TRIBUNNEWS.COM - Gelandang senior Liverpool, James Milner tak sungkan untuk berbagi kejujuran isi hatinya menyikapi polemik wacana penyelenggaraan Liga Super Eropa pada masa mendatang.
Milner mencoba mengungkapkan pandangannya terkait wacana tersebut sebagai pribadi dirinya sendiri, bukan klub.
Eks pemain Manchester City merasa dirinya tidak berharap kompetisi Liga Super Eropa akan berjalan sebagaimana mestinya.
Hal ini dikarenakan Milner berpendapat hal itu bisa membuat sistem sepak bola Eropa yang selama ini telah dibangun menjadi terganggu nantinya.
Baca juga: Komentar Mikel Arteta seusai Arsenal Tampil Kejam Singkirkan Slavia Praha dari Liga Eropa
Baca juga: Kevin De Bruyne Cedera Usai Manchester City Tersingkir dari Piala FA
Baca juga: Manchester United Sukses Lewati Prestasi Musim Lalu, Setan Merah Lanjutkan Tren Positif
Milner menyakini kompetisi sepak bola Eropa yang saat ini telah bergulir dianggapnya sudah baik, tinggal penyempurnaannya saja.
"Saya hanya bisa memberikan pendapat pribadi saya dan saya tidak menyukainya sedikitpun serta mudah-mudahan itu tidak terjadi," ujar Milner dilansir BBC.
"Untuk sistem yang saat ini telah berjalan baik untuk waktu lama, apa yang membuatnya istimewa adlaah kami punya hak untuk meraih Liga Champions dan memenangkan Liga Inggris,".
"Prestasi yang kami miliki saat ini sangatlah bagus," tambahnya.
Lebih lanjut, Milner menanggapi berbagai reaksi negatif terhadap timnya yang memang dikabarkan menjadi salah satu klub yang terlibat dalam pembentukan Liga Super Eropa.
Milner mengakui tidak terlalu mengetahui hal tersebut lantaran statusnya sebagai pemain klub.
Alhasil Milner menganggap berbagai tudingan yang mengarah kepada klub, pelatih, hingga pemain dianggap tak terlalu adil.
"Itu sulit, datang ke pertandingan hari ini, lalu ada penggemar yang menunjukkan perasaan mereka," akui Milner.
"Sebagai pemain, kami tidak memiliki hak suara sehingga rasanya ini sedikit tidak adil,".
"Yang bisa kami lakukan hanyalah mencoba dan memenangkan pertandingan sepak bola," tukasnya menambahkan.
Baca juga: Hasil Klasemen Liga Inggris: Liverpool Gagal Sodok Zona Liga Champions, Teror MU Ancam Posisi Puncak
Sebelumnya, Jurgen Klopp selaku pelatih Liverpool juga memberikan pembelaannya terhadap situasi timnya yang sempat mendapatkan kritikan yang pedas atas keterlibatan dalam pembentukan kompetisi tersebut.
"Saya rasa itu tidak benar, saya tidak suka cara banyak orang ketika berbicara tentang Liverpool," akui Jurgen Klopp.
"Ini adalah klub sepak bola yang fantastis, pada momen khusus ini kami tidak dapat menyalahkan tim ini,".
"Saya menerima kritik untuk segalanya, tetapi ini tidak ada hubungannya dengan kami,".
Lebih lanjut, Jurgen Klopp yang merasa tidak punya posisi dalam memutuskan pilihan terhadap partisipasi Liverpool dalam ajang Liga Super Eropa merasa tidak menyukai berbagai tuduhan yang ada.
Apalagi eks pelatih Borussia Dortmund itu merasa terpojokkan dengan berbagai situasi pelik yang terjadi saat ini terkait Liga Super Eropa.
"Sekarang orang-orang menulis artiket tentang apa yang harus mereka lakukan dengannya, lalu meneriaki kami, kami harus berhati-hati karena kami juga manusia," tegas Klopp.
"Saya memahami semua pembicaraan dan saya tidak menyukainya sebagai hal baik,".
"Jangan lupa kami tidak ada hubungannya dengan itu, kami masih harus bermain sepak bola, ini benar-benar bukanlah hal baik,".
"Akankah saya akan memahaminya? Saya tidak tahu, tapi itu tetap bukan keputusanku," tukasnya menambahkan.
Baca juga: Gegara European Super League, AC Milan, Juventus & Inter Kena Semprot Petinggi Sassuolo
Baca juga: Gagal Unjuk Kekuatan, Conte Kecewa Inter Milan Tak Bisa Ikuti Jejak AC Milan & Atalanta
Selain Liverpool, terdapat lima tim lainnya asal Inggris yang juga disebut terlibat dalam pembentukan kompetisi Liga Super Eropa.
Kelima tim tersebut antara lain Manchester United, Manchester City, Chelsea, Arsenal, dan Spurs, tergabung dalam sebuah kompetisi yang tak mengenal adanya sistem degradasi maupun promosi bernama Liga Super Eropa.
Lebih jelasnya, format kompetisi ini tak mengindahkan sama sekali piramida maupun kaidah sepak bola dalam aturan sebuah kompetisi.
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)