TRIBUNNEWS.COM - Kamera pertandingan Inggris vs Denmark bergetar, gol Harry Kane melalui titik putih, membawa Inggris selangkah ke Final Euro 2021.
Mundur dua laga sebelumnya, kejadian serupa terjadi ketika sundulan Harry Kane, mengoyak jalan Manuel Neuer di bawah mistar.
Dan sama seperti kedua laga tersebut, Gareth Southgate tetap tenang meskipun ekspresi wajah tidak bisa berbohong, bahwa Southgate menikmati kemenangan itu.
Baca juga: Titik 12 Pas Antar Tim Bersinar di Euro 2021, Hadiah untuk Italia dan Inggris
Baca juga: Menanti 55 Tahun, Inggris ke Final EURO 2020 Berkat Tiga Keputusan Jitu Gareth Southgate
Wembley seolah menjadi rumah sesungguhnya bagi Inggris, setelah renovasi besar di awal tahun 2000.
Dan tidak secara kebetulan, laga perpisahan sebelum renovasi Wembley adalah Inggris menghadapi Jerman.
Kala itu, Kevin Keegan membuat perubahan radikal dengan memasang Southgate sebagai gelandang bertahan, Inggris kalah 1-0 melalui sepakan bebas Dietmar Hamman.
Wembley setelah tahun 1966, tidak begitu ramah bagi Inggris,namun semua berubah setelah renovasi tersebut selesai.
Wembley lama, bukanlah Stadion yang nyaman, fasilitas seperti toilet dan lapangan parkir tidak mumpuni.
Pun dengan pilar-pilar yang ada di sepanjang Stadion, membuat penonton tidak nyaman menyaksikan laga.
Soal lokasi, bagi anda pembaca Garden City of Tomorrow, kritik dilontarkan mengenai lokasi Wembley yang berada di wilayah sub urban yang kumuh di Barat London.
Sempat ada dua alternatif untuk Wembley, menghilangkan Wambley secara total, dan menjadi Millennium Stadium Cardiff sebagai kandang Inggris, atau membangun Stadion baru di Birmingham, sebelah National Exhibition Centre.
Namun, FA bersikukuh mempertahankan Wembley, renovasi dimulai musim panas 2000 dan baru selesai musim gugur 2007.
Meskipun telah selesai, Wembley tidak serta merta menjadi tempat yang ramah bagi Timnas Inggris.
Three Lions menang dalam uji coba menghadapi Israel, imbang menghadapi Brasil dan kalah kala bersua Jerman, namun memori paling kelam adalah satu tahun setelah Wembley diresmikan.
Steve McClaren membawa Inggris tumbang 2-3 dari Kroasia di Wembley, dan membuat Inggris gagal lolos kualifikasi Euro 2008.
Ini merupakan titik rendah Inggri sejak gagal lolos ke Piala Dunia 1994.
Wembley dibangun secara spesifik untuk menghelat turnamen akbar kelas dunia, namun ironisnya, tidak begitu disukai oleh Inggris.
Baca juga: Italia ke Final Euro 2021, Keberanian Bermain Menyerang, Taktik Roberto Mancini & Filosofi CARPI
FA sempat secara serius menjual Wembley, kepada Shahid Khan, pemilik dari Fulham yang ingin berpindah kandang yang lebih besar dari Craven Cottage.
Selain itu, ada nama klub NFL, Jacksonville Jaguars yang selalu bermain beberapa kali dalam semusim, sempat dikabarkan tertarik, harga Wembley saat itu 600 Juta Poundsterling.
Namun semua berubah drastis.
Euro 2021 adalah alasannya, Inggris bermain enam laga di Wembley, meskipun bukan turnamen dengan tuan rumah tunggal, Wembley menggelar laga terbanyak.
“Saya hanya berpikir itu adalah sore yang cerah,” kata Southgate setelah kemenangan atas Jerman pekan lalu.
“Kami berbicara tentang membawa kesenangan bagi bangsa dan sore hari seperti itulah intinya. Para pemain benar-benar hebat melalui tim.
Para penggemar juga demikia, Hanya 40.000 tapi suasananya sebagus yang bisa saya ingat di Wembley.” lanjut Southgate.
Wembley seolah kembali menjadi rumah yang nyaman bagi Inggris, sepak bola seolah lahir dari daerah pinggir London yang kumuh dan penuh kriminalitas.
Pendukung, meminjam istilah yang lebih cocok untuk Euro 96, stadion dipenuhi oleh orang-orang yang tidak diizinkan untuk menghadiri pertandingan selama lebih dari setahun.
Ketika tiket untuk laga Inggris vs Jerman dijual supporter rela menunggu berjam-jam untuk mendapatkannya secara daring.
Permintaan signifikan, dan orang-orang membayar harga yang mahal untuk kursi "normal".
Wembley seolah bukan hanya menjadi lapangan untuk menggelar laga, namun lebih dari itu, Wembley adalah tempat wisata, bersama keluarga, merasakan ketegangan dan adrenalin melihat Inggris di Euro 2021.
Dan supporter sampai di sana lebih awal, sebagian karena mereka diberi waktu kedatangan lebih awal karena aturan social distancing, sebagian karena mereka enggan naik kereta atau trem yang penuh sesak.
Suasana terus terbangun dalam beberapa jam menjelang kick-off.
Sekarang Wembley, untuk pertama kalinya dalam bentuknya yang modern, menjadi tujuan yang tepat.
Wembley baru tidak terasa seperti rumah turnamen internasional biasa.
Itu, untuk pertama kalinya, terasa seperti rumah Inggris.
Dan Inggris menjawabnya dengan hasil yang heroik, kemenangan atas Jerman adalah sesuatu yang akan dikenang semua pendukung Inggris.
Kini laga puncak mengahdapi Italia, adalah penutupnya, supporter Inggris tentu akan memberikan teror terbaik mereka, sepanjang dibutuhkan.
Namun, di saat yang sama final nanti akan menjadi wisata yang menyenangkan bersama keluarga bagi para supporter Inggris.
(Tribunnews.com/Gigih)