TRIBUNNEWS.COM - Nama Hakan Calhanoglu menjadi satu di antara bahan perbincangan hangat sepanjang gelaran Euro 2020.
Hakan Calhanoglu menjadi buah bibir di kalangan pendukung AC Milan, Milanisti atas keputusan yang ia buat.
Trequartista andalan AC Milan tersebut memilih untuk membelot bergabung ke sesama klub Liga Italia,
Apesnya bagi AC Milan, klub yang diperkuat oleh Hakan Calhanoglu adalah tetangga mereka sendiri, yakni Inter Milan.
Ajang Euro 2020 menjadi satu di antara media bagi Hakan Calhanoglu 'jual diri'.
Setelah ia ogah untuk menambah masa bakti bersama Rossoneri, tahap pencarian klub baru menjadi misi lain bagi mantan gelandang Bayer Leverkusen ini.
Baca juga: Profil Roman Yaremchuk - Gebetan Baru AC Milan yang Direkomendasikan dari Orang Dalam
Baca juga: Hakan Calhanoglu Menyeberang dari AC Milan ke Inter, Rossoneri Sering Beri Pemain Ampas ke Tetangga
Pada awalnya AC Milan sudah mengusahakan untuk memperpanjang kontrak Calhanoglu.
Tapi negosiasi berjalan buntu dan justru sebaliknya, Calhanoglu secara mengejutkan malah menyatakan gabung dengan Inter Milan.
“Saya mencapai kesepakatan dengan Nerazzurri, saya akan pergi ke sana. Saya akan menandatangani kontrak dengan Inter selama tiga tahun dengan opsi untuk tahun keempat,” kata Calhanoglu seperti yang dikutip dari laman Milan Live.
Kondisi ini jelas menjadi pukulan telak bagi AC Milan.
Gelandang asal Turki ini merupakan kepingan puzzle yang dibutuhkan oleh AC Milan dalam menjalankan proyek jangka panjang mereka.
Namun kembali lagi, AC Milan memiliki alasan yang kuat untuk tetap survive di musim depan sekalipun kehilangan Hakan Calhanoglu yang jadi 'pengkhianat'.
AC Milan adalah klub besar yang mengedepankan logo di depan ketimbang sebuah nama di belakang.
Proyek jangka panjang Il Diavolo Rosso lebih prioritas ketimbang mempertahankan satu pemain yangs ejak awal memang tak ingin bertahan di publik San Siro.
Berikut sejumlah alasan mengapa Rossoneri bisa tampil garang di musim 2021/2022 meski tanpa trequartista andalan.
1. Development yang Bagus
AC Milan memang sangat terpaku pada nama Hakan Calhanoglu dalam beberapa musim terakhir.
Kemampuannya dalam mengkreasikan serangan tidak perlu diragukan kembali.
Ia menjadi pelayan yang tepat bagi seorang Zlatan Ibrahimovic di musim lalu.
Hakan Calhanoglu juga menjadi kunci pemecah kebuntuan jika lini serang mengalami deadlock.
Namun kembali lagi, tanpa seorang Hakan Calhanoglu AC Milan bisa tampil moncer.
Alasannya ialah pengembangan skuat mereka yang mumpuni.
Di balik bayang-bayang Stefano Pioli, AC Milan tak mengandalkan nama besar.
Kemauan pemain untuk memberikan 100 epsen bagi AC Milan jauh lebih penting dari kualitas pemain bagi seorang Pioli.
Walhasil, AC Milan dinilai tak akan berlarut-larut dalam penyesalan meski kehilangan Calhanoglu.
Pioli juga memiliki kemampuan untuk mengembangkan talenta pemain secara maksimal.
Pioli masih memiliki nama Rafael Leao maupun 'Lord' Rade Krunic yang bisa mengemban tugas tersebut.
Kecerdikan seorang juru taktik asal Italia tersebut juga bisa menyulap seorang Sandro Tonali untuk menjadi trequartista.
2. Leadership dari Zlatan Ibrahimovic dan Simon Kjaer
Hakan Calhanoglu boleh menjadi kepingan puzzle dari sebuah permainan AC Milan.
Namun ia belum memiliki peran vital layaknya Zlatan Ibrahimovic maupun Simon Kjaer
Tepat sekali, dua nama di atas adalah pemain berpengalaman yangd ipunyai kubu Rossoneri.
Kepemimpinan dan pengalaman yang dimiliki Kjaer dan Ibra jauh lebih penting dalam mengatrol permainan AC Milan yang didominasi pemain muda.
3. AC Milan Bisa Cari Pengganti yang Lebih Baik
Seperti klub yang ditinggal pemain bintang pada umumnya, AC Milan bisa mencari pemain lain untuk mengisi kehoilangan Hakan Calhanoglu.
Sejumlah nama memang terus dikaitkan mendarat di publik San Siro.
Sebut saja Hakim Ziyech hingga Brahim Diaz menjadi nama trequartista yang bisa mengisi kekosangan.
Khusus Brahim Diaz, ia tidak perlu adaptasi lebih lama dengan skuat Stefano Pioli mengingat musim 2020/2021 sudah menjadi bagian AC Milan dengan status pinjaman dari Real Madrid.
(Tribunnews.com/Giri)