News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Euro 2020

Alasan Kegagalan Jerman Berprestasi di Euro 2021: Eksploitasi Sayap hingga Rawan Serangan Balik

Penulis: Dwi Setiawan
Editor: Gigih
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

starting XI Jerman; (kiri atas) Kiper Jerman Manuel Neuer, gelandang Jerman Toni Kroos, bek Jerman Antonio Ruediger, bek Jerman Mats Hummels, bek Jerman Matthias Ginter dan penyerang Jerman Kai Havertz (kiri bawah) Gelandang Jerman Joshua Kimmich, penyerang Jerman Thomas Mueller, gelandang Jerman Serge Gnabry, gelandang Jerman Ilkay Gundogan dan bek Jerman Robin Gosens selama pertandingan sepak bola Grup F UEFA EURO 2020 antara Prancis dan Jerman di Allianz Arena di Munich pada 15 Juni 2021.

TRIBUNNEWS.COM - Timnas Jerman harus mengubur impiannya untuk bisa melangkah lebih jauh dalam gelaran Euro 2021.

Pasukan Joachim Loew terhenti langkahnya di tangan Inggris, tepat di babak 16 besar Euro 2021.

Kepastian tersingkirnya Jerman didapatkan setelah menelan kekalahan melawan Inggris di Stadion Wembley, Rabu (30/6/2021) kemarin.

Kekalahan dua gol tanpa balas membuat Jerman harus angkat koper lebih awal dalam ajang Euro edisi kali ini.

Gol dari Raheem Sterling dan Harry Kane menjadi biang kerok utama kegagalan Jerman melangkah ke perempat final Euro 2021.

Baca juga: Mengulas Sepak Terjang Jerman Usai Kenangan Pahit di Euro 2021, Era Baru Bersama Hansi Flick

Baca juga: Tersingkirnya Jerman di Euro 2021, Penipuan Joachim Loew dan Beban Hansi Flick

Reaksi pelatih Jerman Joachim Loew selama pertandingan sepak bola babak 16 besar UEFA EURO 2020 antara Inggris dan Jerman di Stadion Wembley di London pada 29 Juni 2021. (ANDY RAIN / POOL / AFP)

Joachim Loew pun gagal mendapatkan kado terindah pada akhir masa jabatannya setelah 15 tahun menangani Jerman.

Kegagalan Jerman dalam meraih prestasi terbaik dalam ajang Euro 2021 tampaknya disebabkan oleh beberapa faktor.

Berikut ini tiga faktor utama yang menyebabkan Jerman gagal berprestasi di Euro 2021, dilansir Sportskeeda:

Pertama, ketergantungan berlebihan pada bek sayap untuk melancarkan serangan

Salah satu sisi menarik yang diusung Jerman dalam ajang Euro kali ini perihak skema formasi yang dimainkan Joachim Loew.

Joachim Loew secara tak terduga mengandalkan formasi mutlak dengans skema tiga bek.

Formasi 3-4-2-1 pun menjadi strategi pelatih asli Jerman itu dalam ajang Euro 2021.

Gelandang Jerman Joshua Kimmich (kiri) dan penyerang Jerman Thomas Mueller bereaksi atas kekalahan mereka dalam pertandingan sepak bola babak 16 besar UEFA EURO 2020 antara Inggris dan Jerman di Stadion Wembley di London pada 29 Juni 2021. (JUSTIN TALLIS / POOL / AFP)

Dengan formasi tersebut, keberadaan dua wingback dalam membantu pertahanan sekaligus serangan terlihat dioptimalkan Joachim Loew.

Sosok Joshua Kimmich dan Robin Gosens terlihat menjadi dua pemain yang tergantikan di posisinya tersebut.

Meskipun keduanya mampu tampil baik selama babak penyisihan grup, baik Kimmich dan Gosens akhirnya terisolasi dalam laga melawan Inggris.

Baca juga: Makna Laga Belgia vs Italia: Duel Penentu Arah Perburuan Gelar Juara Euro 2021

Baca juga: Tersingkirnya Jerman di Euro 2021, Penipuan Joachim Loew dan Beban Hansi Flick

Misal, Kimmich sendiri sebenarnya mampu tampil bagus hanya saja kurang optimal memberikan dampak yang bertahan lama dalam permainan.

Alhasil sisi sayap penyerangan Jerman terlihat kurang tajam sehingga ancaman serius yang kerap ditimbulkan Kimmich berhasil diminimalisir.

Begitu pula dengan Gosens yang biasanya sering menusuk lewat pergerakan cepatnya juga dipaksa lebih banyak membantu pertahanan.

Alhasil terisolasinya dua pemain yang selama ini jadi senjata rahasia dari lini kedua membuat Jerman tidak terlalu mengekang pertahanan Inggris.

Kiper Timnas Inggris, Jordan Pickford saat menyelamatkan gawangnya lewat tepisan kaki dari tendangan striker Jerman, Timo Werner dalam laga fase gugur babak 16 besar EURO 2020 di Stadion Wembley, Selasa (29/6/2020) malam. (tangkap layar/LiverpoolEcho)

Kedua, sorotan tertuju ketika Joachim Loew lebih memilih memainkan Timo Werner ketimbang Serge Gnabry sebagai starter.

Jika melihat keterampilan bermain, Gnabry dipandang lebih tepat untuk dimainkan sejak menit pertama laga.

Hanya saja mungkin, keputusan Loew lebih memilih Werner lantaran sang pemain sudah cukup paham gaya permainan Inggris.

Baca juga: Kejutan Swiss di Euro 2021, Kecerdasan Petkovic dan Kekompakan Jadi Kunci

Tak hanya itu saja, Werner juga memiliki keunggulan dalam hal kecepatan dalam menemukan ruang kosong di lini tengah lawan.

Terlepas dari hal itu, penampilan penyerangan Jerman tergolong sangat mengecewakan.

Apalagi dua peluang emas yang didapatkan Jerman gagal dikonversikan oleh pemainnya yakni Thomas Muller dan Werner.

Lini serang Jerman pun tampaknya akan menjadi PR baru bagi Hansi Flick dalam membangun skuatnya pada tahun-tahun mendatang.

Bek Prancis Lucas Hernandez (kanan) merayakan setelah bek Jerman Mats Hummels (tengah) membelokkan bola ke gawangnya sendiri selama pertandingan sepak bola Grup F UEFA EURO 2020 antara Prancis dan Jerman di Allianz Arena di Munich pada 15 Juni 2021. (ALEXANDER HASSENSTEIN / KOLAM RENANG / AFP)

Ketiga, kecendurungan Jerman untuk kebobolan gol dari serangan balik menjadi formasi skema tiga bek.

Kebiasaan lama Jerman kebobolan gol melawan serangan balik kembali terjadi di Euro 2021.

Mantan juara dunia tersebut tercatat harus kebobolan gol dengan cara yang sama kala berhadapan dengan Portugal dan Hungaria di babak penyisihan grup.

Jerman yang sangat bergantung pada Mats Hummels dalam mengawal lini pertahanan tim harus membayar mahal potensi rasio kebobolan tinggi selama Euro 2021.

Catatan kebobolan enam gol bukanlah hal yang bagus bagi Jerman yang berstatus sebagai raja turnamen.

Itulah tiga alasan Jerman bisa gagal meraih prestasi terbaik karena harus tersingkir di babak 16 besar Euro 2021.

(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini