Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Majid
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Asisten pelatih PSIS Semarang, Imran Nahumarury menilai dunia sepakbola terus mengalami perubahan yang sangat pesat.
Bukan cuma soal perubahan teknis seperti taktik, gaya bermain, fisikalitas pemain, faktor non teknis di luar itu juga sangat berpengaruh terhadap performa pemain bahkan tim, salah satunya kemudahan publikasi.
Berkaca dari kasus Yudha Febrian, eks pemain Timnas U-19 yang kembali membuat masalah, Imran mengatakan seluruh pelatih harus menanggapi permasalahan itu dengan serius..
Caranya, pelatih saat ini harus dituntut bisa memahami kondisi psikologis tim bahkan individu pemain.
Dan materi itu ia katakan juga ada dalam materi kepelatihan yakni mengenai psikologis pemain.
“Ya, sekarang ini menjadi pelatih tidak cuma melatih hal-hal tentang bola saja, tapi juga jadi pelatih harus seperti guru. Harus dekat ke pemain, paham psikologis pemain apalagi pemain muda yang belum matang cara berpikirnya,” kata Imran saat dihubungi Tribunnews, Kamis (20/5/2021).
“Dalam materi kepelatihan itu juga ada, bagaimana menangani pemain agar tidak terjadi star syndrome lah istilahnya. Karena kita tahu pemain datang dengan latar belakang yang berbeda, ada yang dulunya miskin begitu dapat uang banyak kan kaget, terus foya-foya,” lanjut Imran.
“Nah peran pelatih sekarang harus ada di situ. Harus bisa menjadi motivator, memberikan pesan yang positif agar pemain muda tidak salah langkah. Ya memang harus ekstra lah sekarang jadi pelatih,” jelasnya.
Lebih lanjut, eks pemain Timnas Indonesia mengatakan hadirnya kemudahan publikasi di zaman sekarang ini yakni melalui sosial media jadi hal sangat bagus bagi pemain.
Tapi dampak buruknya bakal terasa apabila menggunakannya tidak dengan bijak.
Untuk itu ia selalu mengingatkan agar para pesepakbola muda Indonesia yang tengah naik daun khususnya agar bijak menggunakan sosial media.
“Kita sadari bersama kalau zaman sekarang dengan dulu waktu saya jadi pemain itu berbeda sekali. Sekarang pemain mudah sekali terkenal meskipun tidak bagus-bagus amat mainnya. Dengan sosial media, orang-orang di luar sana bisa tahu siapa kita,” kata Imran.
“Medsos buat pemain mudah dikenal dan mendapatkan popularitas, tapi perlu diingat medsos juga bisa buat pemain jatuh. Makanya saya selalu ingatkan kepada pemain muda, medsos itu bagus untuk meningkatkan kepercayaan diri tapi jangan sampai kebablasan karena itu malah jadi bumerang buat kalian,” pungkasnya.