TRIBUNNEWS.COM - Ketika Nicolo Barella digantikan oleh Bryan Cristanten, semuanya berubah menjadi mimpi buruk bagi Inggris.
Cristante menambah kekuatan fisik di lini tengah Italia, Rice-Phillips tidak lagi bisa mengandalkan kekuatan utamanya untuk menguasai lini tengah.
Dan ketika Cristante masuk, Insigne seolah bebas menusuk melewati duo Walker dan Trippier, bahkan memaksa Southgate mengubah formasinya.
Pergantian yang dilakukan Roberto Mancini, bukanlah semata masalah taktik, namun pemahaman statistik luar biasa yang diberikan oleh Antonio Gagliardi.
Baca juga: Italia Juara EURO 2020, Pangeran William ke Skuat Inggris: Tegakkan Kepala Kalian!
Baca juga: Bangkit dari Keterpurukan, Momentum Emas Sepak Bola Italia Kembali Bersinar
"Sepak bola bukan lagi masalah posisi tapi bagaimana fungsinya," adalah ucapan Antonio Gagliardi yang terkenal.
Gagliardi sangat dihormati di Italia, meskipun hanya asisten pelatih.
Roberto ManciniĀ mungkin baru menangani Italia selama 2 tahun, Antonio Gagliardi, sudah 10 tahun bekerja untuk FIGC.
Ia yang bertanggung jawab atas area analisis pertandingan, sebagai koordinator statistik.
Antonio Gagliardi adalah lulusan Universitas degli Studi di Padova, ia mengambil bidang kurikulum olahraga.
Lulus pada 2005, ia mendirikan Stats Bomb, yang menediakan jasa analisis bagi klub professional di Italia.
Keunggulan Antonio Gagliardi, adalah kegilaannya dengan analisis video, jangan heran jika ia bisa menghabiskan waktu seharian penuh tanpa keluar dari ruangan, hanya untuk menghitung secara rinci dan detail kekuatan lawan.
Antonio Gagliardi punya pendapat, bahwa dalam 90 menit, setidaknya pemain harus bisa bermain di 3 posisi di lapangan.
Itulah yang membuat Italia bermain sangat fluid sepanjang gelaran Euro 2021.
"Kegilaannya" tersebut membawa Antonio Gagliardi masuk ke dalam FIGC pada tahun 2008, saat itu Italia sedang dilatih oleh Roberto Donadoni.
Setelahnya, ia kemudian bergabung dengan OPTA sebagai analis pertandingan dan manajer, pada 2007 hingga 2010.
Di periode ini, Antonio Gagliardi diperebutkan antara Juventus dengan FIGC.
Agnelli selaku pemilik Juventus, sudah lama ingin memiliki ahli statistik dalam tim, dan nama Antonio Gagliardi yang ada di pikirannya.
Namun, tidak mudah memaksa Antonio Gagliardi, ia kalah cepat dari Maurizio Viscidi yang sudah memulai revolusinya setelah Italia kalah brutal dari Spanyol di Final Euro 2012.
Apalagi Antonio Gagliardi menjabat dua posisi penting di FIGC yakni, Coach Educator dan juga Head of Match Analysis.
Baca juga: Maurizio Viscidi, Kunci Taktik Menyerang Italia di Euro 2021, Kesayangan Sacchi & Penemu Del Piero
Baca juga: Tikitalia, Bawa Italia Juara Euro 2021, Buah Pikiran Mancini dan Pengganti Catenccio
Gagliardi, 37 tahun , dari Bassano del Grappa, juga bertanggung jawab atas kursus analisis pertandingan di Coverciano.
Hingga akhirnya, Antonio Gagliardi bergabung dengan staf Pirlo di Juventus sebagai asisten dan ahli taktik lapangan musim lalu, tidak lepas dari kemampuan lobby dari Agnelli kepada FIGC.
Ia juga didelegasikan untuk menjadi penghubung antara staf teknis dan staf analis, dipimpin oleh Riccardo Scirea.
Di timnas Mancini, analisis pertandingan akan ditangani oleh Simone Contran dan Marco Scarpa.
Trinitas Antonio Antonio Gagliardi-Simone Contran-Marco Scarpa, dibantu dengan video dari Gianni Vio, membawa Italia memperhitungkan semua hal detail.
Ketiganya bahkan menganalisis yang menjadi kunci Italia mematikan Sterling : Jika Sterling memulai gerakan ke kanan, maka dia akan melepaskan umpan bukan tendangan.
Atau, analisis bagaimana Declan Rice akan bergantian dengan Phillips menekan Jorginho atau Veratti, maka, Jorginho dan Veratti di babak kedua lebih mundur ke daerah pertahanan untuk membuat celah di lini tengah Inggris.
Semua statistik dan gambaran tersebut, adalah perhitungan jeli dari Antonio Gagliardi, dan sepantasnya, mendapatkan sorotan setelah Italia yang membawa gelar Juara Euro 2021.
(Tribunnews.com/Gigih)