TRIBUNNEWS.COM - Jose Mourinho yang juga dikenal sebagai si jenuis pragmatis di dunia sepak bola membuka resep jitunya bisa menyulap Spurs jadi penantang kuat gelar Liga Inggris musim ini.
Tentu menjadi sebuah kejutan ketika manajemen Spurs menunjuk Jose Mourinho menggantikan Mauricio Pochettino.
Pochettino yang memiliki akar kuat untuk mengusung permainan menyerang, namun kenyataannya digantikan oleh Jose Mourinho yang hobi bertahan.
Baca juga: AC Milan Mulai Kehabisan Bensin, Begini Jawaban Pioli Soal Masalah yang Mendera Rossoneri
Baca juga: Dibalik Kemenangan Liverpool atas Spurs, Jurgen Klopp Terkesima Penampilan Rhys Williams
Namun pemilihan tersebut bukan akhir segalanya bagi klub asal London Utara itu di kompetisi Liga Inggris.
Benar iika musim lalu Spurs kesulitan untuk berbicara banyak untuk perebutan gelar Liga Inggris.
Janagankan titel Liga Inggris, untuk merengkuh tiket ke Liga Champions hanya sebatas mimpi di siang bolong saat itu.
Namun Daniel Levy selaku petinggi Spurs tak memiliki keinginan untuk mengakhiri masa bakti Jose Mourinho saat ini.
Mengingat kedatangan juru taktik asal Portugal tersebut menggantikan peran Pochettino yang dipecat pada pertengahan kompetisi.
Permainan pragmatis yang diusung oleh Jose Mourinho akhirnya terbayar di musim ini.
Setidaknya hingga pekan 13 Liga Inggris, permainan defensif yang super ketat mampu menyulap Spurs bersaing di papan atas klasemen Liga Inggris.
Meskipun terlalu dini untuk menilai, namun apa yang ditunjukkan oleh Jose Mourinho bersama klub asal London Utara itu tentu diluar dugaan.
Adalah hal yang sangat minim di era sepak bola Inggris mampu menjadi penantang gelar dengan permainan bertahan yang dilakukan oleh sebuah tim.
Sebagai contoh utamanya saja, Manchester City di bawah asuhan Pep Guardiola maupun Liverpool di bawah rezim Jurgen Kloop.
Keduanya ialah pelatih yang mengusung permainan bola atraktif dengan variasi serangan yang mengagumkan
Namun uniknya, Mpurinho si jenius pragmatis itu mampu mengubah pandangan tersebut.
Dengan gaya bertahan kuat plus permainan counter attack yang mematikan, Spurs mampu bersaing di papan atas Liga Inggris.
Spurs saat ini menduduki posisi kedua klasemen Liga Inggris dengan raihan 24 poin.
Terbaru di pekan ke-13 Liga Inggris, Spurs menelan kekalahan dramatis dari Anfield lewat skor 2-1 di Anfield Stadium.
Namun terlepas dari hasil tersebut, permainan klub asal London Utara itu mampu banyak menciptakan peluang.
Sebagai contoh ialah sepakan Steven Bergwijn yang menerpa tiang gawang dari Liverpool.
Terlepas dari kekalahan tersebut, Jose Mourinho akhirnya membeberkan bagaimana bisa dengan permainan pragmatis yang ia tanamkan pada Spurs.
Mereka mampu bersaing di papan atas Liga Inggris untuk perebutan mahkota juara.
"Tim lain mengeluarkan uang dalam jumlah besar. Tottenham tidak, ambisi yang kami miliki adalah mampu memenangkan setiap pertandingan yang kami miliki,"katanya, dikutip dari laman Football London.
Lebih lanjut resep jitu yang dimiliki Mourinho ialah mengubah mentalitas pemainnya untuk menjadi pribadi maupun kesebelasan yang solit.
"Hal mendasar adalah bermain pertandingan demi pertandingan dan datang dengan mentalitas ini setiap pertandingan. Kami ingin bersaing, kami ingin menunjukkan evolusi kami dan memenangkan pertandingan, kami datang ke sini malam ini dan itu tidak akan mengubah itu."
"Setiap pertandingan memiliki tiga kemungkinan, namun misi kami jelas, kemenangan merupakan hal yang tak bisa ditawar lagi," jelasnya.
Permainan pragmatis sendiri tak hanya pertama kali ditunjukkan Mourinho bersama Spurs.
Paling fenomenal ialah kala membesut Inter Milan musim 2009/2010.
Di mana pada musim tersebut, juru taktik asal Portugal itu mampu memberikan tiga gelar alias trebel winner untuk Nerazzuzrri.
Memori manis tersebut merupakan satu di antara hal manis yang dimiliki Jose Mourinho dengan permainan pragmatisnya.
(Tribunnews.com/Giri)