Baca Juga: Selepas dari Persib Bandung, Pemain Belanda Ini Seperti Terkena Kutukan
"Karena saya memaksa para pemain untuk berlatih sangat keras, saya jadi menyukai dan senang melihat sikap mereka yang banyak berubah secara fisik dan mental," tambahnya.
Dari hasil latihan yang dipaparkan Lee Jae-hong itu, terlihat bila dari progres yang signifikan terutama dari lemak yang diukur.
Rata-rata lemak tubuh skuat timnas U-19 Indonesia berangsur-angsur turun sejak Juli 2020 hingga mendekati rata-rata lemak para pemain skuat Korea U-20 yang meraih runner-up di Piala Dunia U-20 2019. (10,4 %).
Begitu pun dengan massa otot rata-rata, skuat timnas U-19 Indonesia mencatatkan 36 %, hanya terpaut 2 persen dari skuat timnas U-20 Korea Selatan (38%).
"Berdasarkan periodiasi yang terdiri dari nutrisi, latihan dan rekoveri. Kami dari tim football sciene, telah mencoba mengubah kebiasan untuk para pemain," tulis Lee.
"Namun jika dibandingkan dengan timnas U-20 Korea Selatan, maka data inbody pemain timnas U-19 Indonesia rata-rata massa ototnya sangat rendah," tambahnya.
Baca Juga: Jadwal Latihan Bersama Bhayangkara Solo FC Alami Penundaan
"Aksi eksplosif di lapangan didasarkan pada otot. Dan untuk mengatur aksi eksplosif itu juga ditentukan oleh otot."
"Maka pemain mesti mencoba untuk memperbesar otot dari latihan kekuatan dan nutrisi," tambahnya.