TRIBUNNEWS.COM - Asisten pelatih timnas U-19 Indonesia, Lee Jae-hong menyesal dan meminta maaf kepada pemain timnas U-19 Indonesia karena merasa terlalu keras dalam melakukan pelatihan.
TC Timnas U-19 Indonesia di Spanyol berakhir lebih cepat dari yang dijadwalkan.
Pasukan Shin Tae-yong harus pulang pada Rabu (13/1/2021), padahal rencananya mereka akan melakoni TC hingga 31 Januari.
Baca juga: Ketahuan, Penyebab Timnas Indonesia Lima Kali Kalah Beruntun di Kualifikasi Piala Dunia 2022
Dengan kabar ini, maka kemungkinan berakhir pula rangkaian agenda TC Timnas U-19 Indonesia menyusul pembatalan Piala Dunia U-20 2021 dan belum jelasnya kabar Piala Asia U-19.
Shin Tae-yong pun mengalihkan fokus mempersiapkan timnas senior yang dijadwalkan akan berlaga di babak Kualifikasi Piala Dunia 2022 pada Maret mendatang.
Baca Juga: Bukan Timnas U-22, Malaysia akan Turunkan Timnas U-19 untuk SEA Games 2021
Salah satu asisten Shin Tae-yong, Lee Jae-hong pun membagikan hasil latihan pemain timnas U-19 Indonesia sejak Juli 2020.
Perlu diketahui, Lee Jae-hong adalah pelatih fisik timnas U-19 Indonesia yang diboyong langsung Shin Tae-yong dari Korea Selatan.
Lee Jae-Hong, memulai karirnya di Timnas Wanita Korea U-20, sebagai Fisioterapis.
Lee kemudian malang melintang di Timnas Korea U-17 hingga U-22, ia menjadi fisioterapis Timnas Korea U-17 yang saat itu berlaga di Piala Dunia U-17 di Chile.
Kariernya meningkat hingga menjadi Fisioterapis Timnas Korea Pada gelaran Piala Dunia 2018.
Lee Jae-hong meminta maaf kepada para pemain timnas U-19 Indonesia karena telah bersifat keras selama pemusatan latihan.
"Sejujurnya saya sangat kecewa Piala Dunia U-20 2021 dibatalkan," kata Lee Jae-hong lewat akun instagramnya pada Selasa (12/1/2021).
Baca Juga: Selepas dari Persib Bandung, Pemain Belanda Ini Seperti Terkena Kutukan
"Karena saya memaksa para pemain untuk berlatih sangat keras, saya jadi menyukai dan senang melihat sikap mereka yang banyak berubah secara fisik dan mental," tambahnya.
Dari hasil latihan yang dipaparkan Lee Jae-hong itu, terlihat bila dari progres yang signifikan terutama dari lemak yang diukur.
Rata-rata lemak tubuh skuat timnas U-19 Indonesia berangsur-angsur turun sejak Juli 2020 hingga mendekati rata-rata lemak para pemain skuat Korea U-20 yang meraih runner-up di Piala Dunia U-20 2019. (10,4 %).
Begitu pun dengan massa otot rata-rata, skuat timnas U-19 Indonesia mencatatkan 36 %, hanya terpaut 2 persen dari skuat timnas U-20 Korea Selatan (38%).
"Berdasarkan periodiasi yang terdiri dari nutrisi, latihan dan rekoveri. Kami dari tim football sciene, telah mencoba mengubah kebiasan untuk para pemain," tulis Lee.
"Namun jika dibandingkan dengan timnas U-20 Korea Selatan, maka data inbody pemain timnas U-19 Indonesia rata-rata massa ototnya sangat rendah," tambahnya.
Baca Juga: Jadwal Latihan Bersama Bhayangkara Solo FC Alami Penundaan
"Aksi eksplosif di lapangan didasarkan pada otot. Dan untuk mengatur aksi eksplosif itu juga ditentukan oleh otot."
"Maka pemain mesti mencoba untuk memperbesar otot dari latihan kekuatan dan nutrisi," tambahnya.