Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali baru saja memimpin rapat koordinasi pengkajian terhadap usulan penyelenggaraan Kompetisi Sepakbola Liga 1 dan 2 2021.
Rapat tersebut dihadiri Ketua Umum Mochamad Iriawan, Direktur Utama PT LIB Akhmad Hadian Lukita, Asops Kapolri Imam Sugianto, Direktur Mitigasi Bencana Johny Sumbung, Sekjen KONI Pusat Ade Lukman.
Rapat tersebut berisikan tentang pemaparan dari PSSI dan PT LIB terkait dihelatnya pertandingan di tengah pandemi Covid-19.
Baca juga: Asisten Shin Te-yong Keluhkan Perihal TC Timnas Indonesia U-22, Ini Respons Menpora
“Kami mendengarkan pemaparan dari PSSI dan PT LIB tentang rencana turnamen dan kompetisi. Dipaparkan secara lengkap. Baik rencana pelaksanaan maupun prokes secara disiplin dan ketat,” kata Menpora usai rapat di Kantor Kemenpora, Jakarta, Rabu (10/2/2021).
“Kemudian direspons oleh BNPB, satgas covid, KONI pusat, polri. Apa yang disampaikan secara umum, kami dapatkan gambaran tentang kesiapan PSSI dan LIB. Ini menjadi bahan buat Polri untuk mempelajari, mengkaji, dan apabila ada hal yang masih perlu dikomunikasikan, PSSI dan LIB masih ada waktu,” jelasnya.
Seusai memberikan pemaparan kepada Asops Kapolri Imam Sugianto beserta jajarannya, Menpora menegaskan bahwa rapat ini masih akan berlanjut.
Artinya belum ada keputusan di rapat ini.
Setelah ini Asops Kapolri Imam Sugianto melaporkan lebih dulu hasil rapat kepada Kapolri Listyo Sigit Prabowo dan setelah itu akan ada pertemuan kembali untuk menentukan nasib kompetisi Liga 1 dan Liga 2 2021.
“Tadi rapat koordinasi untuk mendengarkan pemaparan tentang pelaksanaan turnamen, kompetisi, dan prokes. Kami belum mengambil keputusan apapun, keputusannya setelah ini. Ini prosesnya harus berjalan. Karena kita tahu situasi pandemi, prinsip pemerintah dan pak kapolri, mengutamakan keselamatan dan kesehatan,” kata Menpora.
“Mudah-mudahan segera ada keputusan. Penekanan dari Ketum menjadi harapan kita semua. Apabila diizinkan, tanpa penonton dan tanpa kerumunan serta nobar. Bisa saja suporter tidak ke stadion, tapi nobar. Itu tidak boleh ada. Sanksinya berat,” pungkasnya.