TRIBUNNEWS.COM - Profil Mason Mount, pahlawan kemenangan Chelsea saat menghadapi Liverpool dalam lanjutan Liga Inggris di Anfield, Jumat (5/3/2021) dini hari.
Bukan kali ini saja Mason Mount menjadi pahlawan The Blues Chelsea.
Terhitung sejak awal tahun 2021, Mason Mount keluar sebagai pahlawan karena gol semata wayangnya mengantarkan berkah untuk Chelsea, adalah saat melawan Fulham (17/1), Southampton yang berakhir imbang (20/2), dan terbaru Liverpool.
Baca juga: Liverpool Jadi Juara Liga Inggris Terburuk Sepanjang Sejarah Seusai Takluk dari Chelsea
Siapa Mason Mount?
Mason Mount adalah pemuda asal Inggris yang lahir di Portsmouth, Hampshire, 22 tahun lalu.
Dia tumbuh berkembang dari keluarga kelas menengah di Inggris.
Jalan Mason Mount untuk bermain di tim utama Chelsea sempat mendapat tentangan dari sang ayah karena berkaca dari pengalaman tidak mudah anak dari tim akademi yang bisa menembus skuat utama The Blues.
Bahkan dalam dua dekade terakhir, hanya John Terry, pemain akademi yang bertahan dalam skuat utama Chelsea.
Dalam penjelasan Mason Mount yang tertulis dalam situs resmi FA Inggris, dia memiliki ayah yang bernama Tony Mount.
Seorang manajer sepak bola dan mantan pesepak bola lokal di Portsmouth.
Dari sanalah awal kecintaannya terhadap sepak bola tumbuh, ketika menonton aktivitas sang ayah.
Pada usia lima tahun, Tony memasukkan Mount ke salah satu tim lokal di sana, yakni Boarhunt.
Namun hanya berselang satu tahun, dia hijrah ke klub United Sevices.
Bakat Mason Mount mulai terendus, bahkan ketika itu dia dilirik banyak klub.
Pada usia 8 tahun, Chelsea sudah melihat talenta dan potensi yang ada dalam diri Mason Mount.
"Say berusia delapan tahun ketika pertama kali pergi ke Chelsea dan setiap Jumat saya pergi berlatih," ungkap Mount.
"Setiap kali saya pergi ke Chelsea, itu adalah kecintaan bermain melawan pemain yang lebih baik dan persaingan yang sangat ketat, yang benar-benar memotivasi saya.
"Salah satu pengaruh terbesar dari karier saya di masa-masa itu adalah seorang pelatih bernama Michael Beale.
"Dia adalah pelatih akademi Chelsea saat itu dan sangat membantu saya untuk berkembang selama waktu itu.
"Saat ini dia bekerja dengan Steven Gerard di Rangers.
Tahun 2017, ketika anak seusia menunggu pinangan dari tim utama, Mason Mount lebih memilih hijrah ke salah satu tim Belanda, Vitesse untuk mengembangkan bakatnya.
Tampil dalam 29 pertandingan dan 9 gol, Mason Mount ditarik Chelsea yang kemudian dipinjamkan ke Derby Conty.
Selama di Vitesse pada musim 2017/20218, Mount terpilih sebagai pemain terbaik serta menjadi bagian dari tim terbaik Eradivisie.
Waktu Mason Mount dengan Tim Utama Chelsea
Sejak John Terry tak ada pemain akademi The Blues yang bisa bertahan lama dengan Chelsea.
Chelsea juga memiliki catatan buruk untuk memberikan menit bermain kepada para pemain muda dari akademi.
Namun, pada saat Chelsea menunjuk Frank lampard sebagai kepala pelatih, mantan kapten Chelsea itu menarik para pemain muda potensial Chelsea.
Mason Mount mendapat kesempatan bermain dengan tim utama pada musim 2019/2020 setelah bermain untuk Derby Country.
Pada saat itu, langkah Mount ke Chelsea sempat mendapat tentangan dari sang ayang Tony Mount, dan menyarankannya untuk meninggalkan Chelsea dan mempertimbangkan tawaran klub lain.
Mount pun memilih keputusannya untuk Chelsea.
Musim pertamanya bersama dengan Lampard, Mount mencetak 3 gol setelah melakoni 7 pertandingan.
Pada musim tersebut, Mason Mount juga mendapat panggilan pertama utnuk membela tim senior Inggris.
Mason Mount Kini
Kursi kepala pelatih Chelsea saat ini telah bergulir kepada Thomas Tuchel yang menggantikan Frank Lampard.
Nama Mason Mount tak pernah absen menghiasi daftar starting line-up Chelsea di kompetisi premier, termasuk Liga Champions.
Masih terlalu dini untuk menyimpulkan masa depan Mason Mount apakah akan bertahan di Chelsea untuk waktu yang lama.
Namun, saat ini dia mampu menunjukkan penampilan mencolok dan memikat hati Tuchel untuk menurunkannya sejak menit pertama pertandingan.
(Tribunnews.com/Sina)