TRIBUNNEWS.COM - Andriy Shevchenko, pelatih Ukraina yang memiliki kisah menarik ke Euro 2021 usai kegagalan di ranah politik.
Mantan pesepak bola timnas Ukraina dan AC Milan itu gantung sepatu pada Juni 2012.
Klub terakhir yang dia bela adalah Dynamo Kyiv.
Sebelum memutuskan gantung sepatu, pemain yang kerap disapa Sheva itu sempat membela timnas Ukraina dan lawan yang dihadapi adalah Swedia, lawan di babak 16 besar Euro 2021 lalu.
Kala itu Sheva berhasil membawa Ukraina menang 2-1 atas Swedia.
Hasil identik yang dia berikan ketika menjabat sebagai pelatih pada masa ini, Euro 2021, sebuah dua peristiwa bersejarah dalam sepak bola Ukraina memiliki Andriy Shevchenko.
Baca juga: Line-up Ukraina vs Inggris Euro 2021 - Kejutan Southgate, Jadon Sancho Starter? Live RCTI Malam Ini
Pensiun 2012 dan Kegagalan Politik
Setelah memutuskan pensiun dari ranah sepak bola, ternyata Shevchenko banting stir ke ranah politik, dalam laporan Goal Internasional.
Sheva bergabung dan sempat merasakan pesta politik di Ukraina.
Tapi kepopuleran namanya di dunia sepakbola tak cukup mampu mengangkat dirinya mendapat suara dari warga Ukraina.
Dia hanya memperoleh 1,58 persen suara nasional dalam pemilihan umum yang diadakan pada Oktober 2012.
Hal itu membuat dirinya gagal mengamankan kursi di parlemen dan membuat akhir cerita dari politik Sheva.
2015 Awal dijajaran Pelatih Timnas Ukraina
Andriy Shevchenko bukan pelatih berpengalaman, dia masih sangat minim tentang itu.
Tetapi pada 2015 dia mendapat kepercayaan melatih timnas.
Saat itu Ukraina lolos Piala Eropa atau Euro 2016 di Prancis setelah mengalahkan Slovenia 3-1 pada play-off.
Namun, Asosiasi Sepak Bola Ukraina (UAF) berada dalam dilema cukup sulit.
Kontrak tim pelatih bakal berakhir pada akhir tahun 2015, dan di tengah ketidakpastian, Mykhailo Fomenko yang menjabat pelatih kepala dikabarkan tidak memperpanjang kontraknya.
UAF menunjuk Shevchenko seketika lengsernya Fomenko.
Komentator sepakbola tersohor di Ukraina, Viktor Vatsko sempat mengingatkan UAF kala itu, ini langkah yang sangat berisiko, dengan menunjuk Sheva sebagai pelatih.
"Dengan segala hormat untuk Shevchenko sebagai pesepakbola, ini akan menjadi langkah berisiko bagi UAF," kata Viktor.
"Kita semua mengerti bahwa ini adalah posisi yang sangat prestisius dan penting, jadi mempercayakannya kepada seseorang yang bahkan tidak bekerja sehari pun sebagi pelatih adalah hal yang tidak masuk akal," jelasnya.
Pada akhirnya, UAF memperpanjang kontrak Fomenko, tetapi Sheva berada dalam tim ruang ganti, dan pada 2016 dia naik sebagai asisten pelatih menggantikan Oleksandr Zavarov.
Baca juga: Live Streaming Euro 2020 Hari Ini Ceko Vs Denmark, Ukraina Vs Inggris, Cara Nonton Mola TV di Sini
2016 - Euro Prancis Gagal Total
Pada edisi Euro 2016, Ukraina gagal total dalam babak penyisihan grup.
Tim asuhan Fomenko menelan 3 kekalahan dan menjadi juru kunci, dari Jerman, Irlandia Utara, dan Polandia.
Mirisnya, tak satu gol pun yang berhasil mereka ciptakan.
