TRIBUNNEWS.COM - Jose Mourinho melayangkan sebuah sindiran tajam dalam sesi perkenalan diri sebagai pelatih baru AS Roma, Sabtu (3/7/2021).
Salah satu bahan sindiran yang disinggung Mourinho perihal pengalaman ekstremnya menangani Tottenham Hotspur pada musim lalu.
Pelatih berjuluk The Special One itu menyindir pengalaman tak biasa yang ia dapatkan selama membesut tim asal London tersebut.
Mourinho mengaku merasakan sesuatu yang aneh dimana ia mampu membawa timnya lolos ke partai final sebuah turnamen.
Hanya saja ia tidak memiliki sedikitpun kesempatan untuk mendampingi anak asuhnya dalam final tersebut lantaran sudah dipecat.
Baca juga: Susul Fikayo Tomori ke AC Milan, Penyerang Timnas Prancis Ini Minta Chelsea Tak Ingkar Janji
Baca juga: AC Milan Rawan Bikin Blunder Fatal demi Bisa Balik Modal, Leao dan Hauge Justru Jadi Korban
Hal itu diakuinya sebagai pengalaman yang ekstrem selama Mourinho berstatus sebagai pelatih profesional.
"Saya telah banyak berkembang, setelah Italia saya pernah pergi ke Real Madrid lalu mewujudkan impian menang di Italia, Inggris, dan Spanyol," ujar Mourinho dilansir Tuttomercato.
"Kemudian saya kembali ke Inggris karena disana ada keluarga saya dan disanalah saya ingin kembali,".
"Bahkan saya memiliki pengalaman ekstrem membawa tim melaju final dan kemudian tidak bermain di final,".
"Itu sesuatu yang saya pikir tidak akan pernah terjadi dalam karier saja, tapi ternyata bisa terjadi," sesal Mourinho.
Baca juga: AC Milan Butuh Pengganti Sempurna Calhanoglu, Rossoneri Wajib Boyong Andalan RB Leipzig
Apa yang disampaikan Mourinho itu berkaca dari pengalaman pahitnya ketika didepak Tottenham Hotspur jelang laga Final Piala Carling.
Pemecatan Mourinho dirilis pihak klub asal London Utara itu melalui laman resminya tepatnya pada hari Senin, 20 April 2021 lalu.
Pemecatan Mourinho tentu sangatlah mengejutkan mengingat Spurs akan melakoni laga penting melawan Manchester City di partai final Carabao Cup, akhir pekan ini.
Jika menilisik perkembangan performa Spurs dibawah asuhan Jose Mourinho, catatan pelatih berjuluk The Special One tersebut memang tidaklah terlalu menawan.
Selama membesut Spurs, Mourinho telah menelan 24 kekalahan dari 86 laga yang telah dilakoni.
Selama kurang lebih 1,5 tahun memang Mourinho belum bisa memberikan dampak instant berupa trofi juara kepada Spurs.
Baca juga: Kisah Penolakan Marco Verratti kepada AC Milan Gegara Ikut Turnamen Sekolah
Dampak pemecatan tersebut juga membuat Spurs secara tidak langsung memberikan noda hitam terhadap prestasi yang selama ini ditorehkan Mourinho.
Selama melatih klub, Mourinho tercatat selalu memberikan trofi terhadap tim manapun yang pernah ia besut.
Sebagaima misal ketika Porto mencetak prestasi luar biasa bersama Porto pada masa awal kepelatihannya.
FC Porto (2002-2004) pernah dibawanya menjuarai Piala Portugal (2003), Piala Super Portugal (2003) dan Liga Champions (2004).
Kemudian Chelsea (2004-2007) diantar Mou merai Piala FA (2007), Piala Liga (2005, 2007, 2015).
Bersama Mourinho, Inter Milan (2008-2010) mendapatkan trofi Coppa Italia (2010) dan Liga Champions (2010).
Di Real Madrid (2010-2013), Mourinho gagal menjuarai Liga Champions, tetapi tetap mampu memberikan trofi Copa del Rey (2011).
Untuk Manchester United (2016-2018), Mou mempersembahkan trofi Piala Liga (2017) dan Liga Europa (2017).
Alhasil pemecatan Mourinho membuat sang pelatih untuk pertama kalinya gagal memberikan trofi kepada tim yang ia bela.
Berita terkait lainnya tentang Liga Italia
(Tribunnews.com/Dwi Setiawan)