TRIBUNNEWS.COM - Profil Youssoufa Moukoko, salah satu pemain talenta super yang dimiliki Borussia Dortmund saat ini.
Cetak sejarah sebagai debutan termuda Bundesliga dan Liga Champions di usianya yang beru menginjak 16 tahun.
Jerman merupakan salah satu kiblat sepak bola dunia, apalagi untuk mereka yang mengawali karier sejak usia dini.
Youssoufa Moukoko adalah salah satunya pada saat ini.
Dalam penampilan terbarunya, Youssoufa Moukoko turut mengantarkan Dortmund untuk meraih kemenangan saat menghadapi Hertha Berlin dalam lanjutan Bundesliga pekan 25, Minggu (14/3/2021) dini hari WIB.
Tampil sebagai pemain pengganti yang masuk di menit-menit akhir waktu normal pertandingan, tak butuh waktu lama bagi Youssoufa Moukoko untuk menambah keunggulan Dortmund kala itu.
Dortmund pun menang 2-0 atas Hertha Berlin.
Bagaimana kiprah Youssoufa Moukoko?
Youssoufa Moukoko lahir di ibukota Kamerun, Yaounde pada 20 November 2004.
Dia menghabiskan 10 tahun pertamanya bersama kakek dan neneknya di Kamerun sebelum ikut pindah dengan sang ayah ke Jerman.
Ayah Youssoufa Moukoko seorang warga negara Jerman sejak 1990-an, dia menetap di Hamburg pada musim panas 2014, dalam berita Bundesliga.
Moukoko pertama kali bermain di akademi muda kasta kedua Bundesliga ST Pauli.
Saat pertama kali mengikuti latihan dengan ST Pauli, dia mengenakan sepatu lari, lantaran belum terbiasa dengan sepak bola yang terorganisir.
Namun ternyata, hal itu tidak mempengaruhi dia untuk mencetak gol.
Dan dia tidak menyia-nyiakan kesempatan dan waktu yang ada. Selama dua musim dalam 13 pertandingan, dia menghasilkan 23 gol untuk tim di bawah umur die Kiezkicker -julukan St Pauli- sebelum dipanggil Dortmund.
Sejak bergabung dengan Dortmund, Moukoko menunjukkan performa yang luar biasa dengan pesat.
Moukoko tampil pertama kali untuk U-17 die Schwarzgelben -julukan Dortmund- pada usia 13 tahun.
Padahal rata-rata usia pemain di sana adalah 14 tahun.
Kariernya melonjak pesat seiring perkembangan luar biasa yang dia tunjukkan bersama tim muda Dortmund.
Jika ditotal, Moukoko mencetak 127 gol dan 26 assist hanya dalam 84 penampilan di semua kompetisi bersama tim muda Dortmund.
Youssoufa Moukoko mendapat panggilan pertama untuk bergabung dengan pelatihan tim utama pada Januari 2020, 11 bulan jelang ulang tahunnya yang ke-16.
Moukoko masih belum bisa membela tim utama lantaran terganjal regulasi.
Namun, selama waktu tersebut, dia bermain untuk U-19 dan menghasilkan 13 gol dalam 4 pertandingan saja.
Setelah genap berusia 16 tahun, November 2020. Lucien Favre yang memegang kendali pelatih Dortmund kala itu langsung memainkan Moukoko satu hari berselang.
Tepatnya kala Dortmund menghadapi Herthe Berlin, matchday ke-8 Bundesliga.
Dia masuk sebagai pemain pengganti yang menggantikan Haaland.
Sejak saat itu, dia memecahkan rekor pemain termuda Bundesliga selama 15 tahun yang dipegang Nuri Sahin.
Tak hanya itu, 18 hari berselang dia kembali menorehkan sejarah, namun kali ini dalam ajang kompetisi terelit Benua Eropa yakni Liga Champions.
Dia tercatat sebagi pemain termuda Liga Champions di usia 16 tahun 19 hari.
"Dia adalah talenta besar dan membuat keputusan dengan kecepatan yang mengesankan," kata Guido Streichsbier, pelatih U-20 Jerman, dikutip dari BBC.
"Saya yakin Youssoufa memiliki IQ sepak bola untuk menemukan ruang sehingga dia tidak akan dibongkar oleg bek berpengalaman.
"Penting bahwa dia bergerak di zona tertentu untuk menghindari pertarungan fisik," jelasnya.
Sementara itu, Lucien Favre beranggapan bahwa supertalenta Jerman ini memiliki pergerakan yang sangat efisien.
"Anda tidak tahu kaki mana yang dia gunakan untuk bermain. Dia menggunakan kaki kiri dan kaki kanan. Dia sangat efisien," kata Favre.
Di sisi lain, Nuri Sahin juga tak luput memberikan respons soal penampilan Moukoko.
"Sampai saat ini, matahari selalu bersinar untuk Youssoufa Moukoko. Dia belum pernah mengalami hari hujan, tapi hari-hari hujan akan datang," pesannya kepada majalan sepak bola Jerman Kicker.
Jadi Korban Pelecehan (Rasis) dan Kritik di depan umum
Youssoufa Moukoko memulai kariernya dengan tim muda Dortmund disaat berada di bawah rata-rata jenjang usia kala itu.
Bermain untuk U-16 saat berusia 12 tahun, namun dia membuktikan bahwa dia adalah yang terbaik, mengalahkan rekannya yang bahkan lebih tua darinya.
Orang-orang mulai mempertanyakan usianya kala itu.
Dalam berita Bild yang diunggah BBC, apakah benar dia berusia 12 tahun?
Bahkan ayahnya sampai menunjukkan akta kelahiran yang dikeluarkan oleh Konsulat Jerman di Yaounde untuk menutup keraguan kala itu.
"Sulit untuk menghadapi semua cerita ini," ungkap Moukoko pada 2018 lalu.
"Bukan salah saya jika semuanya berjalan dengan baik," lanjutnya.
Mantan pelatih Moukoko di U-16, Michael Feichtenbeiner berpendapat, dia mendapat tantangan mental kala itu.
"Kemarahan tentang dia sangat ekstrim, dan spekulasi publik tentang usianya sering mengesampingkan apresiasi atas penampilannya yang sebenarnya di lapangan," ungkapnya.
Bahkan salah satu kejadian saat itu, saat Dortmund menghadapi Schalke U-19 dalam derbi Ruhr muda, dia mencetak 3 gol.
Namun, penonton berteriak, "mematahkan semua tulangmu," dan Moukoko harus "berbaring di kuburanmu.
Klip itu sempat viral, tapi, Moukoko menjawab dengan bijak bak pemain profesional.
"Saya akan terus melakukan hal yang saya lakukan. Itu passion saya.
"Itulah yang membuat saya bahagia," tulisnya dalam akun instagram pribadinya.
Saat dia menjawab tudingan dari komentar negatif dia menjawab, "Anda tidak akan pernah dapat menghentikan saya," jawabnya.
Belum lama ini, superstar baru Dortmund, Erling Braut Haaland mengaku bahwa dia adalah penggemar Moukoko.
"Moukoko jauh lebih baik daripada aku pada usianya.
"Saya belum pernah melihat anak berusia 15 tahun sebaik ini dalam hidup saya," tutur Haaland.
Menarik dinantikan, bagaimana kiprah sang supertalenta yang dimiliki Dortmund saat ini.
Yang jelas, Jerman merupakan tempat belajar yang tepat bagi pemain muda untuk mengembangkan kemampuan mereka.
(Tribunnews.com/Sina)