Laporan Reporter WARTAKOTALIVE.COM, Rafsanzani Simanjorang
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Diklat Paku Jaya adalah wadah pembinaan sepak bola usia dini di Kelurahan Paku Jaya, Serpong Utara, Tangerang Selatan.
Tak berbeda dengan sekolah sepak bola, diklat ini membina peserta didik sejak usia enam hingga 16 tahun.
Agus Junaedi, selaku pemilik diklat pun bercerita bagaimana pengorbanannya dalam membentuk Diklat Paku Jaya, 16 tahun silam.
"Dulu stadion mini ini (Stadion Mini Paku Jaya) masih tanah merah dan sering dipakai untuk tes mengemudi. Saya yang berinisiatif untuk melarangnya, karena ini kami pakai berlatih. Ketika saya jadi RT, saya mengusulkan ada pembangunan stadion mini lewat Musrenbang, saya bersyukur ada anggota dewan yang menyampaikan usulan ini dan diterima," ucapnya, Senin (21/12/2020).
Lapangan sukses dibangun menjadi kabar gembira bagi Diklat Paku Jaya karena ada lapangan bagus guna berlatih, dan siswa didik semakin bersemangat.
Hanya saja, ada suka ada pula dukanya. Agus menjelaskan sering menerima kritikan dari orang tua siswa yang buah hatinya tak kunjung dimainkan.
"Kadang mereka nanya, kenapa putra mereka tidak bermain, padahal mereka bayar iuran. Meski itu ruangnya pelatih, tetapi saya harus bisa meredakan ketegangan itu. Siswa pun harus bermain meski tidak lama dalam satu pertandingan," tambah pria punya siswa didik di atas 70-an orang ini.
Tak hanya soal keluhan siswa. Diklat Paku Jaya juga berpikir dua kali jika harus membentuk tim liga 3. Pasalnya, Diklat ini tak cukup dana jika ikut kompetisi.
Lulusan yang dari diklat pun sering diarahkan untuk ikut seleksi PPLP atau Pro Elit.
Namun, bagi yang tidak bersahil, masih ada kesempatan untuk memperkuat tim tarkam Diklat Paku Jaya.
"Kami juga punya tim tarkam sejak 2007 lalu. Dan saat ini pun masih dikenal. Syukur-syukur jika siswa kami nanti bisa jadi pesepak bola profesional. Namun, jika tidak masih bisa masuk ke senior di tim tarkam," tutupnya