Hudson-Odoi yang awalnya menempati sektor sayap penyerangan dalam formasi 4-2-3-1, mundur ke sisi belakang dengan pos ofensif tersebut ditempati Pulisic.
Keputusan itu ada sisi positifnya karena naluri Hudson-Odoi dalam menyerang bisa memompa agresivitas dari lini belakang.
Hal ini tampak dalam kontribusinya menciptakan dua peluang dan melepas satu tembakan akurat.
Penampilan Kai Havertz, yang ramai disorot sebagai pembelian gagal Lampard, juga disebut-sebut menunjukkan sinyal perbaikan.
Dia memiliki ruang lebih banyak untuk mengeksploitasi pertahanan lawan, ditandai dengan jumlah tembakan terbanyak (3 kali) bersama Hakim Ziyech.
Bagi Tuchel, tak ada keajaiban datang dalam sehari. Semuanya butuh proses.
Namun, yang sudah dia dapatkan adalah kesan pertama yang positif.
"Saya tidak menyangka tim akan memperlihatkan level seperti itu dari satu kali latihan dan dua pertemuan. Ini memberi saya firasat bagus untuk masa depan," katanya.
"Sungguh tidak adil karena saya tak punya penjelasan untuk siapa pun di tim kenapa mereka tidak bermain."
"Hari demi hari akan membantu saya memahami tim," kata pelatih berusia 47 tahun itu.
Laga kedua Thomas Tuchel di bangku pelatih Chelsea adalah duel versus Burnley di Stamford Bridge, Minggu (31/1/2021).
Artikel ini telah atayang di BolaSport.com dengan judul Evaluasi Debut Thomas Tuchel di Chelsea: Tiki-Tuchel Saja Tak Cukup dalam Sehari