TRIBUNNEWS.COM - Timnas Jerman harus mengubur impiannya untuk bisa melangkah lebih jauh dalam gelaran Euro 2021.
Pasukan Joachim Loew terhenti langkahnya di tangan Inggris, tepat di babak 16 besar Euro 2021.
Kepastian tersingkirnya Jerman didapatkan setelah menelan kekalahan melawan Inggris di Stadion Wembley, Rabu (30/6/2021) kemarin.
Kekalahan dua gol tanpa balas membuat Jerman harus angkat koper lebih awal dalam ajang Euro edisi kali ini.
Gol dari Raheem Sterling dan Harry Kane menjadi biang kerok utama kegagalan Jerman melangkah ke perempat final Euro 2021.
Baca juga: Mengulas Sepak Terjang Jerman Usai Kenangan Pahit di Euro 2021, Era Baru Bersama Hansi Flick
Baca juga: Tersingkirnya Jerman di Euro 2021, Penipuan Joachim Loew dan Beban Hansi Flick
Joachim Loew pun gagal mendapatkan kado terindah pada akhir masa jabatannya setelah 15 tahun menangani Jerman.
Kegagalan Jerman dalam meraih prestasi terbaik dalam ajang Euro 2021 tampaknya disebabkan oleh beberapa faktor.
Berikut ini tiga faktor utama yang menyebabkan Jerman gagal berprestasi di Euro 2021, dilansir Sportskeeda:
Pertama, ketergantungan berlebihan pada bek sayap untuk melancarkan serangan
Salah satu sisi menarik yang diusung Jerman dalam ajang Euro kali ini perihak skema formasi yang dimainkan Joachim Loew.
Joachim Loew secara tak terduga mengandalkan formasi mutlak dengans skema tiga bek.
Formasi 3-4-2-1 pun menjadi strategi pelatih asli Jerman itu dalam ajang Euro 2021.
Dengan formasi tersebut, keberadaan dua wingback dalam membantu pertahanan sekaligus serangan terlihat dioptimalkan Joachim Loew.
Sosok Joshua Kimmich dan Robin Gosens terlihat menjadi dua pemain yang tergantikan di posisinya tersebut.
Meskipun keduanya mampu tampil baik selama babak penyisihan grup, baik Kimmich dan Gosens akhirnya terisolasi dalam laga melawan Inggris.
Baca juga: Makna Laga Belgia vs Italia: Duel Penentu Arah Perburuan Gelar Juara Euro 2021
Baca juga: Tersingkirnya Jerman di Euro 2021, Penipuan Joachim Loew dan Beban Hansi Flick
Misal, Kimmich sendiri sebenarnya mampu tampil bagus hanya saja kurang optimal memberikan dampak yang bertahan lama dalam permainan.
Alhasil sisi sayap penyerangan Jerman terlihat kurang tajam sehingga ancaman serius yang kerap ditimbulkan Kimmich berhasil diminimalisir.
Begitu pula dengan Gosens yang biasanya sering menusuk lewat pergerakan cepatnya juga dipaksa lebih banyak membantu pertahanan.
Alhasil terisolasinya dua pemain yang selama ini jadi senjata rahasia dari lini kedua membuat Jerman tidak terlalu mengekang pertahanan Inggris.
Kedua, sorotan tertuju ketika Joachim Loew lebih memilih memainkan Timo Werner ketimbang Serge Gnabry sebagai starter.
Jika melihat keterampilan bermain, Gnabry dipandang lebih tepat untuk dimainkan sejak menit pertama laga.
Hanya saja mungkin, keputusan Loew lebih memilih Werner lantaran sang pemain sudah cukup paham gaya permainan Inggris.
Baca juga: Kejutan Swiss di Euro 2021, Kecerdasan Petkovic dan Kekompakan Jadi Kunci
Tak hanya itu saja, Werner juga memiliki keunggulan dalam hal kecepatan dalam menemukan ruang kosong di lini tengah lawan.
Terlepas dari hal itu, penampilan penyerangan Jerman tergolong sangat mengecewakan.
Apalagi dua peluang emas yang didapatkan Jerman gagal dikonversikan oleh pemainnya yakni Thomas Muller dan Werner.
Lini serang Jerman pun tampaknya akan menjadi PR baru bagi Hansi Flick dalam membangun skuatnya pada tahun-tahun mendatang.
Ketiga, kecendurungan Jerman untuk kebobolan gol dari serangan balik menjadi formasi skema tiga bek.
Kebiasaan lama Jerman kebobolan gol melawan serangan balik kembali terjadi di Euro 2021.
Mantan juara dunia tersebut tercatat harus kebobolan gol dengan cara yang sama kala berhadapan dengan Portugal dan Hungaria di babak penyisihan grup.
Jerman yang sangat bergantung pada Mats Hummels dalam mengawal lini pertahanan tim harus membayar mahal potensi rasio kebobolan tinggi selama Euro 2021.
Catatan kebobolan enam gol bukanlah hal yang bagus bagi Jerman yang berstatus sebagai raja turnamen.
Itulah tiga alasan Jerman bisa gagal meraih prestasi terbaik karena harus tersingkir di babak 16 besar Euro 2021.
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)