Dominasi maksimal masih harus diejawantahkan menjadi permainan efektif.
Dari 14 tembakan, hanya 5 buah yang tepat sasaran. Tanpa satu pun gol, tentu saja.
Level efisiensi harus digenjot lantaran Chelsea bukan cuma butuh gaya permainan yang enak dilihat.
Di atas itu, tim sangat ingin hasil maksimal karena mereka perlu banyak kemenangan guna mendongkrak posisi di klasemen.
Tuchel menilai apa yang diperlihatkan pasukan barunya dalam sehari sebagai percikan energi positif.
"Saya menikmatinya karena sangat senang dengan intensitas permainan, sikap, energi, dan kualitas tim saya," katanya, dikutip BolaSport.com dari BBC.
"Kami bermain terorganisasi dan tak pernah kekurangan intensitas."
"Kami meningkat menit demi menit di babak kedua. Dalam hal performa, saya sangat bahagia."
"Sayangnya, kami tak bisa mencetak gol. Jika kami menjaga performa seperti ini, hasil-hasil baik akan datang," tutur eks bos Borussia Dortmund dan Paris Saint-Germain itu.
Tuchel juga langsung menunjukkan preferensi penting dalam penyusunan tim.
Anak emas di era Lampard, Mason Mount, dipinggirkan dari susunan starter.
Tak ada nepotisme sesama warga Jerman karena Tuchel memilih Olivier Giroud sebagai tombak utama ketimbang Timo Werner, yang sedang mengalami paceklik gol.
Penempatan Jorginho dan Mateo Kovacic sebagai gelandang jangkar dobel menunjukkan sinyal Tuchel ingin memaksimalkan pengendalian bola dari pusat lapangan.
Lalu, hal menarik lain adalah mengintip peran Callum Hudson-Odoi sebagai full-back, terutama setelah Ben Chilwell digantikan Christian Pulisic.