Penampilan yang memalukan itu membuat semua jajaran pelatih Ukraina angkat kaki, terkecuali Shevchenko.
Dia percaya diri membangun tim yang baru.
Tantangan Shevchenko
Tak mudah bagi Shevchenko untuk membangun kembali skuad yang gagal total dalam gelaran pesta Eropa empat tahunan itu.
Masalah terbesarnya adalah kesenjangan di ruang ganti.
Dalam skuad timnas terdiri dari pemain lokal Dynamo Kyiv dan Shakhtar Donetsk. Ada pemain di antara mereka yang terlibat perkelahian sebelum Euro 2016.
Tapi di bawah Sheva, perlahan masalah itu bisa diatasi.
Momen paling berkesan adalah pada ajang UEFA Nations League 2019, sehari sebelum melawan Spanyol.
Ada pemain Ukraina yang menganggap lucu instruksi Shevchenko, dan pemain tersebut tertawa.
Tetapi Sheva menganggap itu tidak lucu, dan bagi siapa pun menurutnya.
"Jangan tertawa! itu tidak lucu. Itu tidak lucu bagiku. Dan itu tidak akan lucu bagi siapa pun besok," tegas pemain yang berhasil mengantarkan trofi Liga Champions untuk AC Milan itu.
Keesokan harinya, Ukraina berhasil mengalahkan Spanyol dengan skor tipis 1-0.
Siapa sangka, Shevchenko yang tidak memiliki pengalaman justri memanggil orang-orang hebat untuk berada di sekitarnya.
Ada nama legenda AC Milan Mauro Tassotti (asisten pelatih), orang kepercayaan kedua Maurizio Sarri, Luigi Nocentini, dan Andrea Azzalin, pelatih fisik Leicester City saat memenangkan Liga Inggris tahun 2016.
Penampilan Ukraina
Proses menentukan hasil, Ukraina di bawah asuhan Sheva sempat merasakan kekalahan memalukan saat melawan Malta pada laga uji coba yang berakhir dengan skor 1-0.
Itu adalah hasil paling memalukan dalam sejarah sepakbola Ukraina, dalam klaim Goal Internasional
Mereka juga gagal lolos ke Piala Dunia 2018.
Tapi yang cukup membanggakan adalah memuncaki klasemen UEFA Nations League 2018/2019, bahkan mereka finis di atas juara bertahan Euro, Portugal dengan selisih 4 angka.
Hasil itu yang membuat tim asuhan Andriy Shevchenko melaju ke Euro 2020.
Dalam gelaran Euro 2020, khususnya di babak penyisihan gru, di awal mereka harus menghadapi Belanda, kandidat juara edisi ini.
Yaremchuk dan kolega bahkan sempat tertinggal dua gol sebelum mereka berhasil menyamakan kedudukan.
Tapi keberuntungan belum memihak karena Belanda berhasil menambah satu gol untuk memastikan kemenangan.
Pada laga berikutnya, Sheva dan anak asuhnya kembali meraih hasil pahit setelah dikalahkan Austria 1-0.
Asa untuk melaju ke 16 besar pun berkurang. Tetapi mereka berhasil meraih kemenangan di laga ketiga melawan Makedonia Utara dan melaju sebagai peringkat 3 terbaik.
Di babak 16 besar, Swedia yang menguasai grup E, yang berhasil menahan imbang Spanyol, sukses dikalahkan dengan skor 2-1.
Kemenangan itu diraih pada menit-menit akhir tambahan waktu kedua.
Dan kini lawan yang bakal dihadapi Ukraina pada babak delapan besar Euro 2021 ada Inggris.
Tim favorit juara dengan segala kesempurnaan yang mereka miliki dari sisi pemain.
Bisakah Shevchenko membawa Yarmolenko dan kolega untuk mengalahkan Inggris?
Berita terkait Euro 2021
(Tribunnews.com/Sina)