 2020 bakal dilanjutkan kembali.
PT LIB, selaku operator liga bakal memperjuangkan yang terbaik bagi seluruh stakeholder sepak bola nasional.
Termasuk kepentingan Timnas Garuda Muda yang akan berlaga di Piala Dunia U20.
"Targetnya itu Februari (2021) dan berakhir Juli (2021)," terang Akhmad Hadian Lukita selaku Direktur Utama PT LIB.
"Setelah itu ada jeda sedikit dan akan lanjut lagi."
"Misal kami mulai September sampai bulan apa begitu," ucapnya.
Baca juga: Leonard Tupamahu Ingatkan Anak Asuh Shin Tae-yong Bisa Rusak karena Media Sosial
PT LIB juga mesti memikirkan dampak Covid-19 pada gelaran Piala Dunia U20.
Bila pandemi belum mereda, bukan tidak mungkin kompetisi tersebut bakal diundur lagi.
"Ini memang belum menjadi pembicaraan yang lebih detail," ujar Akhmad Hadian.
"Karena itu PSSI akan lebih menentukan lagi."
"Soal format 2021/2022 itu kami masih tunggu," lanjutnya.
(Tribunnews.com/Guruh) (Tribunjateng/Franciskus Ariel Setiaputra)