TRIBUNNEWS.COM - Simak ulasan profil dari Patrich Wanggai, sang bomber baru andalan tim kasta kedua sepak bola Indonesia, RANS Cilegon FC.
RANS Cilegon FC yang dibesut Bambang Nurdiansyah secara resmi baru saja memperkenalkan rekrutan anyarnya yakni Patrich Wanggai, Senin (24/5/2021) hari ini.
Keberhasilan RANS Cilegon FC mendatangkan Patrich Wanggai menjadi sinyal keseriusan tim tersebut dalam mengarungi kompetisi Liga 2 mendatang.
Hadirnya Patrich Wanggai secara tidak langsung juga membuat kekuatan RANS Cilegon FC semakin besar.
Impian RANS Cilegon FC untuk mewujudkan asa lolos Liga 1 dipandang juga bukan main-main.
Kedatangan Patrich Wanggai semakin melengkapi kekuatan RANS Cilegon FC yang sudah diperkuat pemain berkualitas nan berpengalaman.
Nama-nama seperti Asri Akbar, Syamsir Alam, hingga Cristian Gonzales tercatat sudah bergabung terlebih dahulu dengan tim yang dimiliki Raffi Ahmad tersebut.
Keberadaan Patrich Wanggai yang berposisi sebagai penyerang dipastikan akan membuat lini depan RANS Cilegon semakin berbahaya.
Apalagi ada potensi duet antara Patrich Wanggai dengan Cristian Gonzales yang sudah sama-sama malang melintang di kancah sepak bola nasional.
Pos penyerang tim RANS Cilegon FC pun diyakini akan menjadi ancaman serius bagi lini pertahanan lawan-lawannya dalam setiap pertandingan nantinya.
Lantas, siapa sosok Patrich Wanggai yang baru saja direkrut oleh manajemen RANS Cilegon FC?
Dikutip Tribunnews dari Tribun Wiki, Patrich Wanggai merupakan pesepakbola profesional yang lahir di Nabire, Papua, Indonesia, 27 Juni 1988.
Orang tua dari Patrich Wanggai adalah Benyamin Wanggai dan Ita Marini.
Patrich Wanggai merupakan memiliki kakak bernama Izaac Wanggai, yang juga merupakan pesepak bola.
Imanuel Wanggai merupakan sepupu dari Patrich Wanggai.
Patrich Wanggai beristrikan Cecilia Maria dan pasangan ini dikaruniai satu anak bernama Patricia Calista Wanggai.
Posisi pemain bertinggi 174 cm itu adalah penyerang.
Awal Karier
Patrich Wanggai mulai menimba ilmu sebagai pesepak bola di PS Hasrat Abadi pada 2003.
Hanya setahun, Patrich Wanggai laly menersukan belajar di Sumber Mas FC, Nabire.
Ketika Patrich Wanggai masuk kuliah di Universitas Papua Manokwari pada 2005, ia pun masuk klub sepak bola di kampus tersebut.
Selama dua tahun ia menempa diri di klub tersebut hingga akhirnya Patrich Wanggai bergabung dengan Persewon Wondama di divisi tiga
Bersama klub asal Kabupaten Teluk Wondama itu, Patrich Wanggai bermain satu musim (2007-2008).
Dia mencetak 14 gol kala itu di usia 19 tahun dan catatan ini mengantarnya ke Perseman Manokwari.
Papua
Pada musim 2008-09, Patrich Wanggai bergabung dengan Perseman Manokwari.
Bersama klub dari ibu kota Papua Barat itu, Patrich Wanggai bermain 20 kali dan mengemas 10 gol.
Kemudian, ia direkrut oleh Persidafon Dafonsoro, klub nomor dua terbaik di kota Jayapura.
Kala itu, Patrich Wanggai bergabung dengan Gabus Sentani bersama kakaknya, Izaac Wanggai.
Dengan Persidafon Dafonsoro inilah nama Patrich Wanggai mulai menggebrak pentas sepak bola nasional.
Torehan gemilang Patrich Wanggai pada musim 2011/2012 bersama Persidafon Dafonsoro dengan 14 gol membuat namanya melambung dan masuk timnas Indonesia U-23.
Performa apik Patrich Wanggai itu pun membuatnya dipinang oleh Persipura Jayapura pada musim 2013.
Bersama Persipura, Patrich Wanggai sebenarnya memiliki peluang besar untuk bersinar.
Dia melahap 26 laga bersama Mutiara Hitam dan sanggup mencetak 12 gol dalam musim tersebut.
Patrich Wanggai membawa Persipura Jayapura juara Liga Super Indonesia 2013.
Catatan lumayan itu membuat Patrich Wanggai direkrut oleh klub asal Malaysia, T-Team pada musim 2014.
Namun, sayangnya ia kurang berhasil dan hanya mencetak 8 gol dari 31 kali bermain.
Sriwijaya dan Karier Timor Leste
Pada November 2014, Patrich Wanggai berlabuh di Sriwijaya FC.
Bersama Laskar Wong Kito, Patrich Wanggai sebenarnya hendak membangun ulang kariernya di Indonesia.
Namun, kisruh sepak bola Indonesia membuat liga berhenti dan sempat membuat banyak pemain menganggur tak bermain.
Atas hal tersebut, kemudian bersama Titus Bonai, dia memustukan untuk bermain di Liga Timor Leste.
Pada awal 2016, Patrich Wanggai memperkuat klub bernama Karketu Dili.
Meski hanya berlaga di kompetisi negara minor, Patrich Wanggai mampu menuai sedikit catatan apik dengan menjadi top skor Liga Timor Leste 2016 yang bernama Liga Futebol Amadora.
Patrich Wanggai kala itu mencetak 10 gol.
Ketika sepak bola Indonesia berangsur pulih, Patrich Wanggai pulang dan memperkuat Madura United pada Agustus 2016.
Hanya sebentar, pada awal Liga 1 2017, Patrich Wanggai pindah ke Borneo FC.
Bersama klub berjuluk Pesut Etam tersebut, Patrich Wanggai bermain sebanyak 24 kali dan hanya membukukan satu gol.
Pada gelaran Liga 1 2018, Patrich Wanggai sempat kembali ke Sriwijaya FC. Namun, krisis keuangan yang menerpa klub itu membuatnya dilepas dengan status bebas pada pertengahan musim dan bergabung ke Persib Bandung.
Setelahnya ia bergabung dengan beberapa klub tanah air mulai dari Kalteng Putra, Persebaya, PSM Makassar, dan kini RANS Cilegon FC.
Internasional
Nama Patrich Wanggai mulai menghiasi timnas Indonesia di level U-23 pada 2011.
Penampilan apik Patrich Wanggai terjadi di SEA Games 2011 ketika membawa Indonesia finis sebagai peraih medali perak.
Debut senior timnas Indonesia Patrich Wanggai jalani pada 5 Juni 2012 dalam laga melawan Filipina di laga persahabatan.
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan) (Tribun Wiki/Haris Chaebar)