TRIBUNNEWS.COM - Berikut profil Adriano Leite, striker yang diklaim seperti alien pernah dimiliki oleh klub Liga Italia, Inter Milan.
Para penggemar sepak bola yang tumbuh di akhir 1990-an dan awal 2000-an pasti masih memiliki memori tentang eks striker Inter Milan, Adriano Leite.
Adriano merupakan satu di antara pemain yang memiliki talenta emas dari Negeri Samba Brasil.
Baca juga: Juventus KO di Liga Champions, Inter Milan Haram Bicara soal Gelar Scudetto Liga Italia
Baca juga: Paket Komplit Inter Milan Bisa Bikin Scudetto Hijrah dari Turin Ke Milan, Hegemoni Juventus Luntur
Pria kelahiran 17 Februari 1982 ini pernah terkenal memiliki tendangan kaki kiri mematikan.
Pria bernama lengkap Adriano Leite Ribeiro ini sempat menjadi idola ketika memperkuat Parma dan Inter Milan.
Karier dan namanya melejit sedari ia remaja. Pada usia 17 tahun, nama Adriano sudah tercantum dalam skuat utama Flamengo.
Dua tahun berselang, tim elite Liga Italia, Inter Milan menyodorkan kontrak senilai 13 juta euro.
Pemain yang terkenal tembakan geledeknya itu pun menerima pinangan klub yang berjuluk Nerazurri itu.
Awal merintis karier di Liga Italia bersama Inter Milan tak berlangsung mulus bagi Adriano.
Saat usianya baru 19 tahun dan telah menjadi bagian dari skuat utama Inter Milan.
Tak kunjung menemukan bentuk permainan terbaiknya membuat Adriano sempat merasakan masa 'sekolah' bersama Fiorentina musim 2001/2002.
Tak kunjung membuahkan hasil yang manis membuat Inter mulai kehilangan kesabaran. Puncaknya Adriano dilepas ke Parma.
Bersama Parma lah, pemain yang juga memiliki julukan Sang Kaisar itu menemukan bentuk permainan terbaiknya.
Adriano tampil dalam 33 pertandingan di semua ajang dengan torehan 23 gol. Melihat perkembangan pesat Adriano di Parma, Inter memutuskan memulangkan Adriano ke Giuseppe Meazza dengan mahar 23,4 juta euro.
Kembali ke Inter, Adriano diikat kontrak selama empat setengah musim.
Keputusan Inter memulangkan Adriano tepat, sebab sang pemain semakin menunjukkan sinarnya sebagai pemain bintang.
Bahkan ia disebut-sebut sebagai suksesor Ronaldo Luis Nazario de Lima. Dari tahun 2004 hingga 2009, Adriano tampil dalam 115 pertandingan di semua ajang dan mencetak 47 gol untuk Inter Milan.
Bersama Inter Milan, Adriano banyak menyumbangkan titel gelat.
Di antaranya ialah scudetto empat musim beruntun (2006-2009), dua trofi Coppa Italia (2004/2005 dan 2005/2006) serta tiga gelar Supercoppa Italia (2005, 2006, 2008).
Namun sayang, kehidupannya yang mulus dan menjadi pujaan Interisti di seluruh dunia mejadwi awal petaka yang menghampiri Adriano.
Ia sering keluar masuk klub malam untuk berpesta.
Pada 2006, ia sempat dua kali tertangkap berpesta di klub malam. Tak hanya itu, Adriano pun mulai kecanduan alkohol dan obat-obatan terlarang.
Kegemarannya menenggak alkohol dan keluar malam untuk berpesta malam membuat performanya di lapangan menurun. Penurunan performa yang ditunjukkan Adriano membuat Inter berang.
Pada pertengahan musim 2008/09, Inter sempat meminjamkan Adriano ke Sao Paulo. Tujuannya agar sang pemain bisa menemukan kembali permainan terbaiknya.
Tapi itu terbukti tak berhasil; performa Adriano malah semakin menukik.
Pada akhir musim 2008/2009, Adriano pun dilepas ke Flamengo.
Marco Materazzi yang merupakan rekan sejawat dari Adriano menuturkan bahwa kualitas yang dimiliki oleh Adriano leite sangatlah menakjubkan.
Ia tak segan menyebut Sang Kaisar itu layaknya pesepak bola alien.
“Dia tampak seperti alien," terang Materazzi, deperti yang dikutip dari laman Sempre Inter.
“Kami sudah terbiasa dengan Ronaldo dan Christian Vieri tapi dia langsung membuat kami terkesan.”
Pria yang masuk dalam skuat Juara Italia pada Piala Dunia tahun 2006 itu dibuat takjub saat laga persahabatan antara Inter Milan vs Real Madrid.
Saat itu Los Galacticos diperkuat pemain hebat seperti, Luigi Di Biagio hingga Clarence Seedorf.
“Kami melihatnya sehari sebelum pertandingan ketika dia mencoba tendangan bebas,” jelasnya menambahkan.
“Melawan Real Madrid ada Luigi Di Biagio, Clarence Seedorf dan saya sendiri yang menguasai bola."
“Hector Cuper ingin Adriano mengambilnya, dan dia menembakkan misil."
“Di Biagio dan saya tidak bisa mempercayai mata kami.
“Dia berlari ke bangku cadangan sementara kami berhenti karena kami tidak mengira dia bisa memukul bola sekeras itu," pungkas Materazzi
(Tribunnews.com/Giri)