Laporan Reporter WARTAKOTALIVE.COMRafsanzani Simanjorang
TRIBUNNEWS.COM, CILEGON - Pandemi Covid-19 membuat mantan gelandang Cilegon United, Eka Dwi Susanto terpaksa jualan bakso untuk menyambung hidup.
Pasalnya, semenjak pandemi 2020 lalu, kompetisi sepak bola terhenti. Tidak ada lagi aktivitas di timnya yang membuat pemain tak lagi mendapatkan gaji.
Pemain kelahiran Kendal, Semarang, Jawa Tengah ini pun menyadari sepak bola tak selalu menjamin masa depan yang cerah.
Alhasil, dirinya berinvestasi dengan menekuni usaha jualan bakso.
Eka membeli bakso lewat pamannya dan menjualnya kembali dengan berbagai jenis varian yang dikemas dalam kotak.
Ada bakso kecil berisi 30, bakso sedang isi 35, bakso urat isi 10, bakso mercon isi 10, bakso telor, bakso granat, varisasi, mix urat, mix mercon, mix urat mercon, tahu biasa dan tahu pedas.
Harganya pun terjangkau hanya Rp.30.000 termasuk bumbu.
Saat berjualan bakso sejak Maret 2020 lalu, Eka mengisahkan dirinya tak ada kata malu dan gengsi.
Justru lewat jualan bakso, ia mampu melunasi cicilan mobilnya dan membiayai kebutuhan harian keluarga kecilnya.
"Cicilan mobil saya Rp.3 jutaan per bulan, belum lagi kebutuhan anak saya yang masih kecil. Hitungan pengeluaran bulanan senilai Rp.6 jutaan. Alhamdulillah, lewat berjualan bakso saya bisa meraih Rp 9 hingga Rp.10 juta. Ini rejekinya anak saya juga kali ya. Apalagi anak saya lahirnya pas saat pandemi ada, jadi kalau dipikir-pikir sulit ya, tapi inilah rejeki anak," ujarnya kepada Warta Kota belum lama ini sembari tersenyum.
Sadar hidup tak bisa bergantung pada sepak bola, Eka menjelaskan dirinya telah punya rencana pada usaha sampingannya yaitu jualan bakso.
Eka menjelaskan, jualan bakso ia mampu meraup Rp.300.000 per hari, sehingga ideal pula sebagai usaha untuk menafkahi keluarga.
Ia pun menyiapkan masa depan sejak saat ini agar tidak kewalahan saat pensiun kelak.
"Semoga akhir tahun ini saya bisa membangun kedai bakso dan toko sembako. Jadi ada kerjaan jika kelak saya pensiun. Dan ini lah usaha saya," tutupnya.