News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Diego Maradona Meninggal Dunia

Video Gocekan Diego Maradona Bikin Kalang Kabut Timnas Indonesia

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bek Timnas U-20 Indonesia Eddy Sudarnoto bersaing dengan striker Timnas U-20 Argentina Diego Maradona dalam penyisihan Grup B Piala Dunia U-20 1979 di Omiya, Jepang, 26 Agustus 1979.

TRIBUNNEWS.COM - Timnas Indonesia pernah menjadi korban keganasan legenda sepak bola Argentina yang baru saja berpulang, Diego Maradona.

Dunia sepakbola diselimuti kabut duka menyusul kabar meninggalnya Diego Maradona.

El Pibe de Oro alias Si Anak Emas, demikian dia dijuluki, wafat pada Selasa (25/11/2020) karena mengalami henti jantung.

Sudah banyak lawan yang ditaklukkan sang legenda di sepanjang hidupnya, termasuk timnas Indonesia.

Baca juga: Mengenang Gol Tangan Tuhan Diego Maradona, Berikut Video Gol Kontroversial Nan Melegenda

Momen pertemuan Diego Maradona dan Timnas Indonesia terjadi pada penyisihan Grup B Piala Dunia U-20 1979.

Bermain di Omiya Stadium, Jepang, keajaiban kaki kiri Maradona menggiring Albiceleste pada kemenangan telak 5-0.

Pria kelahiran Buenos Aires itu mengacak-acak pertahanan Garuda Muda dengan menyumbang dua gol.

Baca juga: Cerita Diego Maradona Selalu Pakai Dua Jam Tangan dengan Merek dan Tipe yang Sama

Gol pertama Maradona lahir pada menit ke-19 lewat sebuah aksi ciamik.

Dari luar kotak penalti, Maradona berlari melewati beberapa pemain hingga sampai ke depan gawang Indonesia.

Seolah tak puas, dia juga melewati kiper dan kemudian menceploskan bola ke gawang yang kosong.

Sosok berpostur 165 sentimeter itu kembali menghadirkan petaka untuk Indonesia pada menit ke-39.

Maradona meliuk-liuk di depan kotak penalti, bergerak menghindari satu bek, lalu melepaskan tembakan kaki kiri yang bersarang di pojok gawang.

Pada akhirnya, di ujung kompetisi, Argentina-nya Maradona keluar sebagai kampiun setelah mengalahkan Uni Soviet dalam laga final.

Selamat jalan, El Pibe de Oro.

 
 

Gol Tangan Tuhan, Kontroversial dan Melegenda

Kontroversial dan melegenda.

Dua kata tersebut identik dengan legenda sepakbola Diego Armando Maradona.

Mendengar nama Diego Maradona, publik akan langsung terkenang gol tangan Tuhan di Piala Dunia 1986.

Gol legendaris yang juga kontroversial.

Gol itu menjadi satu di antara gol paling diperdebatkan seantero dunia.

Pemilik gol melegenda itu meninggal dunia, Rabu (25/11/2020).

Diego Maradona meninggal dunia akibat serangan jantung setelah sempat menjalani operasi otak pada 3 November lalu.

Baca juga: Kronologi Sakit Diego Maradona yang Meninggal di Usia 60 Tahun: Keluar Masuk Rumah Sakit Sejak 2015

Maradona menghadap Tuhan pada usia 60 tahun.

Kepergian Maradona tentu meninggalkan duka yang mendalam bagi publik Argentina.

Apalagi, jasa Maradona untuk sepak bola Argentina sangatlah banyak.

Baca juga: Argentina Berduka atas Meninggalnya Diego Maradona, Terapkan Tiga Hari Berkabung Nasional

Diego Maradona (tengah) dan Ossie Ardiles (kanan) bermain bersama di Piala Dunia 1982 (Tangkapan Layar BBC) (Tangkapan Layar BBC.com)

Salah satu yang masih terus diingat hingga sekarang adalah keberhasilan Diego Maradona mengantarkan timnas Argentina merengkuh trofi Piala Dunia 1986.

Momen paling bersejarah di kompetisi tersebut terjadi babak perempat final yang mempertemukan Albiceleste dengan timnas Inggris.

Pada laga yang berkesudahan dengan skor 2-1 itu, Maradona mencetak brace dan timnas Inggris hanya mampu membalas satu gol lewat Gary Lineker.

Gol pertama Maradona pada menit ke-51 merupakan yang paling kontroversial dan sekaligus bersejarah.

Baca juga: Cerita Diego Maradona Selalu Pakai Dua Jam Tangan dengan Merek dan Tipe yang Sama

Pasalnya, gol itu dicetak dengan menggunakan tangan yang membuatnya dijuluki sebagai gol 'Tangan Tuhan'.

