TRIBUNNEWS.COM -- TIMNAS Inggris akan menghadapi Jerman pada babak 16 Besar Piala Eropa 2020. Di masa lalu, Jerman adalah mimpi buruk bagi Inggris saat dihadapi pada fase sistem gugur sebuah turnamen besar.
Sedikit keberuntungan bagi timnas Inggris karena pada babak 16 Besar Euro 2020 ini pertandingan akan digelar di di Stadion Wembley, Selasa (29/6) malam.
Tim berjuluk Tiga Singa itu menghadapi catatan buruk pada laga melawan Jerman. Saat menghadapi Jerman di babak sistem gugur, mereka tidak pernah menang sejak 1966.
Sejak meraih juara dunia di Piala Dunia 1966 dengan menaklukkan Jerman 4-2 pada babak final, Inggris selalu kalah dalam empat pertemuan melawan Die Mannschaft di babak knock out turnamen besar, termasuk Piala Dunia dan Piala Eropa.
Baca juga: Inggris vs Jerman Euro 2021: Sancho & Bellingham Jadi Kartu AS The Three Lions Lawan Der Panzer
Mereka menyerah 2-3 pada Perempat final Piala Dunia 1979, takluk di semifinal Piala Dunia 1990 lewat adu penalti dengan skor 4-5, kalah di semifinal EURO 1996 juga lewat adu penalti dengan skor 6-7, dan terakhir Inggris kalah 1-4 di babak 16 Besar Piala Dunia 2010.
Begitu juga sejarah pelatih timnas Inggris saat ini, Gareth Southgate secara personal. Dia masih merasakan dendam lama di semifinal EURO '96. Saat itu, Southgate menjadi penendang penalti yang sepakannya gagal sehingga Inggris kalah dengan skor 6-7.
Setelah menjadi pelatih timnas Inggris pun Southgate belum pernah bisa menang melawan Jerman. Dalam catatan pertemuan menghadapi Jerman, Southgate telah dua kali menghadapi laga melawan Jerman di pertandingan persahabatan. Satu laga berakhir seri dan satu laga lainnya berakhir dengan kekalahan.
Baca juga: Liga Inggris: Pujian Setinggi Langit Arsene Wenger soal Kualitas Hebat Paul Pogba
Sehingga tidak berlebihan jika Southgate mengatakan pada pemainnya jika mereka menang atas Jerman di Piala Eropa ini, ini adalah sebuah sejarah baru dalam rivalitas Inggris dan Jerman.
Dia berpesan kepada para pemainnya untuk bisa membuat sejarah memupus catatan buruk Inggris yang selalu kalah di fase knock out turnamen besar. Dia berusaha meningkatkan harapan Inggris untuk bisa keluar dan bermain tanpa rasa takut.
Mereka menilai, lini pertahanan mereka saat ini solid. Rekor di Stadion Wembley baru-baru ini dengan 13 kemenangan dari 15 pertandingan terakhir menjadi alasan untuk mereka percaya dan yakin.
"Pertandingan babak 16 besar Euro 2020 Inggris melawan Jerman pada hari Selasa adalah kesempatan bagi Inggris untuk membuat sejarah," kata manajer Gareth Southgate dikutip dari BBC.
"Pertandingan ini mungkin pantas digelar lebih dari babak kedua. Tapi begitu juga Belgia melawan Portugal dan satu atau dua lainnya. Ini adalah kesempatan besar bagi tim ini untuk membuat sejarah dan memberikan kenangan kepada orang-orang tentang pertandingan Inggris-Jerman di masa depan," katanya.
Baca juga: Hasil Euro 2020 - Sukses Kalahkan Portugal, Legenda Jerman Sanjung Permainan Militan Der Panzer
Catatan kekalahan Inggris atas Jerman sejak 1966 itu menurut Southgate sama sekali tidak ada artinya untuk para pemain. Karena banyak di antara pemainnya saat itu belum dilahirkan.
Inggris bertekad untuk meraih kemenangan pertama atas Jerman di babak sistem gugur turnamen besar sejak 1966. Mereka menghadapi tim Joachim Loew di depan 40.000 penonton Wembley.
Jerman telah memenangkan semua laga dari empat pertandingan sistem gugur antara dua tim sejak kalah di final Piala Dunia 1966.
Kemenangan-kemenangan itu termasuk kemenangan adu penalti di Piala Dunia 1990 dan Euro '96, kemenangan kontroversial 4-1 di babak 16 besar Piala Dunia 2010 ketika wasit tidak melihat tembakan Frank Lampard melewati garis gawang.
Southgate mengakui hal ini menjadi sumber motivasi besar menjelang laga 16 Besar.
"Mereka tidak akan takut datang ke Wembley. Kami harus bermain dalam kondisi terbaik kami. Kami harus mempersiapkan taktik dengan baik, kami harus siap secara fisik dan psikologis dengan baik."
Tim telah mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk laga ini, termasuk untuk kemungkinan adu penalti.
"Skuad telah disiapkan selengkap mungkin. Kami selalu berlatih penalti. Kami melakukannya untuk Piala Dunia, kami melakukannya untuk Liga Bangsa-Bangsa, dan jelas kami memenangkan dua adu penalti [melawan Kolombia dan Swiss] sehingga kami akan benar-benar siap di turnamen besar dan pertandingan besar," kata Southgate.
Phil Foden, gelandang Inggris berusia 21 mengaku siap untuk bermain melawan Jerman.
"Saya belum lahir ketika semua persaingan ini terjadi. Kami adalah tim baru sekarang dan kami ingin membuat sejarah kami sendiri. Anda tidak dapat berpikir terlalu banyak tentang apa yang terjadi di masa lalu. Kami hanya akan fokus pada permainan dan menciptakan masa depan kami sendiri," kata Foden.
Pelatih Jerman, Joachim Loew timnya yang memulai turnamen dengan lambat panas bisa semakin kuat.
"Ini akan menjadi jenis pertandingan yang sama sekali berbeda melawan Inggris dan kami harus mendapat manfaat dari itu. Inggris berada di kandang dan mereka harus menyerang. Ini akan menjadi pertandingan yang lebih terbuka daripada melawan Hungaria, tetapi kami harus benar-benar berada di posisi kami sendiri," kata Loew.
Thomas Mueller salah satu bomber tim Jerman menilai kedua tim sama-sama memiliki keyakinan tinggi.
"Saya pikir kedua tim memiliki kepercayaan diri yang cukup untuk mengatakan, 'Sekarang lah giliran kami hari ini. Kami akan menang dan mencapai babak berikutnya.' Itulah yang membuat ini sangat menarik," katanya.
Satu hal yang menentukan kata Mueller adalah menghindari kebobolan. "Kami tidak cukup berhasil menjaga clean sheet di masa lalu. Kami hanya bisa sukses jika kami berfungsi sebagai satu unit. Kami tidak memiliki individu yang mengungguli semua orang di dunia sepak bola. Tetapi kami memiliki banyak pemain yang memahami bahwa mereka dapat memberikan kontribusi penting bagi permainan kolektif," katanya.
Inggris berkesempatan untuk bisa memainkan duo Chelsea; Mason Mount dan Ben Chilwell yang telah 10 hari menjalani isolasi dan telah negatif Covid-19 usai menjalani kontak dekat dengan gelandang Skotlandia, Billy Gilmour yang positif Covid-19. Namun itu akan ditinjau pada menit-menit terakhir. (Tribun Network/mba)