TRIBUNNEWS.COM - Publik sepakbola tanah air dikejutkan oleh keputusan Persipura Jayapura mencoret dua pemain seniornya, Boaz Solossa dan Yustinus Pae.
Keputusan ini terhitung mengejutkan lantaran Boaz dan Tinus, merupakan dua pemain senior yang punya banyak jasa bagi prestasi tim.
Boaz Solossa lebih-lebih. Dia adalah seorang legenda bagi Tim Mutiara Hitam dengan seabrek torehan prestasi bersama klub tersebut.
Namun, manajemen menyebut ada alasan yang tidak bisa ditolerir atas aksi kedua pemain tersebut.
Ketua Umum Persipura, Benhur Tomi Mano, dalam penjelasannya yang diunggah akun instagram Persipura menjelaskan, manajemen sejatinya sangat menghargai dan menyayangi kedua pemain tersebut sebagai bagian tak terpisahkan dari tim.
Baca juga: Boaz Solossa Sanggupi Tawaran Rans Cilegon FC Sebelum Menghilang dari Skuat Persipura
Namun, tindak indispliner yang mereka lakukan, dari penjelasan tersebut, berlangsung terus-menerus.
Hal yang menjadi catatan manajemen, tulis penjelasan tersebut, tindak indisipliner itu dilakukan tak lama setelah klub menjatuhkan sanksi terhadap pemain lain.
"Ini yang membuat kami sangat kecewa, baru saja kita coret pemain karena indisipliner, tiba-tiba mereka lakukan, apa maksudnya? Ini seperti menampar muka kami" tulis akun Persipura Papua 1963 merujuk pada keterangan Benhur.
Berikut penjelasan lengkap Manajemen Klub terkait pencoretan Boaz Solossa dari Persipura Jayapura:
Baca juga: Persipura Depak Boaz Solossa, Ini Kronologi Tindak Indisipliner Si Pemain
Verified
KETUA UMUM PERSIPURA, BENHUR TOMI MANO :
.
Pertama - tama saya mau sampaikan bahwa, secara pribadi kami tidak punya masalah apapun dengan Bochi maupun Tipa, mereka adalah anak-anak kami dan adik-adik kami, ini murni kebijakan manajemen dan masukan para pelatih, atas pelanggaran atau tindakan indisipliner.
.
Sebenarnya kami rencanakan meeting hari selasa besok, tetapi isu yang beredar makin melebar dan dipenuhi tuduhan-tuduhan tanpa dasar kepada manajemen, oleh karena itu kami berusaha percepat malam ini untuk penjelasan dan keputusan manajemen.
.
Kami juga putuskan untuk menyampaikan penjelasan dan keputusan ini ke publik karena sudah begitu banyak isu dan tuduhan yang berkembang di sosial media padahal manajemen belum bicara apapun.
Baca juga: Situasi Perpanjangan Kontrak Lionel Messi Makin Darurat di Barcelona, Pemain Lain Tolak Rencana Ini
.
Tidak ada satupun keputusan manajemen yang diambil hanya berdasarkan pemikiran satu atau dua orang saja, apalagi untuk kasus sebesar ini, kami sangat berhati - hati, keputusan kami memulangkan Bochi dan Tipa, adalah keputusan seluruh Manajemen dan masukan dari berbagai pihak yang terlibat langsung didalam tim, dan waktu itu kami meminta manejer, direktur utama dan pelatih untuk sampaikan keputusan itu kepada mereka berdua di Hotel Kartika Chandra Jakarta.
.
Kenapa saya menjawab tidak tahu soal itu saat ditanya wartawan, karena Manajemen juga sudah sepakat untuk tidak mengumbar hal ini ke media, banyak yang jadi pertimbangan kami saat itu, salah satunya status Bochi yang juga sebagai Duta PON, dan saat itu sedang ramai polemik terkait Icon PON, kami khawatir ada dampak lain kalau ini tersebar di media, sesungguhnya kami tidak mau publik mengetahui hal ini, karena ini bukan hal yang positif, kami tetap berusaha jaga nama baik mereka sebagai seorang profesional, biarlah ini menjadi konsumsi internal kami saja, kami hargai mereka berdua sebagai bagian penting dari sejarah dan prestasi tim ini.
Baca juga: Egy Maulana Vikri Dianggap Nol Besar di Lechia Gdansk, Follower IG Klub Menukik ke Setelan Pabrik
Apakah hal-hal indispiliner ini sudah sering terjadi? Ya benar, para pemain dan ofisial yang berada dan pernah berada di tim ini pasti tahu itu, silakan tanyakan saja kalau kami dianggap berbohong, hampir setiap tahun hal ini terjadi, berlangsung terus-menerus, dan kami selalu sabar serta mentolerir pelanggaran mereka itu, apakah kami tidak hargai mereka?
Kami terlalu sayang, terlalu hormat, dan terlalu menghargai mereka, sampai kami rela disindir oleh pihak lain karena dianggap 'terlalu lemah' sama mereka, tetapi kami tetap sabar dan itu karena kami hormati mereka, kami terus menunggu mereka berubah, banyak pemian muda kita yang jadikan mereka sebagai contoh, tapi hal itu terus berlanjut tidak ada perubahan, hanya karena rasa hormat dan begitu hargai mereka, kami sabar, sabar dan sabar, Tuhan Yang Maha Tahu segalanya, tetapi untuk kali ini bagi kami sudah kelewatan.
Baca juga: Boaz Solossa Sanggupi Tawaran Rans Cilegon FC Sebelum Menghilang dari Skuat Persipura
Dimulai dari kejadian di Kediri waktu pencoretan salah satu pemain muda dan sanksi kepada 2 pemain muda lainnya, saat itu Tim Pelatih memanggil 4 pemain senior (Boaz, Tinus, Ian, Ricardo) dan meminta tanggapan mereka terkait hal indisipliner tersebut, mereka berempat sepakat untuk sanksi atas pelanggaran indispliner.
Sayangnya baru beberapa hari kemudian mereka melakukan pelanggaran yang sama, bahkan sampai ujicoba melawan Persita, hal itu terjadi, ini yang membuat kami sangat kecewa, baru saja kita coret pemain karena indisipliner, tiba-tiba mereka lakukan, apa maksudnya?
Ini seperti menampar muka kami, manajemen seperti tidak dihargai sama sekali, dan hal lain yang kagetkan kami adalah selama ini rupanya ada upaya untuk mengajak pemain lain untuk terlibat, kan bisa mengganggu kondisi tim, ini juga sangat kita sayangkan.
Tawaran dari RANS Cilegon FC
Diberitakan, Boaz Solossa memang dikabarkan tak lagi muncul dalam pemusatan latihan Persipura Jayapura di Malang sejak akhir Juni lalu.
Selain Boaz Solossa, Persipura Jayapura bahkan juga kehilangan satu pemain senior lain, yaitu bek kanan Yustinus Pae.
Baca juga: Diwarnai Tangis Haru, Rachmawati Soekarnoputri Diangkat Jadi Ketua Dewan Pembina Persipura
Skuat Mutiara Hitam dihadapkan dengan agenda berat mengarungi Liga 1 2021 sekaligus menjadi wakil Indonesia di Piala AFC 2021.
Pelatih Persipura, Jacksen F Tiago, menyiratkan Boas dan Yustinus telah meninggalkan klub.
"No comment untuk itu," ucap Jacksen dikutip dari Tribun Papua (23/6/2021).
Baca juga: Dari Lord Atep Sampai Marc Klok, Ini Daftar Pemain yang Menyebrang Langsung dari Persija ke Persib
"Saya lebih baik fokus dengan pemain yang ada, karena mereka yang akan membawa arah tim ini," imbuhnya.
Boaz Solossa merupakan striker tajam yang memperkuat Persipura sejak 2004.
Striker yang kini berusia 35 tahun itu meraih tiga kali juara dan tiga kali menjadi top scorer Liga Super Indonesia bareng Persipura pada 2008/09, 2010/11, dan 2013.
Baca juga: Boaz Solossa Tak Terlihat di Latihan Persipura, Jacksen F Tiago: No Comment!
Sekitar dua bulan sebelum "menghilang" dari skuat Persipura, Boaz terungkap bertemu dengan duet pemilik dan manajer Rans Cilegon FC, Raffi Ahmad dan Hamka Hamzah.
Raffi Ahmad telah memoles Rans Cilegon FC menjadi tim yang siap berlaga di Liga 2 2021, dengan merekrut nama top seperti Patrich Wanggai dan Cristian Gonzales.
"Saya masih latihan dengan Persipura, tetapi ini izin datang ke Jakarta untuk jadi duta PON," ucap Boaz kepada Hamka saat itu (6/5/2021).
"Sangat senang adik-adik saya bisa dipanggil ke Rans Cilegon FC."
"Terutama ada Aa Raffi, apalagi, manajer Rans Cilegon FC (Hamka Hamzah) sangat berkelas," tuturnya.
Baca juga: Kali Ini Tak Bisa Bercanda, Kaesang Geram Persis Solo Dituding Dapat Sokongan Dana APBN
Hamka sempat merumput di Persipura pada 2010/11, juga pernah menjadi rekan setim Boaz di timnas Indonesia.
Saat ditanya Hamka mengenai peluang bergabung Rans Cilegon FC, Boaz tak ragu menjawab siap.
"Siap, apalagi manajernya Hamka, saudara saya sendiri," ujar Boaz.
Liga 1 dan Liga 2 2021 tengah menghadapi ketidakpastian jadwal seturut penundaan akibat pandemi Covid-19.
Baca juga: Fabrizio Romano Merespons Unggahan Gambar Lionel Messi Pakai Baju Bali United
Profil Boaz Solossa
Pada 16 Maret 2021 silam, Boaz Solossa merayakan hari ulang tahunnya yang ke-34.
Boaz merupakan satu di antara sekian banyak talenta hebat sepak bola Indonesia dari Papua.
Pada usia muda, pemilik nama lengkap Boaz Theofilius Erwin Solossa itu sudah bisa mencuri perhatian pencinta sepak bola Tanah Air lewat skill dan kemampuan olah bolanya.
Hingga kini berusia 34 tahun, segudang prestasi sudah dicatatkan oleh Bochi, sapaan akrab Boaz.
Ia sukses membawa Persipura Jayapura empat kali menjuarai Liga Indonesia.
Baca juga: Persipura Depak Boaz Solossa, Ini Kronologi Tindak Indisipliner Si Pemain
Pemain kidal itu juga berhasil meraih gelar top scorer Indonesia Super League (ISL) tiga kali.
Tak hanya berprestasi di atas lapangan, Boaz juga memiliki kisah inspiratif bagaimana ia mampu bangkit usai dihantam cedera parah tiga kali.
Awal karier Boaz Solossa Boaz Solossa lahir di Sorong, Papua Barat, pada 16 Maret 1986.
Dua saudara Boaz yakni Ortizan dan Nehemia juga merupakan pemain sepak bola.
Awal karier seorang Boaz Solossa terbilang unik lantaran ia sudah dipanggil timnas Indonesia meski belum melakukan debut profesional di level klub.
Pada 2004, Boaz tampil bagus bersama tim Papua pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XVI Palembang.
Ketika itu, Papua menjadi juara bersama tim Jawa Timur setelah kedua tim bermain imbang 3-3 pada partai final.
Baca juga: Boaz Solossa Sanggupi Tawaran Rans Cilegon FC Sebelum Menghilang dari Skuat Persipura
Penampilan apik Boaz di PON Palembang lantas menarik perhatian pelatih timnas Indonesia, Peter Withe, dan memanggilnya masuk ke skuad Garuda untuk Piala AFF (dulu Piala Tiger) 2004.
Pada turnamen sepak bola negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) itu, Boaz yang waktu itu baru berusia 18 tahun dan belum berstatus pemain profesional tampil menggila.
Sepanjang turnamen, Boaz berhasil membukukan empat gol dan membawa skuada Garuda melaju ke final.
Sayangnya, Indonesia dikalahkan Singapura pada partai puncak.
Seusai gelaran Piala AFF 2004, Boaz Solossa mendapatkan kontrak profesional di Persipura dan menggoreskan tinta emas bersama klub berjulukan Mutiara Hitam tersebut.
Baca juga: Situasi Perpanjangan Kontrak Lionel Messi Makin Darurat di Barcelona, Pemain Lain Tolak Rencana Ini
Prestasi gemilang bersama Persipura
Pada musim pertmanya berseragam Persipura Jayapura, Boaz Solossa langsung membawa Mutiara Hitam meraih gelar juara Liga Indonesia.
Persipura meraih gelar juara Liga Indonesia 2005 usai mengalahkan Persija Jakarta dengan skor 3-2 pada pertandingan final.