Prosesnya berawal dari Maradona yang mencoba menusuk masuk ke dalam kotak penalti The Three Lions dan kemudian memberikan umpan pendek kepada Jorge Valdano yang berada didekatnya.

Operan dari pemain yang memiliki nama lengkap Diego Armando Maradona itu ternyata gagal diterima oleh Valdano dengan sempurna sehingga dibuang oleh salah satu pemain timnas Inggris.

Sapuan dari pemain Inggris tersebut rupanya malah mengarah ke dalam kotak penalti sendiri dan di saat yang bersamaan Maradona sudah berada di dalam area kotak terlarang.

Hal itu menyebabkan terjadinya duel udara antara Diego Maradona dengan kiper timnas Inggris, Peter Shilton.

Baca juga: Kisah Tragis Diego Maradona: Jenius di Lapangan Tapi Kehidupan Luar yang Liar Menghancurkannya

Di luar dugaan, Maradona memenangi pertarungan itu dengan cara menjulurkan tangan kirinya untuk mendorong bola masuk ke dalam gawang.

Gol itu sempat diprotes oleh pemain timnas Inggris, tetapi wasit Ali Bin Nasser tetap mengesahkannya.

Berikut video gol 'Tangan Tuhan' yang dicetak oleh Diego Maradona.

 

Si Eksentrik yang Selalu Pakai Dua Jam Tangan

Banyak kenangan dan cerita yang menarik seputar legenda sepakbola dunia, Diego Armando Maradona.

Diego Maradona, sosok yang sangat berarti bagi publik Argentina, meninggal dunia pada Rabu (25/11/2020) WIB dalam usia 60 tahun.

Setelah gantung sepatu pada 1997, mantan pemain Napoli, Barcelona, dan Boca Juniors itu sempat melanjutkan karier menjadi pelatih, termasuk melatih tim nasional Argentina.

Baca juga: Kronologi Sakit Diego Maradona yang Meninggal di Usia 60 Tahun: Keluar Masuk Rumah Sakit Sejak 2015

Legenda Argentina, Diego Maradona, berada di tribune VIP dan menyapa penonton jelang laga grup D Piala Dunia 2018 antara timnas Argentina melawan timnas Islandia di Spartak Stadium, Moskow, pada Sabtu (16/6/2018). (HERKA YANIS P/TABLOID BOLA)

Ketika menyaksikannya melalui layar kaca, mungkin sebagian besar dari kita tak menyadari bahwa Maradona kerap mengenakan dua jam tangan.

Pemandangan itu sebelumnya paling disorot pada pergelaran Piala Dunia 2018, yang kemudian diberitakan oleh sejumlah media.

Lalu, apa sebetulnya alasan Maradona mengenakan dua jam tangan?

Dilansir Metro, Maradona sudah menggunakan dua jam tangan sejak 2004, dan itu sebetulnya tidak terlalu keluar dari karakter sang "Tangan Tuhan" yang eksentrik.

Baca juga: Argentina Berduka atas Meninggalnya Diego Maradona, Terapkan Tiga Hari Berkabung Nasional

Namun, alasan dia memakai dua jam tangan bukanlah karena fesyen, melainkan karena alasan praktis.

Maradona mengenakan dua jam tangan setiap bepergian.

Hal itu dilakukannya agar selalu tahu jam rumahnya.

Salah satu jam tangan selalu disetel ke waktu Argentina, sedangkan jam tangan lainnya disetel ke waktu lokal di mana pun dia berada.

Baca juga: Kisah Tragis Diego Maradona: Jenius di Lapangan Tapi Kehidupan Luar yang Liar Menghancurkannya

Ketika melakukan perjalanan ke Rusia untuk menyaksikan Piala Dunia 2018, misalnya, perbedaan waktunya menjadi enam jam lebih awal daripada waktu Argentina.

Menurut Heute Time, dua jam tangan yang dikenakan Maradona biasanya dari merek dan tipe yang sama, yang secara tidak langsung membuatnya menjadi gaya yang memberikan statement.

Meskipun dikenal sebagai penggemar Rolex, legenda yang identik dengan nomor punggung 10 itu juga memiliki relasi khusus dengan Hublot.

Hal itu sebagian disebabkan kedekatan merek tersebut dengan dunia sepak bola.

Hublot Maradona Big Bang Chronograph. (watch-id.com)

Namun, Maradona juga sangat menghargai merek tersebut dan menjadi salah satu brand ambassador untuk Hublot.

Tipe Hublot yang dikenakannya berbeda-beda, mulai dari Classic Fusion yang gaya hingga Big Bang King Gold.

