News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Diego Maradona Meninggal Dunia

'Jalan Ninja' Seorang Maradona: Sos Eterno Diego!

Penulis: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Legenda sepak bola Argentina, Diego Armando Maradona, meninggal dunia, Rabu (25/11/2020) malam WIB.

TRIBUNNEWS.COM - Berbahagialah jika Anda penggila bola yang lahir di era 80-an. Meski "hanya" menonton di TVRI, Anda telah menyaksikan aksi seorang legenda sepak bola di lapangan hijau. Diego Armando Maradona.

Diego Maradona merupakan pesepak bola asal Argentina yang dilahirkan di Buenos Aires, 30 Oktober 1960.

Diego Maradona disebut-sebut sebagai pesepak bola terhebat sepanjang masa, sekaligus menjadi pemain legenda terbaik Argentina.

Meski hanya memiliki postur tubuh 165 cm, terbilang pendek untuk pesepak bola profesional dunia, namun Diego Maradona berhasil membuktikan dirinya bisa memainkan teknik sepak bola yang menawan.

Diego Maradona (Twitter)

Lihatlah lagi golnya ke gawang Inggris di Piala Dunia 1986, saat Maradona membawa bola dari tengah lapangan dan mengelabui lima pemain serta kiper Peter Shilton sebelum menceploskan bola ke gawang.

Ya! Maradona adalah fenomena sepak bola. Ia memilih "jalan ninja-nya" sendiri: Kontroversial dan melegenda.

Ya, dua kata tersebut identik dengan pemilik no punggung 10 tersebut.

Mendengar nama Diego Maradona, publik akan langsung terkenang gol tangan Tuhan di Piala Dunia 1986.

Gol legendaris yang juga kontroversial.

Gol itu menjadi satu di antara gol paling diperdebatkan seantero dunia.

Momen paling bersejarah itu terjadi di Piala Dunia 1986, Meksiko.

Di babak delapan besar, Argentina bersua dengan Inggris. Argentina memang akhirnya bisa memenangkan pertandingan itu dengan skor 2-1. Bahkan tim Amerika Latin tersebut juga sukses merengkuh Piala Dunia dengan mengalahkan Jerman Barat di final.

Namun, gol pertama Maradona pada menit ke-51 di laga melawan Inggris merupakan yang paling kontroversial dan sekaligus bersejarah.

Pasalnya, gol itu dicetak dengan menggunakan tangan yang membuatnya dijuluki sebagai gol 'Tangan Tuhan'.

Prosesnya berawal dari Maradona yang mencoba menusuk masuk ke dalam kotak penalti The Three Lions dan kemudian memberikan umpan pendek kepada Jorge Valdano yang berada didekatnya.

Operan itu ternyata gagal diterima oleh Valdano dengan sempurna sehingga dibuang oleh salah satu pemain timnas Inggris.

Sapuan dari pemain Inggris tersebut rupanya malah mengarah ke dalam kotak penalti sendiri dan di saat yang bersamaan Maradona sudah berada di dalam area kotak terlarang.

Hal itu menyebabkan terjadinya duel udara antara Diego Maradona dengan kiper timnas Inggris, Peter Shilton.

Di luar dugaan, Maradona memenangi pertarungan itu dengan cara menjulurkan tangan kirinya untuk mendorong bola masuk ke dalam gawang.

Diego Maradona (Twitter)

Gol itu sempat diprotes oleh pemain timnas Inggris, tetapi wasit Ali Bin Nasser tetap mengesahkannya.

Dewa Kota Naples

Tak hanya di Argentina, Maradona juga dipuja bak dewa di Naples, kota klub Serie A Italia: Napoli.

Diego Armando Mardona merupakan pemain yang mampu menghantarkan klub berjuluk Il Partenopei itu merungkuh trofi Liga Italia musim 1986/1987.

Bersama Maradona, Napoli mampu merusak dominasi Juventus dan AC Milan yang kala itu diperkuat trio Belanda.

Sulit rasanya membayangkan Lionel Messi atau Cristiano Ronaldo mampu melakukan pencapaian serupa. Bergabung dengan klub nir-bintang, semenjana, atau medioker, lalu mengantarkan tim itu menjadi juara liga.

Sebagai informasi, Maradona bergabung dari Barcelona ke Napoli pada tahun 1984. Saat itu Napoli berhasil menebus pemain Timnas Argentina itu dengan banderol 13 juta euro.

Walau pada musim perdananya Maradona tak bisa langsung mendongkrak prestasi Napoli, namun di musim berikutnya Il Partenopei menjelma menjadi tim yang kompetitif.

Dalam gelaran Liga Italia 1985/1986, Napoli berhasil finis di posisi ketiga klasemen akhir.

Mereka terpaut enam poin dari Juventus yang menjadi kampiun di musim tersebut.

Barulah pada musim 1986/1987, Napoli menjuarai Liga Italia untuk pertama kalinya dalam sejarah klub mereka.

Napoli mengoleksi 42 poin, unggul tiga angka dari Juventus yang menjadi runner-up.

Kecintaan Napoli terhadap sosok Maradona pun berbalas oleh sang pemain.

"Saya tahu semua masalah yang mereka miliki. Orang-orang ini berkorban untuk membeli tiket. Mereka selalu ada, selalu ada. Itu yang membuat saya mengenal mereka sejak hari pertama, ” kata Maradona, dikutip dari laman Reuters.

“Mereka percaya pada saya, mereka memberi saya segalanya tanpa mengenal saya dan itu tidak bisa dilupakan.”

Pusaran Kaum Revolusioner

Selain di lapangan hijau, Maradona juga dikenal berpandangan "kiri". Ia kerap mengkritik kebijakan ekonomi Amerika Serikat dan sekutunya.

