Laporan Wartawan TribunnewsBogor.com, Yudistira Wanne
TRIBUNNEWSBOGOR.COM, DEPOK - Kota Petir. Begitulah julukan untuk Kota Depok yang memiliki potensi seluruh aspek kehidupan, tak terkecuali untuk sektor olahraga.
Seperti julukannya, kota yang diresmikan pada 27 April 1999 itu, kini menyambar pembangunan sekaligus renovasi sarana dan prasarana olahraga dengan cukup apik.
Khusus sepak bola, saat ini Kota Depok memiliki dua stadion besar yakni Stadion Merpati dan Stadion Mahakam, serta satu stadion mini yang bernama Stadion Mini Sukatani Tapos, Depok.
Ketiga lapangan tersebut, saat ini tergolong memiliki rumput yang bagus dan fasilitas cukup lengkap.
Renovasi dan pembangunan sarana prasarana sektor olahraga khususnya sepak bola di Kota Depok itu sengaja dilakukan.
Pasalnya, Kota Depok melahirkan beberapa nama pemain sepak bola berlabel nasional yang tersohor di antaranya adalah Muhammad Roby, Taji Prasethio dan Syamsir Alam.
Sadar akan potensi sumber daya manusia yang andal, maka Pemerintah Kota Depok berupaya memaksimalkan hal tersebut dengan menunjang sarana prasarana olahraga yang memadai.
Jika bicara Stadion Merpati, maka hal tersebut tidak terlepas dari sejarah berdirinya Kota Depok itu sendiri.
Kasi Pembinaan Olahraga Rekreasi dan Fungsional Disporyata Kota Depok, Rayi Muhammad Radiansyah bercerita tentang masa lalu stadion yang lokasinya berada di Jalan Gelatik Raya No.43, Pancoran Mas.
Menurutnya, Stadion Merpati menjadi salah satu infrastruktur yang dibangun usai Depok memisahkan diri dari Kabupaten Bogor.
"Jadi Stadion Merpati itu sejarah dibentuknya dulu masih lapangan biasa di bawah tahun 2000an. Itu masih Kota Administratif bergabung dengan Kabupaten Bogor," ujarnya, Kamis (8/4/2021).
"Masuk tahun 2000 setelah jadi Kota Depok, mulai dilakukan pembangunan-pembangunan yang tidak besar, sejarahnya dari situ. Itu pun dibantu oleh Pemerintah Pusat," tambahnya.
Dahulu, Stadion Merpati bagai rumah terbengkalai. Rumput lapangan yang botak, tribun rusak dibeberapa titik, dan fasilitas-fasilitas lainnya tergolong jauh dari kesan memadai.
Citra buruk tentang Stadion Merpati Kota Depok era 2000an kini hanya menjadi kumpulan kisah masa lalu.
Lain dulu lain sekarang. Rayi memaparkan bahwa gairah masyarakat pencinta sepak bola di Kota Depok antusiasnya semakin tinggi, sehingga stadion yang dahulu terlihat lusuh harus segera direnovasi.
Renovasi pun dilakukan pada pengujung tahun 2017 dan rampung sekaligus diresmikan Pemerintah Kota (Pemkot) Depok Maret 2020 lalu.
Kini, Stadion Merpati menjadi salah satu tempat bersejarah yang sedap dipandang mata sekaligus dapat dinikmati dengan nyaman.
"Fasilitas untuk yang terakhir renovasi ini, alhamdulillah menurut saya sudah cukup bagus. Di mana tersedia mess pemain, ruang ganti, VIP, ruang media, kamar mandi, mushola, parkiran, joging track ada walaupun tidak besar, kemudian ada videotron," jelasnya.
Sementara itu, Rayi menjelaskan bahwa usai direnovasi, kapasitas Stadion Merpati menjadi bertambah seiring dengan dibangunnya tribun utara dan selatan.
"Kapasitas penonton 13000. Tribun itu tadinya hanya dua, barat dan timur. Sekarang setelah dibangun ada tribun utara dan selatan, cuma tribun utara dan selatan bukan tribun tertutup," paparnya.
Tidak hanya itu, Rayi juga membeberkan bahwa terkait penerangan, Stadion Merpati dibekali dengan pencahayaan yang cukup baik.
"Untuk lampu, kita menggunakan lampu tembak, bukan LED, tapi hanya menggunakan lampu biasa. Satu lampu itu 4000 watt. Satu tiang itu ada 12 lampu. Berarti 4000 ditotal 12 lampu. Ada empat tiang lampu di Stadion Merpati Kota Depok," jelasnya.
Rayi menjelaskan, untuk rumput yang digunakan di Stadion Merpati adalah jenis Cynodon Dactylon (CD).
"Kalau untuk rumput itu sama seperti yang ada di lapangan Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor. Kita menggunakan rumput bermuda," tegasnya.
Sementara itu, Rayi pun menceritakan bahwa Stadion Merpati memiliki dan menyimpan kisah tersendiri sepanjang dididirikan.
"Banyak momen besar juga yang terjadi di Stadion Merpati ini. Ketika itu, di sini pernah menjadi tempat pertandingan Liga 2, Liga 3 tingkat provinsi dan nasional," bebernya.
"Divisi Utama juga pernah, Coppa Djisamsoe tahun 2005 melawan Persija Jakarta juga di sini serta Liga Pendidikan juga pernah di sini. Banyak yang lain juga," sambungnya.
Terkait pemeliharaan, Rayi menegaskan bahwa Disporyata fokus melakukan perawatan agar rumput dapat tetap terjaga.
"Yang kita kerjakan itu dari Disporyata, kita selalu melakukan penyiraman rumput dan teknologi penyiramannya juga sudah bagus," ujarnya.
"Rumput juga kita berikan pupuk, potong rumput dan ada beberapa hari yaitu Selasa, Rabu, Kamis itu jadwal untuk pemeliharaan. Jadi hari-hari tersebut lapangan sudah pasti tidak dapat digunakan," tambahnya.