Laporan Reporter WARTAKOTALIVE.COM, Rafsanzani Simanjorang
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Dalam Sepakbola, ada satu kelompok suporter yang tidak diharapkan oleh lawan kehadirannya di stadion. Kelompok itu bernama ultras.
Ultras, biasanya lebih militan dan loyal dalam mendukung tim yang ia banggakan.
Bahkan, ultras selalu punya trik sambutan selamat datang yang menjatuhkan mental lawan.
'No Name No Face', salah satu daya tarik ultras dalam beraksi. Aksi nakal pun kerap dilakukan oleh ultras guna mengganggu konsentrasi lawan.
Satu kisah pun diperoleh Warta Kota dari kelompok ultras Persita Tangerang, Curva Sud.
"Sebuah kenangan aksi kami dulu di Liga 2 adalah mengganggu jam istirahat tim Persiraja Banda Aceh di apartemen 2019 lalu. Biasanya dulu lewat penyalaan mercun. Pokoknya tujuannya agar tidur mereka tidak nyaman, dan besoknya mereka tidak maksimal bermain," ujar Deden mewakili pengurus Curva Sud.
Meski sedikit nakal, Curva Sud menjelaskan jam tidur pemain yang terganggu tentunya akan berpengaruh ke performa bermainnya di lapangan.
Dalam menjalankan aksinya, Curva Sud tidak asal-asal, semua dilakukan matang dan secukupnya saja.
"Setelah mengganggu jam malam lawan, pada pertandingan, kami juga meneror lewat chant (yel-yel). Semua dilakukan agar mereka (lawan) kehilangan konsentrasi. Kedua aksi ini begitu penting," terangnya.
Uniknya, aksi yang persis dengan aksi ultras di benua Eropa ini berhasil, kala itu Persita menang dengan skor 2-1 atas Persiraja Banda Aceh.
Ada pun pada akhir musim 2019, Persita dan Persiraja Banda Aceh sama-sama lolos ke Liga 1 Indonesia.