Dilansir dari Kompas.com tahun 2008, Maradona pernah mengatakan krisis ekonomi global akibat kebijakan yang keliru dari Amerika Serikat (AS), terutama rezim Presiden George W Bush.

"Masalah utama adalah akibat tindakan Amerika Serikat. Mereka menyatakan diri sebagai negara besar, sedangkan lainnya negara kecil. Mereka menentukan banyak hal, kemudian negara-negara kecil harus mengikutinya. Namun sekarang, setelah apa yang terjadi (krisis ekonomi di AS), datanglah saatnya bagi setiap negara untuk menentukan keinginannya sendiri," ungkapnya, seperti diberitakan Times India.

Maradona memang dikenal peduli dengan politik dunia. Dia juga sudah lama menentang Amerika Serikat, bahkan berteman dekat dengan Presiden Kuba Fidel Castro, yang merupakan lawan AS.

Dia juga berkawan dengan Presiden Bolivia Evo Morales, dan Presiden Venezuela Hugo Chaves. "Bersama Castro akan memiliki waktu yang kaya, meski kita baru menyapanya. Kami berbicara sepak bola, politik, bisbol. Kami juga membicarakan Amerika. Kami membahas sisi gelap dari imperialisme," akunya.

Dalam sebuah kesempatan, Diego Maradona mengatakan ingin bertemu dengan Presiden Iran (ketika itu) Mahmoud Ahmadinejad.

Keinginan tersebut disampaikan Maradona kepada diplomat Iran di Argentina, Mohsen Baharvand. "Saya sudah bertemu Fidel Castro dan Hugo Chavez. Kini, saya perlu bertemu presiden Anda. Saya ingin bertemu Ahmadinejad," katanya.

Keinginan itupun sontak diprotes keras oleh keluarga para korban yang tewas dalam serangan bom pada 1994 di pusat Yahudi di Argentina.

Keluarga 85 orang itu menuding Iran berada di belakang serangan itu--yang menurut kelompok Yahudi--dilakukan kelompok militan Muslim.

Namun Maradona bergeming. Bahkan setelah bertemu Mohsen Baharvand, atase Iran di Argentina, seusai pertandingan sepak bola dalam ruangan ia mengatakn,"Saya bersama rakyat Iran!"

Adios, Maestro

Hari Rabu (25/11/2020) waktu Argentina, sang Maestro mengembuskan nafas terakhirnya pada usia 60 tahun.

Ia tutup usia setelah menjalani perawatan sejak awal November 2020 akibat penyumbatan pembuluh darah di otak.

Kepergiannya meninggalkan duka bagi para pencintanya. Terutama masyarakat Argentina.

Begitu berdukanya, Pemerintah Argentina pun menetapkan masa berkabung nasional selama tiga hari setelah sang legenda menghembuskan nafas terakhirnya.

"Presiden Argentina telah memerintahkan masa berkabung nasional selama tiga hari untuk mengenang kepergian Diego Armando Maradona," tulis pernyataan dari Pemerintah Argentina seperti dikutip dari TYC Sports.

“Anda membawa kami ke puncak dunia. Anda membuat kami sangat bahagia. Anda adalah yang terhebat dari semuanya. Terima kasih karena telah hadir di dunia ini, Diego. Kami akan merindukanmu selamanya,” tulis sang presiden dalam akun Twitter-nya.

"Semua pintu di negeri ini terbuka untuk Diego," tutur Fernandez dalam sebuah dialog lanjutan dengan TYC Sports.

Ucapan belasungkawa lainnya juga mengalir dari para legenda sepak bola.

Pele, legenda asal Brasil ini mengaku kehilangan sosok Maradona yang telah dianggapnya sebagai sahabat.

"Sebuah kabar menyedihkan datang," tulis Pele di akun Twitter pribadinya.

"Saya kehilangan sahabat dan duni kehilangan sosok legenda."

"Banyak cerita yang ingin saya sampaikan, tetapi sekarang, semoga Tuhan memberi kekuatan pada keluarga yang ditinggalkan," kata Pele usai mengetahui kabar Diego Maradona meninggal.

"Suatu hari nanti, saya harap kami bisa bermain sepak bola bersama di langit," ungkapnya.

Sementara Lionel Messi, pemain terhebat Argentina dari generasi saat ini, menulis di Instagram: “Hari yang sangat menyedihkan bagi semua orang Argentina dan untuk sepak bola.

“Dia meninggalkan kami tetapi tidak pergi, karena Diego abadi.

“Saya menyimpan semua momen indah yang tinggal bersamanya dan saya ingin mengambil kesempatan untuk menyampaikan belasungkawa kepada semua keluarga dan teman-temannya. RIP."

Senada dengan Messi, Cristiano Ronaldo, megabintang asal Portugal juga memberikan penghormatan pribadinya.

 “Hari ini saya mengucapkan selamat tinggal kepada seorang teman dan dunia untuk seorang jenius abadi."

“Salah satu yang terbaik, pesulap yang tak tertandingi. Meninggalkan terlalu cepat tetapi meninggalkan warisan yang tak terbatas dan kekosongan yang tidak akan pernah terisi. MENINGGAL DUNIA. Anda tidak akan pernah dilupakan."

Sedangkan eks kapten Inggris David Beckham menulis di Instagram: “Hari yang menyedihkan bagi Argentina dan hari yang menyedihkan bagi sepak bola saat kami merayakan kebesaran dari apa yang diberikan pria ini kepada kami."

Adios Maestro (Twitter)

Gracias maestro, sos eterno Diego.....

Terima kasih atas persembahanmu kepada sepak bola maestro... Kamu akan abadi diego!

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini