TRIBUNNEWS.COM - Manchester United dilarang sombong dulu karena kemenangan telak atas AS Roma belum tentu membawa mereka ke final Liga Europa.
Manchester United melakoni leg pertama semifinal Liga Europa secara gemilang.
Kamis (29/4/2021) atau Jumat dini hari WIB di Old Trafford, Setan Merah menggasak AS Roma 6-2.
Tragedi yang seharusnya bisa dihindari Roma andai mereka bisa mempertahankan keunggulan di babak pertama.
Saat turun minum, Tim Serigala unggul 2-1 ketika lesakan penalti Lorenzo Pellegrini dan gol Edin Dzeko membalas torehan kilat Bruno Fernandes, yang bikin MU memimpin di menit ke-9.
Baca Juga: Hasil Liga Europa - Man United Bikin AS Roma Babak Belur dengan Setengah Lusin Gol
Namun, neraka bagi tim tamu hadir pascajeda karena United membalikkan keadaan dengan mencetak 5 gol.
Edinson Cavani (2), Fernandes, Paul Pogba, dan Mason Greenwood bergantian menjebol gawang Roma hingga membuat skor akhir 6-2 buat tuan rumah.
Angka yang sangat masif untuk ditebus Roma saat melakoni leg kedua di Olimpico, 6 Mei mendatang.
Secara teori, I Lupi harus melakukan comeback dengan menang minimal 4-0 untuk melaju ke final.
Tugas yang gila, tetapi tak ada yang tidak mungkin dalam praktik di sepak bola.
AS Roma mesti berkaca kepada sederet kejadian nyaris mustahil ketika tim yang kalah telak bisa membalikkan keadaaan secara heroik di pertemuan kedua.
Referensi utama tim-tim yang membidik comeback di kompetisi antarklub Eropa jelas duel Barcelona vs Paris Saint-Germain di babak 16 besar Liga Champions 2016-2017.
Lionel Messi cs membalas kekalahan 0-4 di kandang PSG dengan kemenangan 6-1 di Camp Nou.
Margin yang sama dialami Roma dari Man United kali ini, yaitu defisit 4 gol, tetapi kita tak akan membahas momen Barca vs PSG.
Liga Europa memiliki keajaibannya sendiri sepanjang kompetisi antarklub kelas dua di Eropa ini berjalan.
Kalau dikerucutkan ke laga Liga Europa atau Piala UEFA saja, ada tiga pertandingan yang dapat menjadi referensi utama AS Roma buat mengikis kemustahilan.
Pada fase kualifikasi III Liga Europa 2018-2019, wakil Rusia, Zenit St Petersburg, digilas Dinamo Minsk 0-4 pada leg pertama secara mengejutkan.
Dalam duel kedua, Zenit kesurupan karena balas membantai klub Belarus itu dengan kemenangan 8-1 setelah melalui extra time!
Baca Juga: Mungkinkah 4 Tim Inggris Saling Bunuh Lagi di Final Liga Champions dan Liga Europa Musim Ini?
Walhasil, mereka lolos ke tahap berikutnya dengan agregat 8-5.
Kala turnamen masih bernama Piala UEFA, nasib seperti Roma juga pernah dialami klub Serbia, Partizan, di ronde kedua musim 1984-1985.
Melawan QPR, Partizan kalah 2-6 di pertemuan pertama - mirip dengan skor akhir Man United vs AS Roma.
Di leg kedua, mereka membalasnya di kandang dengan skor 4-0, hasil minimal yang dibutuhkan agar lolos via agresivitas tandang.
Semusim kemudian, aksi heroik dilakoni Real Madrid pada ajang serupa.
Di ronde ketiga Piala UEFA 1985-1986, Los Blancos digilas Borussia Moenchengladbach 1-5 pada leg pertama.
Jorge Valdano dkk membalasnya dengan kemenangan 4-0 di perjumpaan kedua untuk menyabet tiket fase berikutnya.
Baca juga: AC Milan Depak Stefano Pioli Jika Tak Lolos ke Liga Champions
Berkaitan dengan tiga contoh tadi, Paul Pogba sudah tepat menilai awak Man United jangan kelewat jemawa dengan keunggulan di partai pertama.
Baca Juga: Manchester United Hampir Pasti Lolos ke Final Liga Europa, Paul Pogba Ogah Jemawa
"Hasilnya positif, tapi belum selesai," kata Pogba seperti dikutip BolaSport.com dari BT Sport.
"Kami harus tetap fokus dan memainkan permainan bagus dengan mentalitas yang sama (di leg kedua)," tutur gelandang timnas Perancis tersebut.