News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

European Super League

Barcelona, Real Madrid, dan Juventus Ngotot Bentuk European Super League, Ancam Balik UEFA

Editor: Hasiolan Eko P Gultom
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Real Madrid, Barcelona, dan Juventus kukuh dengan rencana pembentukan European Super League.

TRIBUNNEWS.COM - Trio Real Madrid, Barcelona, dan Juventus kekeh mempertahankan sikap mereka terkait pembentukan European Super League dan memperingatkan balik kepada UEFA serta para pembelot dari koalisi Liga Super.

Real Madrid, Barcelona, dan Juventus adalah tiga anggota tersisa dari koalisi European Super League yang ditinggalkan 9 anggota pendiri lainnya.

Ketiga klub top tersebut mengeluarkan pernyataan bersama pada Sabtu (8/5/2021) sehubungan dengan kabar UEFA bakal menjatuhkan sanksi berat kepada mereka.

Baca juga: Bos Real Madrid Sebut Satu Klub Inggris Jadi Biang Kerok Bubarnya European Super League

Sebelumnya, otoritas sepak bola tertinggi Eropa sudah mencapai kesepakatan dengan 9 klub anggota yang mengundurkan diri dari koalisi.

Atletico Madrid, Chelsea, Liverpool, Manchester United, Manchester City, Arsenal, Tottenham, Inter Milan, dan AC Milan telah meneken perjanjian rekonsiliasi dengan UEFA pada Jumat (7/5/2021) setelah membelot dari ESL.

Sebagai kompensasi dari keterlibatan mereka dalam proyek tersebut, klub-klub tadi akan menerima denda 15 juta euro untuk digunakan sebagai dana pengembangan sepak bola dini di Eropa, dan potongan 5 persen dari pemasukan di pentas antarklub Eropa untuk semusim.

Baca Juga: 9 Klub Eks European Super League Dapat Sanksi Ringan dari UEFA, 3 Sisanya Diancam Hukuman Berat

Adapun UEFA mengancam akan menjatuhkan sanksi lebih berat bagi mereka yang belum hengkang dari Liga Super Eropa.

Menurut sejumlah media seperti Marca, yang dikutip BolaSport.com, hukuman itu salah satunya larangan tampil di pentas antarklub Eropa selama dua musim.

Menanggapi hal tersebut, Real Madrid, Barcelona, dan Juventus justru memberikan reaksi dengan sikap lebih tegas.

Mereka siap mengambil langkah hukum terkait ancaman dari otoritas serta tuntutan kepada klub yang meninggalkan koalisi karena dinilai telah melanggar komitmen bersama.

Baca juga: Cristiano Ronaldo Masuk Daftar Jual Jika Andrea Pirlo Didepak Juventus, Allegri Datang Dybala Senang

TWITTER.COM/RMCF__TR
Presiden Barcelona, Joan Laporta (kiri), dan Presiden Real Madrid, Florentino Perez.

"Klub-klub pendiri telah menderita akibat tekanan, ancaman, dan serangan yang tidak dapat diterima dari pihak ketiga untuk meninggalkan proyek ini dan menghentikan hak serta kewajiban mereka untuk memberikan solusi bagi ekosistem sepak bola melalui proposal konkret dan dialog yang konstruktif," begitu bunyi pernyataan bersama Madrid, Barca, dan Juve.

Baca Juga: Tiga Klub Pendiri European Super League Disindir oleh Presiden UEFA

Trio koalisi tersebut meminta FIFA dan UEFA menahan diri untuk mengambil tindakan sanksi apa pun sebelum membuka jalur dialog resmi dengan mereka.

Ketiga klub itu juga menuangkan penyesalan melihat bagaimana 9 mantan anggota pendiri Liga Super Eropa membelot dari koalisi dan kini berbelok arah dengan meneken kesepakatan bersama UEFA.

"Kami menyesal melihat rekan-rekan kami dan mitra pendiri proyek Liga Super sekarang dalam posisi yang tidak konsisten dan kontradiktif ketika menandatangani sejumlah komitmen dengan UEFA."

"Kami tegaskan bahwa, untuk menghormati sejarah kami, untuk mematuhi kewajiban kami terhadap pemangku kepentingan dan penggemar kami, demi kebaikan sepak bola, dan untuk keberlanjutan finansial sektor ini, kami memiliki kewajiban untuk bertindak secara bertanggung jawab dalam menemukan solusi yang memadai, terlepas dari tekanan dan ancaman yang tidak dapat diterima dan berkelanjutan yang diterima dari UEFA," lanjut pernyataan tersebut.

Baca Juga: Presiden UEFA: Liga Champions Tanpa Real Madrid dan Barcelona, No Problem!

Kendati tetap menyulut perang dengan visi dari badan sepak bola tertinggi Eropa, koalisi ESL tetap berharap mendapatkan kesempatan duduk satu meja untuk membicarakan program mereka dengan para pemangku kepentingan.

"Kami sepenuhnya menyadari keragaman reaksi terhadap inisiatif Liga Super dan, akibatnya, perlu merefleksikan beberapa alasan di antaranya."

"Kami siap untuk mempertimbangkan kembali pendekatan yang diusulkan, jika perlu," lanjut mereka.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini