TRIBUNNEWS.COM, LONDON- UNAI Simon kini sedang berusaha mengikuti jejak kiper legendaris Spanyol, Iker Casillas.
Casillas, yang kini sudah gantung sarung tangan, melejit di saat yang tepat ketika timnas Spanyol merajalela pada periode 2008, dan 2012.
La Furia Roja saat itu menjuarai Euro 2008, Piala Dunia 2010, dan Euro 2012, dengan Casillas berdiri kokoh di bawah mistar gawang.
Mantan Kiper Real Madrid ini dikenal dengan ketangguhannya terutama saat menahan penalti.
Dia dikenang lewat penyelamatan gemilang menepis tendangan penalti saat melawan Republik Irlandia di Piala Dunia 2002, yang jadi masa-masa awalnya di tim Matador.
Namun yang paling dikenal adalah saat menepis tendangan penyerang Paraguay, Oscar Cardozo di Piala Dunia 2010.
Di Euro 2012, Casillas juga menjadi pemain kunci untuk menghentikan langkah Portugal di semifinal.
BACA JUGA VIDEO Begini Ritual Messi Menyimpan Bola Sebelum Tendangan Bebas, Sangat Fokus Pada Bola dan Gawang
BACA JUGA Peluang Terbaik Messi Jadi Topskorer Copa America, Ini Daftar Topskorer 6 Copa America Sebelumnya
Kini, Unai Simon sedang meniti jalan untuk menjadi pahlawan Matador berikutnya.
Kepercayaan pelatih Luis Enrique kepada kiper Athletic Bilbao berusia 24 tahun ini sempat mengundang tanya mengingat ada pilihan lain yang sama kuatnya yakni David de Gea dari Manchester United, dan Robert Sanchez dari Brighton di bawah mistar gawang.
Simon sempat menjadi bahan ejekan gara-gara blundernya saat melawan Kroasia di babak 16 besar.
Ketika itu, dia gagal mengantisipasi umpan Pedri dari jarak jauh. Bola yang tadinya berusaha ditahan oleh kakinya, malah meluncur ke gawang sendiri. Blunder itu membuat tim Matador tertinggal 0-1.
Untungnya, Spanyol berhasil bangkit hingga laga berkesudahan 3-3. Dan Simon membayar dosanya dengan melakukan beberapa penyelamatan pada babak tambahan yang mencegah gawang Matador kebobolan, serta berbalik unggul 5-3.
Penyelamatan yang lebih heroik dilakukan di perempatfinal kontra Swiss saat laga berkesudahan 1-1, dan harus dilanjut ke adu penalti.
Dalam adu tos-tosan itu, Simon menepis dua penalti timnas Swiss untuk membantu La Furia Roja akhirnya menang 3-1. Sang kiper pun didapuk sebagai star of the match di laga tersebut.
Aksi heroik Simon mendapat apresiasi khusus dari pelatih Enrique.
"Sejak di pertandingan melawan Kroasia, Unai sudah memperlihatkan kualitasnya, tetapi saya merasa sangat bahagia karena melihatnya bisa menikmati pertandingan kontra Swiss dan jadi pahlawan kemenangan tim," ujar Enrique seperti dilansir Football Espana.
Melawan Italia dalam semifinal Euro 2020 di Stadion Wembley, London, Rabu (7/7) dini hari, Spanyol kembali berharap di antaranya pada kehandalan Simon. Mereka setidaknya sudah punya modal jika dihadapkan kembali pada situasi adu penalti.
"Kami harus menghadapi semifinal dengan bugar, percaya diri dan kepala tegak. Kami harus menjuarai Euro sekarang," ujar Simon seperti dikutip dari situs UEFA.
Di kubu Italia, kehadiran kiper muda bertalenta, Gianluigi Donnarumma di bawah mistar, seperti memberikan rasa aman, dan nyaman untuk para pemain. Jika Simon disebut penerus Casillas, maka Donnarumma tak lain adalah penerus kiper legendaris Italia, Gianluigi Buffon
“Dalam usianya yang masih sangat muda, Gigio telah menjadi seorang pemimpin yang tenang di lini belakang. Dia memberi semua orang rasa aman. Ia adalah orang yang memberi perasaan keandalan yang lebih besar," kata mantan kiper Italia, Walter Zenga memuji.
Sukses Azzurri ke semifinal juga tak lepas dari kehandalan kiper berusia 22 tahun yang musim depan bergabung Paris Saint Germain ini. Dari lima laga, Italia baru kebobolan dua gol, dengan satu di antaranya lahir dari titik putih.
Tiga laga pertama dilalui dengan clean sheet di penyisihan grup. Penampilan paling impresif Donnarumma terlihat saat Italia menggebuk favorit juara, Belgia 2-1 di perempatfinal.
Di laga itu, Donnarumma menghalau dua tembakan tepat sasaran Belgia. Jika kipernya bukan Donnarumma, mungkin nasib Italia akan berbeda.
Duel Italia kontra Spanyol dalam semifinal Euro 2020 di Stadion Wembley, London, Rabu (7/7) dini hari nanti akan sangat ditentukan oleh kualitas para gelandangnya.
Siapa gelandang yang menang dalam pertempuran itu, dialah yang akan membawa kemenangan untuk timnya.
Pertandingan ini akan disiarkan langsung RCTI+, mola.tv, Mola TV, MNC Soccer Channel, Mola TV App pada Rabu (7/7) Pukul 02.00 WIB.
Duo gelandang Italia, Jorginho, dan Marco Verratti selama ini menjadi mesin tempur yang menggerakkan Azzurri untuk sampai ke empat besar.
Rekor Italia pun sangat menggetarkan dengan tak terkalahkan dalam 32 laga terakhir --15 di antaranya di Euro 2020. Skuat asuhan Roberto Mancini ini juga mengemas 13 kemenangan beruntun.
Pasangan ini menunjukkan kinerja yang menginspirasi, dan mengendalikan tim dari lini tengah. Kemampuan passing, dan penguasaan bola mereka yang mumpuni membantu Italia mendominasi penguasaan bola, dan mengerahkan kendali mereka sejak awal. (Tribunnews/den)
PERKIRAAN PEMAIN
Italia (4-3-3): Gianluigi Donnarumma; Emerson Palmieri, Giorgio Chiellini, Leonardo Bonucci, Giovanni Di Lorenzo; Jorginho, Manuel Locatelli, Nicolo Barella; Federico Chiesa, Lorenzo Insigne, Ciro Immobile
Spanyol (4-3-3): Unai Simon; Jordi Alba, Aymeric Laporte, Eric Garcia, Cesar Azpilicueta; Sergio Busquets, Koke, Pedri; Dani Olmo, Ferran Torres, Alvaro Morata