TRIBUNNEWS.COM - Penampilan klub elite Liga Italia, Juventus mengalami pasang surut dengan sejumlah masalah yang terus mendera mereka.
Pada awal musim, Juventus jelas lebih diunggulkan untuk kembali back to back menjadi jawara Liga Italia kali ke-10 secara beruntun.
Namun seiring dengan pertandingan berlangsung, Bianconeri memiliki sejumlah masalah yang membuat mereka kini diprediksi bakal kesulitan untuk mempertahankan gelar Scudetto.
Baca juga: JADWAL Liga Italia Juventus vs Lazio - Scudetto atau Liga Champions, Pirlo?
Baca juga: Dilema Juventus antara Liga Champions & Scudetto, Habis Lazio Terbitlah Porto, Bagaimana Pirlo?
Sebagai bukti bahwa Cristiano Ronaldo dkk mengalami inkonsistensi pertandingan dapat dilihat dalam lima laga terakhir mereka.
Tercatat anak asuh Andrea Pirlo itu mengemas dua kemenangan, dua kekalahan dan sekali hasil imbang.
Walhasil, sulitnya konsistensi Bianconeri untuk meraih tiga poin dari setiap laganya, Juventus kini terancam tak bisa berbicara banyak di Liga Italia dan Liga Champions.
Di kompetisi elite benua biru, Bianconeri memiliki potensi untuk gagal melaju ke babak perempat final Liga Champions usai di leg pertama babak 16 besar mengalami kekalahan dari Porto 2-1.
Memang Juventus masih memiliki asa untuk membalikkan kedudukan di leg kedua, namun seperti yang diungkapkan awal tadi, deretan masalah terus mendera mereka.
Sedangkan di kompetisi Liga Italia, Juventus duduk di tangga ketiga klasemen Serie A lewat koleksi 49 poin.
Klub asal Turin itu berjarak 10 poin dari pemuncak klasemen Liga Italia, Inter Milan.
Menurunnya penampilan yang dihasilkan Juventus membuat mantan pelatih kenamaan dari Italia, Arrigo Sacchi angkat bicara.
Allenatore yang pernah menjadi bagian dari AC Milan itu menyebut beberapa alasan mengapa Bianconeri mengalami penurunan performa.
Pertama, Sacchi menyebut bahwa Juventus masih kebingungan dengan skema permainan yang dibawa oleh pelatih mereka, Andrea Pirlo.
Meskipun pada laga terakhir Juventus mampu mengalahkan Spezia, namun Sacchi mengatakan bahwa permainan Juventus masih kurang 'greget'.
"Masih ada yang kurang meyakinkan pada permainan Juventus, meskipun meraih kemenangan namun jujur saja mereka (Juventus) kurang meyakinkan," terang Sacchi, dikutip dari laman Football Italia.
Ia kemudian menyoroti bagaimana amunisi muda yang bergabung bersama Juventus belum dapat menyatu dan mengerti apa yang menjadi instruksi Pirlo.
"Terus terang, sulit untuk menilai permainan seperti apa yang dimiliki oleh Juventus saat ini."
"Banyak pemain muda yang kini bergabung dengan Bianconeri yang belum mengerti skema apa yang diinginkan oleh pelatih," terang Sacchi menambahkan.
Masalah kedua pun tidak lepas dari ketergantungan akan sosok Cristiano Ronaldo.
Juventus memang memiliki sederet nama pemain kelas wahid di semua posisi. Namun hingga pekan 25 Liga Italia yang telah berlangsung, hanya Ronaldo saja yang mampu tampil konsisten.
Lesakan 20 gol menjadi bukti bahwa penyerang asal Argentina itu masih menjadi tumpuan lini penyerangan Bianconeri.
Namun sayangnya, ketajaman eks bomber Real Madrid itu tak dibarengi dengan pemain lain.
Sebagai faktanya, ketika Ronaaldo mampu mencetak gol, besar kemungkinan untuk Bianconeri mampu meraih kemenangan.
Namun jika sebaliknya, ketika CR7 tampil under performa, maka pemain Juventus yang lain tidak bsia dijadikan pemecah kebuntuan.
"Tim ini (Juventus) jelas ingin tampil menang di setiap laganya. Untung mereka memiliki individu pemain yang dapat diandalkan kemampuannya untuk mengahsilkan poin penting di laga krusial," tambah Sacchi.
Selain dua analisa yang disampaikan oleh eks pelatih AC Milan itu, masalah lain yang mendera Juventus ialah badai cedera yang dihadapi.
Sejumlah pemain pilar andalan Bianconeri harus bolak balik ke tim medis karena mengalami cedera.
Sebut saja Arthur, de Ligt, Juan Cuadrdao hingga Paulo Dybala menjadi bukti bahwa Bianconeri diterpa badai cedera.
Terbaru, klub satu kota dengan Torino itu akan melangsungkan pertandingan kandang di pekan 26 Liga Italia dengan menjamu Lazio.
Layak ditunggu bagaimana Bianconeri menjaga konsistensi mereka yang berkendala.
(Tribunnews.com/Giri)