News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Liga Italia

Bak Sayur Tanpa Garam, Liga Italia Terancam Hambar Tanpa AC Milan, Juventus & Inter Milan

Penulis: Drajat Sugiri
Editor: Dwi Setiawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemain depan Inter Milan Argentina Lautaro Martinez (Kiri) mengalahkan (Dari 2ndL) gelandang Prancis AC Milan Souhaliho Meite, bek Denmark AC Milan Simon Kjaer dan bek AC Milan Italia Davide Calabria (kanan) selama pertandingan sepak bola Serie A Italia AC Milan vs Inter Milan pada 21 Februari 2021 di stadion San Siro di Milan. MIGUEL MEDINA / AFP

TRIBUNNEWS.COM - Menjadi sesuatu hal yang tak lazim dalam sejarah Liga Italia jika kompetisi kasta tertinggi sepak bola di Negri Pizza itu tanpa diikuti Juventus, Inter Milan dan AC Milan.

Sebagaimana yang diketahui, baik AC Milan, Juventus dan Inter Milan menyatakan diri mereka ambil bagian di kompetisi European Super League.

Jagad sepak bola dikejutkan dengan dicetuskannya gagasan European Super League, yang mana dalam kompetisi tersebut mengancam eksistensi klub-klub kecil yang tengah berkembang.

Baca juga: Gegara European Super League, AC Milan, Juventus & Inter Kena Semprot Petinggi Sassuolo

Baca juga: Tanggapan Stefano Pioli seusai AC Milan Akhiri Puasa Kemenangan 2 Bulan di San Siro

Bagaimana tidak, dalam kompetisi European Super League nantinya akan diikuti oleh 20 kontestan dengan 15 anggota tetap yang berdasarkan pada kekuatan finansial sebuah tim.

Sejauh ini sudah ada 12 tim yang bersedia untuk ambil bagian pada kompetisi yang tak mengenal sistem degradasi dan promosi tersebut.

Ke-12 tim itu meliputi Manchester City, Manchester United, Chelsea, Liverpool, Tottenham Hotspur, dan Arsenal (Inggis), Juventus, Inter Milan, dan AC Milan (Italia), serta wakil Liga Spanyol yakni Real Madrid, Barcelona, dan Atletico Madrid.

Situasi ini membuat liga domestik menjadi gaduh, satu di antaranya ialah Liga Italia.

Gelandang Pantai Gading AC Milan Franck Kessie (tengah) melakukan selebrasi setelah mencetak gol kedua dalam pertandingan sepak bola Serie A Italia Parma vs AC Milan pada 10 April 2021 di stadion Ennio-Tardini di Parma. Alberto PIZZOLI / AFP (Alberto PIZZOLI / AFP)

Bahkan klub-klub kontestan Serie A telah melakukan sidang luar biasa untuk menentukan nasib kedepannya, apakah AC Milan, Inter Milan, dan Juventus akan tetap menjadi bagian dari Liga Italia.

Pihak federasi dan penyelenggara liga dari tiga negara tersebut sudah menentang keputusan klub ke European Super League.

Paling vokal yang menyurakan untuk 'dipecatnya' Juventus, Inter Milan dan AC Milan dari Serie A ialah Antonio Cassano.

Eks bomber Timnas Italia tersebut mengecam atas keputusan yang diambil ketiga klub elite Serie A itu.

Penyerang Belgia Inter Milan Romelu Lukaku melakukan selebrasi setelah membuka skor pada pertandingan sepak bola Serie A Italia Inter Milan vs Sassuolo pada 7 April 2021 di stadion San Siro di Milan. Isabella BONOTTO / AFP (Isabella BONOTTO / AFP)

Ia bahkan menyampaikan harapannya kepada Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) untuk mendepak Bianconeri, Rossoneri dan Nerazzurri dari Serie A.

Cassano pun membeberkan alasannya mengapa European Super League tidak sepantasnya untuk diadakan.

“Tidak mungkin memikirkan kompetisi seperti itu. Klub-klub besar harus memahami bahwa sepak bola adalah milik orang-orang, ”kata Cassano, dikutip dari laman Football Italia.

“Tim-tim kecil tidak bisa dikesampingkan, saya akan meminta FIGC untuk menendang Inter, Milan dan Juventus keluar dari Serie A."

“Biarkan mereka memainkan liga mereka sendiri, dan mari kita lihat apa yang terjadi. Gravina harus melawan ini. Dua belas klub tidak bisa menguasai sepakbola.”

Penyerang Italia Juventus Federico Chiesa (3rdR) merayakan dengan rekan satu tim setelah membuka skor selama pertandingan sepak bola Serie A Italia Torino vs Juventus pada 3 April 2021 di stadion Olimpiade di Turin. Marco BERTORELLO / AFP (Marco BERTORELLO / AFP)

Dia mengingatkan bahwa sepakbola tidak miliki segelintir orang.

Eksklusivitas menggelar kompetisi cuma untuk klub-klub kaya raya dianggap tak boleh terjadi.

Namun kembali lagi, apa yang disuarakan oleh Antonio Cassano perlu kembali dikaji oleh FIGC.

Baca juga: HASIL LIGA ITALIA: Tanpa Cristiano Ronaldo, Juventus Dipermalukan Atalanta, Melorot Posisi 4

Tentu menjadi pertanyaan, apa jadinya Liga Italia tanpa ketiga tim elite tersebut.

Tidak bisa dipungkiri dalam sembilan musim terakhir, Bianconeri menjadi kekuatan adidaya di Serie A dengan gelontoran trofinya yang tiada henti.

Kemudian Nerazzurri memiliki rekam jejak yang tak kalah mewah dari Bianconeri. Terbukti mereka mampu meraih pencapaian fantastis di musim 2009/2010 dengan meraih treble winners.

Sedangkan AC Milan sendiri, meski sudah cukup lama tak mengeyam rasanya gelar Liga Italia, namun tidak bisa melupakan fakta bahwa Rossoneri menjadi tim kedua pengoleksi trofi Liga Champion terbanyak setelah Real Madrid.

Layak ditunggu apa yang menjadi keputusan dari FIGC mengenai polemik European Super League yang menyeret tiga tim elite Liga Italia tersebut.

(Tribunnews.com/Giri)

Ikuti berita Liga Italia

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini