TRIBUNNEWS.COM - Pengacara perawat Diego Maradona menyebut dokter dan psikiater menjadi pihak yang bertanggung jawab atas kematian sang legenda.
Kematian legenda sepak bola Argentina, Diego Maradona, berbuah skandal yang tak kunjung usai.
Baca juga: Cerita Selebrasi Lionel Messi Buat Diego Maradona: Gol Mirip Hingga Berujung Denda Puluhan Juta
Beberapa pihak dituding teah bersekongkol untuk membunuh Maradona dengan dalih skema medis.
Namun, ada juga yang mengatakan kalau kematian Maradona merupakan bentuk kelalaian medis atau malapraktik.
Beberapa pihak yang dituduh menjadi yang paling bertanggung jawab, antara lain perawat Dahiana Gisela dan dokter Leopoldo Luque.
Baca juga: Skandal Kematian Diego Maradona: Pengakuan Sangat Menderita dan Putus Asa, Ini Kata-Kata Terakhirnya
Bahkan, keduanya sudah menjalani pemeriksaan di kepolisan dan mengalami penggeledahan.
Usai diperiksa oleh Kepolisian Argentina, pihak Gisela pun buka suara melalui pengacaranya, Rodolfo Baque.
Dilansir BolaSport.com dari Marca, Baque menyebut kliennya tidak mengerti apa-apa mengenai kondisi Maradona saat itu.
Gisela hanya menjalankan apa yang diperintahkan oleh dokter dan psikiater yang menangani Maradona.
Oleh karena itu, Baque menyebut kalau dua pihak yang paling bertanggung jawab dala kematian legenda Napoli itu adalah dokter Maradona, Leopoldo Luque, dan psikiaternya, Agustina Cosachov.
"Gisela bahkan tidak bisa memberi Maradona obat. Dia hanya melakukan apa yang dikatakan dokter dan psikiater padanya," ucap Baque.
"Diego adalah seorang pasien kecanduan, tapi dia hanya meminum pil untuk resep psikiatrisnya. Itu membuat jantungnya berdebar kencang."
"Jantungnya menjadi sasaran kerja ekstra dan tidak ada kendali atas kerja ekstra itu. Jantungnya bisa terus berfungsi, tapi dipaksa oleh pengobatan psikiatri dan dia tidak dirawat karenanya. Ada kecerobohan atau kelalaian."
"Maradona tidak punya rumah sendiri untuk ditinggali setelah keluar dari rumah sakit. Kemana dia pergi bukanlah hal yang tepat untuk dilakukan."
"Di salah satu rumahnya, Diego pasti masih hidup hari ini. Para dokter tidak melakukan apa-apa, mereka tidak menelepon siapa pun saat detak jantungnya naik."
Baca Juga: Pelatih Terbaik Liga Portugal: Lionel Messi Tak Punya Nafsu
"Yang bertanggung jawab adalah dokter yang merawat Leopoldo Luque dan psikiater. Jika Maradona menginginkan aspirin, dia minta ke mereka," tutur Baque menambahkan.
Proses penyelidikan kematian Maradona saat ini pun masih terus dilakukan untuk mencari tahu penyebab pasti kematian sang legenda.