Pada laga puncak yang digelar di Stadion Gelora Bung Karno, Boaz turut menyumbang satu gol.
Ketika Liga Indonesia berubah menjadi Indonesia Super League atau ISL, Boaz kembali mengantarkan Persipura menjadi juara pada musim 2008-2009, 2010-2011, dan 2013.
Di level individu, Boaz tiga kali menjadi pencetak gol terbanyak ISL dan tiga kali pula dinobatkan sebagai pemain terbaik.
Pada 2017, nama Boaz Solossa masuk dalam daftar 50 Pesepak Bola terbaik Asia versi FourFourTwo.
Baca juga: Boaz Solossa Sanggupi Tawaran Rans Cilegon FC Sebelum Menghilang dari Skuat Persipura
Cedera dan kontroversi
Sepanjang kariernya hingga saat ini, Boaz Solossa tercatat tiga kali mengalami cedera parah.
Namun, seperti yang kita tahu, cedera tersebut tak menghentikan Boaz.
Cedera pertama dialami Boaz ketika membela timnas Indonesia pada Piala AFF 2004.
Pada leg pertama final kontra Singapura, Boaz tumbang usai mendapatkan tekel keras dari bek lawan, Bhaihaki Khaizan.
Cedera ini membuat Bochi tak bisa tampil pada leg kedua.
Tiga tahun berselang, tepatnya menjelang gelaran Piala Asia 2007 di Indonesia, Boaz Solossa kembali mengalami cedera.
Kali ini, cedera yang dialami Boaz bahkan jauh lebih parah.
Boaz dihantam cedera patah kaki ketika timnas Indonesia beruji coba melawan Hong Kong.
Akibat cedera ini, Boaz gagal membela Garuda pada Piala Asia 2007.
Cedera yang sama kembali ia dapatkan ketika ditekel oleh bek Persiwa Wamena, OK John, pada kompetisi ISL musim 2011-2012.
Meski cedera ini tak separah pada 2007, Boaz harus menepi selama empat bulan.
Selain cedera, Boaz Solossa juga sempat akrab dengan kontroversi.
Meski penampilannya di atas lapangan begitu memukau, Boaz pernah hampir dicoret oleh Peter Withe lantaran kedapatan mabuk.
Tak hanya itu, Boaz juga pernah dicap tidak memiliki rasa nasionalisme ketika menolak panggilan timnas Indonesia untuk Piala AFF 2010.
Namun, Boaz membantah anggapan itu.
"Apa yang terjadi (cedera parah) membuktikan saya akan selalu total kalau dipercaya bermain untuk timnas. Jangan pernah mengatakan saya tidak nasionalis," kata Boaz pada 2007.
Adapun, turnamen internasional teraktual yang diikuti Boaz Solossa adalah Piala AFF 2016, di mana saat itu ia didapuk sebagai kapten Tim Garuda.
Ketika itu, Indonesia berhasil melangkah hingga final meski awalnya sempat diragukan.
Sayangnya, penampilan heroik Boaz Solossa dkk dihentikan oleh Thailand pada laga puncak.
Hingga saat ini, Boaz Solossa telah mengoleksi 14 gol dari 48 penampilan bersama timnas Indonesia.
Ia menepati peringkat keenam, bersama Widodo Cahyono Putro, dalam daftar top skor sepanjang masa tim Garuda. (Tribun/Kompas/*)
Biodata Boaz Solossa
Nama lengkap: Boaz Theofilius Erwin Solossa
Tempat, tanggal lahir: Sorong, 16 Maret 1986
Tinggi badan: 171 cm
Posisi bermain: Penyerang
Klub saat ini: Persipura Jayapura
Nomor punggung: 86
Karier klub:
2004-sekarang - Persipura
2016 - Carsae (Timor Leste, pinjam)
Karier timnas:
2004-sekarang
Prestasi
- Juara Liga Indonesia 2005
- Juara Indonesia Super League (ISL) 2008-2009, 2010-2011, 2013
- Juara Indonesian Community Shield 2009
- Juara Inter Island Cup 2011
- Juara Indonesia Soccer Championship A 2016
Individu
- Top scorer PON 2004
- Top scorer ISL 2008-2009, 2010-2011, 2013
- Pemain Terbaik ISL 2008-2009, 2010-2011, 2013
- Pemain Terbaik ISC A 2016