Merek tersebut juga membuat edisi terbatas Hublot Maradona Big Bang Chronograph sebagai penghormatan untuk sang legenda lapangan hijau itu.

Jam tersebut didominasi warna hitam dengan aksen warna biru dan putih, yang mengacu pada warna pakaian tim nasional Argentina.

Detail nomor 10 juga terlihat pada jam tangan tersebut, yang berkaitan dengan nomor punggung Maradona.

Hari Berkabung Nasional

Meninggalnya Diego Armando Maradona menyisakan kepedihan bagi publik Argentina.

Begitu berdukanya, Pemerintah Argentina pun menetapkan masa berkabung nasional selama tiga hari setelah sang legenda menghembuskan nafas terakhirnya.

"Presiden Argentina telah memerintahkan masa berkabung nasional selama tiga hari untuk mengenang kepergian Diego Armando Maradona," tulis pernyataan dari Pemerintah Argentina seperti dikutip dari TYC Sports.

Presiden Argentina, Alberto Fernandez, juga mencuitkan foto ketika dia dan Maradona saling berpelukan.

Baca juga: Kronologi Sakit Diego Maradona yang Meninggal di Usia 60 Tahun: Keluar Masuk Rumah Sakit Sejak 2015

“Anda membawa kami ke puncak dunia. Anda membuat kami sangat bahagia. Anda adalah yang terhebat dari semuanya. Terima kasih karena telah hadir di dunia ini, Diego. Kami akan merindukanmu selamanya,” tulis sang presiden dalam akun Twitter-nya.

"Semua pintu di negeri ini terbuka untuk Diego," tutur Fernandez dalam sebuah dialog lanjutan dengan TYC Sports.

Baca juga: Mengenang Diego Maradona, Pernah Tampil di Piala Dunia U-20 1979 dan Jebol Gawang Timnas Indonesia

Wakil presiden Argentina, Cristina Fernandez, juga turut menyuarakan kepedihannya atas kepergian Maradona.

"Banyak sekali kepedihan. Seorang yang hebat telah meninggalkan kita. Selamat jalan Diego, kami cinta kamu. Pelukan besar kepada seluruh keluarga dan mereka yang ditinggalkan," cuitnya sembari memasang foto Maradona mengangkat Piala Dunia 1986 di Meksiko.

Baca juga: Kisah Tragis Diego Maradona: Jenius di Lapangan Tapi Kehidupan Luar yang Liar Menghancurkannya

Memasuki 2020, kondisi Diego Maradona memang memburuk.

Tiga hari setelah merayakan ulang tahun yang ke-60, pemilik nama lengkap Diego Armando Maradona itu dilarikan ke rumah sakit.

Setelah dilakukan pemeriksaan, dokter yang merawat Maradona mengungkapkan bahwa ia mengalami pembekuan darah di otak atau biasa disebut subdural hematoma.

Tim dokter yang dipimpin oleh Dr Leopoldo Luque kemudian melakukan operasi terhadap Maradona pada awal November.

Maradona dikabarkan tinggal di sebuah rumah mewah di Tigre, Buenos Aires, untuk menjalani masa pemulihan dengan dikelilingi oleh sanak keluarganya.

Namun, Diego Maradona dinyatakan meninggal dunia karena serangan jantung pada Rabu (25/11/2020).

Profil Diego Maradona

Diego Maradona

Nama lengkap: Diego Armando Maradona Franco

Tempat lahir: Lanus, Buenos Aires, Argentina

Tanggal lahir: 30 Oktober 1960

Tinggi: 165 cm

Posisi bermain: Gelandang serang, second striker

Karier klub

1976–1981 Argentinos Juniors

1981–1982 Boca Juniors

1982–1984 Barcelona

1984–1991 Napoli

1992–1993 Sevilla

1993–1994 Newell's Old Boys

1995–1997 Boca Juniors

Karier tim nasional

1977–1979 Argentina U20

1977–1994 Argentina

Karier pelatih

1994 Textil Mandiyu

1995 Racing Club

2008–2010 Argentina

2011–2012 Al-Wasl

2013–2017 Deportivo Riestra (Asisten)

2017–2018 Fujairah

2018–2019 Dorados de Sinaloa

2019–2020 Gimnasia de La Plata

Prestasi

Boca Juniors: 1981 Metropolitano

Barcelona: Copa del Rey 1983, Copa de la Liga 1983, Supercopa de Espana 1983

Napoli: Serie A 1986-1987 dan 1989-1990, Coppa Italia 1986-1987, Piala UEFA 1988-1989, Supercoppa Italiana 1990

Argentina: Piala Dunia 1986, Artemio Franchi Trophy 1993

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini