TRIBUNNEWS.COM - Sentuhan magis Antonio Conte pada musim penuh keduanya bersama Inter Milan akhirnya berhasil membuahkan hasil berupa gelar scudetto.
Conte mampu memenangkan perburuan gelar scudetto dari para rival beratnya seperti Juventus, AC Milan, hingga Atalanta pada musim ini.
Inter Milan saat ini telah menyegel posisi puncak klasemen meskipun masih menyisakan satu laga sisa yang akan dipertandingkan akhir pekan ini.
Dengan perolehan 88 poin, posisi Inter Milan sudah mustahil dikejar oleh Atalanta selaku runner-up yang memiliki selisih 10 angka.
Keberhasilan Conte membawa Inter Milan meraih juara secara tidak langsung mengakhiri penantian Nerazzurri yang menanti gelar scudetto selama 11 tahun lamanya.
Tak hanya itu saja, Conte juga berhasil membuat Inter Milan mengakhiri hegemoni Juventus yang menjadi penguasa Liga Italia selama sembilan musim beruntun.
Berbagai pujian pun tak henti-hentinya didapatkan Conte yang mampu membuat Inter Milan merajai Liga Italia musim ini.
Salah satu pujian hangat disampaikan oleh pemain andalan Conte di lini tengah Inter Milan, Nicolo Barella.
Barella tak sungkan menyebut Conte telah membangun tim yang sempurna pada musim ini.
Tak hanya masalah mental yang berhasil dibenahi, Conte mampu membangun kekuatan luar biasa dari berbagai lini tim Nerazzurri.
"Conte memiliki prinsipnya sendiri, yang telah kami ketahui selama bertahun-tahun, lihat saja permainannya, anda bisa melihatnya," ujar Barella dilansir laman Football Italia.
"Dia hebat dalam segala hal, tidak hanya secara mental, tapi juga secara taktik dalam latihan,".
"Tahun lalu kami adalah tim asuhan Conte, tahun ini pun kami juga adalah tim yang sempurna dari Conte," tegas pemain asal Italia tersebut.
Terlepas dari keberhasilan membawa Inter Milan merengkuh gelar Liga Italia musim ini.
Kini, sentuhan magis Conte tampaknya masih dinantikan Inter Milan ketika berlaga dalam kompetisi lebih mewah selayaknya Liga Champions.
Perlu diketahui sepak terjang Inter Milan bersama Antonio Conte dalam gelaran Liga Champions masih belum optimal hasilnya.
Sebagaimana misal sepak terjang Inter Milan ketika dibesut Conte pada musim perdananya.
Inter Milan gagal lolos ke babak penyisihan grup setelah kalah saing dengan Barcelona dan Borussia Dortmund.
Dari 6 pertandingan di Liga Champions, I Nerazzuri hanya mampu meraup 2 kemenangan, 1 hasil imbang, dan 3 kekalahan.
Hasil tersebut memaksa mereka terlemnpar ke kompetisi kasta kedua antar klub Eropa yakni Liga Eropa.
Nasib lebih buruk menimpa Inter Milan bersama Conte pada musim penuh keduanya.
Inter Milan harus mendeka sebagai juru kunci klasemen sehingga membuat mereka gagal lolos babak penyisihan grup serta tidak berhak tampil lagi di Liga Eropa.
Rentetan hasil mengecewakan dalam dua musim beruntun tersebut pastinya membuat Conte akan berbuat lebih banyak lagi agar Inter Milan bisa melangkah lebih jauh dalam gelaran Liga Champions tahun depan.
Tentu menarik untuk melihat bagaimana usaha yang akan ditempuh Conte guna bisa membawa Inter Milan meraih prestasi terbaiknya khususnya di Liga Champions musim depan.
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)